Part 2

598 23 0
                                    

Alka memandang lekat bingkisan yang ia terima dari Zizi, ia masih ragu untuk membuka isi dari kotak tersebut. Hatinya pun sesekali bergumam dan bertanya-tanya dari siapakah gerangan bingkisan tersebut. Namun, untuk menghilangkan rasa penasarannya, ia pun segera membuka bingkisan tersebut dengan pelan. Satu persatu ia keluarkan benda-benda yang ada didalam kotak tersebut dan kemudian mengamatinya, hingga ia menemukan potongan-potongan kertas yang penuh dengan tulisan pada bagian dasar kotak.

Asslammualaikum Al. Kotak ini beserta isinya sengaja gue kasih sama lo, ya.. karena bagi gue udah gak ada yang perlu gue tutupi lagi dari lo. Itu ada diary-diary gue, kalo pengen buka gak apa-apa, kunci yang bergantungkan mainan anggur itu untuk kunci diary warna ungu. Nah kalo diary yang warna biru, kuncinya yang ada mainan gitarnya.
Itu juga ada foto-foto kita kemarin, artikel lo yang masih ketinggalan ditangan gue. Ada saputangan juga yang sengaja gue sulam dengan tangan gue sendiri, yah walaupun tidak sebagus yang dibuat oleh ahlinya. Satu huruf satu jam lho Al. Dan itu juga ada DVD yang berisi video, ntar kalo lo sempat dilihat ya videonya. Semua benda tersebut adalah kenangan tentang lo Al, gue udah gak sanggup buat nyimpan barang-barang itu lagi. Gue terlalu rapuh buat menjaganya. Kalo semua barang ini masih gue yang simpan, maka masih akan ada banyak hal yang bikin gue semakin mengingat lo dan gue gak bakal pernah bisa hapus perasaan gue sama lo. Gue gak mau ganggu ketenangan hidup lo dengan perasaan yang gue miliki ini.
Semua barang ini udah gue kasih sama lo, terserah lo Al mau lo apain semuanya. Jika ingin lo buang, gue minta tolong ya jangan didepan gue atau sampai gue tahu kalo lo buang semua barang ini. Tapi jika lo mau simpan, yah itu juga terserah lo, gue udah gak ada hak lagi. Tapi, masih ada satu benda lagi yang masih belum gue berikan sama lo. CINCIN, biarin gue nyimpan satu benda itu ya Al. Sampai kapanpun gue tetap bakal jadi temen lo Al. Wassalam..
Azura :)

Alka menghela napasnya setelah membaca potongan kertas tersebut dan kemudian kembali mengamati benda-benda tersebut.
"lo bilang mau lupain gue, tapi masih mau nyimpan satu benda yang masih ada hubungannya sama gue. Bentar, cincin? Cincin apa yang Zizi maksud?" Tanya Alka pada dirinya sendiri. Ia segera meraih ponselnya dan mengirim sebuah pesan singkat pada Zizi.

Astaga.. kenapa lo ngelakuin semua itu? Baru kali ini gue ktemu cwek kayak lo.
Delivered to : xxxx81291045

Kini giliran Zizi yang sedikit mengabaikan pesan dari Alka, sudah hampir dua jam lebih ia menunggu balasan pesan dari Zizi. namun, pada menit ke-13 dari dua jam penantiannya akhirnya Zizi menjawab pesannya.

Ngucap it Astaghfirullah bkn astaga. Emang gue ngapain?
Sender : xxxx81291045

Oke kalo lo gk mau ngaku tp itu trlalu bagus buat lo kasih sm gue. Boleh gue Tanya sesuatu?
Delivered to : xxxx81291045

Tanya Apa?
Sender : xxxx81291045

Disitu lo nulis cincin, cincin apa?
Delivered to : xxxx81291045

Kembali belum ada jawaban atas pertanyaan Alka, Alka kembali dibuat menunggu oleh Zizi. Sementara itu, Zizi yang membaca pesan terakhir yang dikirimkan oleh Alka merasa hatinya sedang ditusuk dengan pedang yang tajam karena pertanyaan yang dilontarkan oleh Alka. Alka lupa pada cincin itu. Gumam Zizi sedih.

Emang udah lo liat semua isi kotaknya?
Delivered to : xxxx53677008

Udah semua kecuali videonya yang belum gue liat.
Sender : xxxx53677008

Kalo gitu, lo bakalan mendapatkan jawaban ats pertanyaan lo tsb ktika lo udah liat isi dr video itu.
Delivered to : xxxx53677008

Oke.. kalo menurut lo begitu.
Sender : xxxx53677008

Boleh gue bilang sesuatu?
Delivered to : xxxx53677008

Boleh, lo mau bilang apa?
Sender : xxxx53677008

Thanks ya udah bilang semua itu bagus. 1 kata yg simple tp waw maknanya. Dan jawaban ats pertanyaan lo yg pertama, karena CINTA.
Delivered to : xxxx53677008

Oke. Tp jujur hadiah itu memang terlalu indah buat lo kasih sm gue, gue gk pantes buat nyimpan semua itu. Yg berhak mnyimpannya cm lo bkn gue.
Sender : xxxx53677008

Lo udah baca kn isi tulisan gue, disitu jg tertulis alasan gue kasih semuanya buat lo.
Delivered to : xxxx53677008

Makasih udah kasih gue semuanya.
Sender : xxxx53677008

Kembali kasih Al, semua itu limited edition gue gk pny copyannya. Jd gue serahin sm lo mau lo apain.
Delivered to : xxxx53677008

Maafin gue ya Zi, udah nyakitin lo. Maafin semuanya.
Sender : xxxx53677008

Lo gk salah kok Al, kalo lo gk bs bales perasaan gue itu bkn salah lo. Guenya aja yg trlalu berharap sm lo :)
Delivered to : xxxx53677008

Gue, minta maaf banget sm lo.
Sender : xxxx53677008

Setelah memandangi ponselnya yang masih tertera pesan yang ia terima dari Alka, Zizi mendekap ponselnya didadanya dan kemudian memejamkan matanya hingga tanpa ia sadari air matanya telah mengalir deras membasahi wajahnya.

Maaf, maaf, dan maaf. Bukan kata itu yang ingin gue dengar. Kalo lo gak punya perasaan yang sama dengan gue, apa salahnya lo katakan yang sejujurnya bukan minta maaf terus. Lebih sakit diginiin Al, daripada mendengar kejujuran lo yang mengatakan tidak. Jerit Zizi dihatinya.

***

"Eh Zi, rencananya lo mau lanjut ke universitas mana nih? Terus ambil studi apa?" Tanya Hesti penasaran.

Semua siswa kelas XII memang sudah sibuk memperbincangkan tentang Universitas dan Program Studi yang akan ditekuni ketika mereka semua telah lulus dari SMA Perwira. Menentukan hal tersebut juga bukanlah suatu hal yang mudah, karena banyak yang harus dipertimbangkan dalam mengambil keputusan yang terbilang juga menentukan masa depan seperti apa yang akan mereka ciptakan untuk kehidupan mereka kelak, disamping itu juga harus mendapat persetujuan dari orang tua selaku penanggung jawab untuk anaknya.

"masih bingung Hes, tapi kemungkinan gue ambil Hubungan Internasional UI nih." Jawab Zizi ragu.
"loh kok masih mungkin sih Zi? Emang lo masih belum yakin? Tapi jurusan yang ingin lo pilih bagus banget Zi, keren, di UI pula. Gue doain biar lo jebol deh." Seru Hesti mendukung.
"iya, tapi aku belum bicarain hal ini sama ayah dan bunda. Kalo mereka gak setuju gimana? Nah, lo ndiri gimana?" Tanya Zizi balik.
"gue mah mau ambil kedokteran UGM Zi. Gimana? Soalnya mama gue nyuruhnya kayak gitu, lagian ntar biar gue tinggal sama eyang gue yang di Yogya." Jelas Hesti
"bagus banget tuh Hes, berarti ntar kalo gue sakit terus berobat sama lo, gratis ya hahaa." Ledek Zizi.
"uuuu... dasar lo tuh ya." Jawab Hesti sambil menyenggol bahunya Zizi. Mereka pun tertawa sangat lepas dengan saling meledek satu sama lain.

Namun, disela tawa mereka lagi-lagi Vanya yang membuyarkannya dengan suaranya yang telah mencapai high volume.

"Zizi... gue mau tanya sama lo. Ini penting banget." Teriak Vanya.
"apaan sih Van, kebiasaan deh." Seru Hesti.
"Apa Alka punya pacar yang sekarang tinggalnya diluar kota?" Tanya Vanya penasaran.

Mendengar pertanyaan yang dilontarkan oleh Vanya membuat Zizi tersentak kaget karena Zizi sama sekali tidak mengetahui hal yang ditanyakan oleh Vanya, terlebih lagi perasaannya yang sudah hampir hancur berkeping-keping.

"gue.. gue.. gak tau sama sekali Van kalo dia punya pacar. Lo dengar darimana?" Tanya Zizi penasaran dan sedikit berharap bahwa itu hanyalah gossip belaka.
"gue dengar dari Leo Zi. Tadi dia nanyain lo pas dikantin, gue bilang lo dikelas terus dia langsung bilang kalo Alka itu punya pacar diluar kota." Jelas Vanya.
"lo gak percaya sama gue Zi? Apa yang gue bilang itu beneran Zi." Seru Leo yang tiba-tiba muncul dan menyelah pembicaraan mereka.
"gue gak bilang gak percaya sama lo, gue Cuma bingung aja. Emang lo tau darimana?" Tanya Zizi pada Leo yang telah berdiri dihadapannya.
"gue juga gak tau pastinya sih. Tapi kemarin gue gak sengaja dengar dia lagi telponan sama seseorang dan kayaknya orang itu orang yang special soalnya dia ngomongnya sambil senyum-senyum gitu terus gue juga gak sengaja kepoin inbox di HP Alka gue kira dia sms-an sama lo ternyata bukan, siapa ya nama tuh cewek lupa gue. Oh iya Indah, iya bener Indah. Gue Tanya siapa, dia bilang cewek gue." Jelas Leo.

Zizi terdiam membisu mendengar apa yang dikatakan oleh Leo, bibirnya seakan tidak dapat terbuka lagi untuk mengucapkan sepatah katapun.
"tuh kan Zi, gimana nih? Gimana kalo itu bener?" Ujar Vanya.
"iya ya Van lo bener juga. Zi.. lo gak apa-apa kan?" Tanya Hesti.
"nggak, gue gak papa kok. Udah gak usah lebai kali, lagian itu tu gak ada hubungannya sama sekali sama gue." Jawab Zizi.
"lo gak cemburu sama sekali Zi? Maaf ya gue bikin lo sakit hati." Ujar Leo.
"santai aja Leo, lagian bagus deh kalo emang dia punya pacar itu artinya gue gak bakalan digosipin lagi sama dia. Biar gue bisa hidup tenang." Seru Zizi.

Tanpa Zizi sadari ia telah melontarkan kalimat yang sangat berlawanan dengan perasaan hatinya, dan ia pun semakin terkejut ketika mendapati sosok Alka yang berlalu melewatinya dan teman-temannya yang tengah memperbincangkan Alka.

"Alka lewat tuh, kira-kira dia denger gak ya apa yang kita bicarain?" ujar Hesti. Zizi hanya mengangkat kedua bahunya menandakan bahwa ia tidak tahu apakah Alka mendengar pembicaraan mereka atau tidak.

Bersambung~~~

Indah Pada WaktunyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang