Part 3

588 25 0
                                    

"Al, lo liat gue bawa apaan?" teriak Indra mendekati Alka yang tengah sibuk membaca buku didalam kelasnya saat pelajaran kosong.

"apaan?" Tanya Alka.
"gue bawa selembar kertas, dan lo tau tulisan ini tulisan siapa? Zizi.. gue ngerampok dia saat dia lagi nulis dibawah pohon dibelakang perpustakaan tuh." Ujar Indra.
"gak baik nyamber punya orang." Seru Alka.
"oke gue emang salah, tapi loh harus tau apa isi tulisan ini." Alka hanya menggelengkan kepalanya tanpa menghiraukan perkataan Indra, ia pun terus melanjutkan bacaannya.
"Oke, gue bacaain ya kalo lo gak mau baca sendiri."

Aku terlanjur jatuh, bukan jatuh tetap dihatimu tapi jatuh dalam sakit dan dilema oleh hatimu.  Mengharapkan mu seperti ku berharap dapat memeluk gunung. Sikap yang penuh rahasia yang sama sekali tidak aku mengerti. Rasa yang sama sekali tidak aku mengerti, pertanyaan yang aku pun tidak tahu jawabannya sama sekali.

Alka menghela nafasnya mendengar Indra yang mulai membacakan isi dari tulisan tersebut tepat didepannya, bagaimana tidak? Tentu saja Alka merasa malu pada teman-temannya karena Indra membacakannya bukan dengan nada yang pelan melainkan dengan nada seolah sedang membacakan puisi didepan kelas.

Mendengar bahwa kini kau menanam benih pohon yang baru untuknya yang disana, membuatku benar-benar hancur.

"cieee... Alka. Zizi lagi sakit hati tuh." Seru salah satu teman sekelasnya. Indra kembali melanjutkan membaca tulisan tersebut dan terus mengikuti kemana langkah Alka. Setiap Alka berpindah tetap duduk, Indra pun selalu tepat berada disisinya.

Otak dan pikiranku memang percaya tapi mengapa hatiku tidak pernah bisa untuk percaya. Aku sudah memaksakan hatiku untuk percaya agar aku dapat berhenti mengharapkanmu. Untuk bertanya langsung, aku tidak punya keberanian tapi sebagian dari mereka mengatakan IYA dan sebagian lagi mengatakan TIDAK aku harus mempercayai yang mana ?

"percaya yang bilang iya aja." Sahut Iqbal dengan snack yang masih memenuhi mulutnya.

Menghapusmu ternyata tidak semudah ku membalik telapak tangan, tidak pernah perduli dengan apa yang telah kau lakukan padaku, sesakit apapun itu hatiku tetap memberi maaf padamu, tidak pernah bisa untuk membencimu.
Inikah yang namanya cinta pertama ?

"bener. Gila Al, lo itu cinta pertamanya Zizi. Sweet banget." Ledek Alvino, disusul tawa teman-temannya yang lain.

Jika memang tidak, katakanlah tidak agar aku dapat berhenti untuk berharap. Bukan kata maaf yang ingin ku dengar. Tapi jika memang iya, berikan aku alasan agar aku tetap dapat bertahan dalam menantimu.walaupun entah sampai kapan penantian itu aku tidak perduli. Mengapa aku bisa mencintaimu yang belum tentu mempunyai  perasaan yang serupa dengan ku ? sungguh aku tidak pernah tahu, bagaimanakah cintamu, bagaimanakah sayangmu. Terkadang kau lembut, kasar, membuat hati ini terus bertanya. Andainya aku yang kau dambakan mengapa hatiku ragu menilai semua ini. Aku mengharap kepastianmu katakan yang sejujurnya walaupun sakit yang akan kurasa.

"Lo sih Al, jangan jadi cowok yang PHP. Gue sih kalo jadi Zizi, mungkin kesabaran gue udah habis ngadepin cowok kayak lo. Lo gak boleh dong, mainin perasaan cewek seenak lo aja." Ujar Hesti yang tengah berdiri didepan pintu. 

Mendengar ucapan Hesti, Alka menghentikan melihat buku yang dipegangnya sejak tadi. Indra pun kembali melanjutkan baris terakhir dari tulisan itu.
Mungkinkah cinta itu buta ? butakah hatiku ? berkali-kali ku terluka masih juga ku menunggu. Kamu terlalu abu-abu bagiku.

Alka beranjak dari tempat duduknya meninggalkan ruang kelas tanpa mengatakan sepatah katapun.
"Hei Al lo mau kemana?" Tanya Indra. Tanpa menjawab pertanyaan Indra, Alka terus meneruskan langkahnya menjauhi mereka.
"Al, tunggu gue.." Indra pun menyusul langkah Alka dengan sedikit berlari kecil.
"Hei bro.. kok pergi gitu aja? Sorry deh gue udah bikin lo malu kayak tadi. Gue itu Cuma pengen bikin lo buka mata hati lo, dengerin kata hati lo. Gue yakin kalo lo itu beneran suka sama Zizi." lanjut Indra.
"gak usah sok tau sama perasaan gue." Jawab Alka singkat.
"oke, tapi kan niat gue itu..." belum sempat melanjutkan perkataannya Alka yang telah menghentikan langkahnya telah memotong pembicaraan Indra.

"lo juga udah bikin Zizi malu." Mendengar kallimat itu, Indra langsung terdiam.
"lo bener Al, gue udah permaluin sohib gue sendiri, gue nyesel Al." Sesal Indra.
"bagus deh kalo lo sadar." Seru Alka dan kembali melanjutkan langkahnya.
"aduh Zi, maafin gue ya semua ini gara-gara Alka nih coba aja dia gak bersikap dingin ke lo mungkin gue gak bakalan ngelakuin hal ini." Gerutu Indra pada dirinya sendiri. Alka menoleh pada Indra dan memandangnya lekat. Indra pun tersenyum simpul gue becanda kok. Lanjutnya sambil mengangkat kedua jarinya.

"tapi gue punya sesuatu lagi buat lo, ini lebih penting. Tapi lo jangan shock ya." Pinta Indra.
"iya. Apa?" Tanya Alka.
"kita kemarin mikirnya Zizi beneran bakalan pacaran sama Anka soalnya mereka kan dekat banget tuh, tapi ternyata mereka itu gak pacaran Al."
"terus penting buat gue?"
"ntar dulu belum selesai. Ternyata tanpa kita ketahui selama ini  Zizi pacarannya sama Akbar Al."
"gue udah tau."  Jawab Alka spontan.
"loh kok lo gak bilang sama gue? hmm, ketahuan nih lo masih peduli banget sama dia buktinya aja apa yang kita gak tau lo udah tau duluan. Gue taunya dari Vanya, Vanya yang sahabatnya aja baru tahu ketika mereka udah putus, vanya bilang sih mereka pacara gak lama." Jelas Indra. Alka tidak menimbal kembali perkataan Indra.

"nah sekarang lo diem, kenapa? Udah bro ngaku aja kalo lo itu cemburu." Ledek Indra.
"gue gak nyangka aja." Sahut Alka  "ah udah ah, lo mah jangan bikin gue jadi tambah galau."
"loh kok galau? Cieee.. jadi beneran nih lo benaran suka sama Zizi? udah ngaku aja sama teman sendiri kok main rahasia-rahasiaan." Ledek Indra.

"gue gak bilang gitu, gue galau mikirin mau lanjut kemana setelah lulus dari sini." Jelas Alka.
"oh.. kirain galau karena Zizi." Ujar Indra kecewa.

Bersambung~~~

|||||

Waah, udah mau jadi mahasiswa aja nih Zizi sama Alka. Kira2 satu Univ gak ya? Terus cerita mereka berlanjut ke jenjang serius gak ya?

Sebelumnya author ucapin makasih banyak buat para readers yang udah mau banget nyempatin baca cerita yang author tulis yang belum seberapa jika dibandingi sama penulis yang lebih hebat.

Semoga cerita ini bisa menghibur para readers sekalian hehe, jangan lupa tinggalkan vote bintang dan comment temen-teman sekalian ya 😉

Terima kasih.

Indah Pada WaktunyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang