p r o l o g u e

2.6K 262 13
                                    

Sinar matahari siang itu sedang terik-teriknya seolah panasnya bisa membuat orang seperti terbakar. Tapi itu tak lantas menjadikan Cindy menghentikan aksi balapnya. Cewek itu mengenakan jaket kulit berwarna cokelat dengan bawahan celana denim hitam. Tak lupa ia memakai helm dan sarung tangan.

Dari sekian banyak orang, mungkin hanya sepersekian persen yang ingin keluar siang itu. Suhu di Jakarta memang sedang panas-panasnya. Dan Cindy termasuk dalam sepersekian persen itu.

Cindy memacu motornya gila-gilaan. Tak memedulikan orang-orang yang marah akibat perbuatannya. Ini adalah salah satu cara dia untuk melupakan masalah sejenak. Masalah yang membuat dirinya menahan sesak selama bertahun-tahun.

Sebenarnya mama dan Christine--kakaknya--sangat menentang hobby Cindy itu. Tapi mereka tidak bisa berbuat apa-apa, karena pada dasarnya Cindy adalah anak yang batu.

Sejak SMA Cindy memang suka ikut balap liar dan tawuran antar SMA. Walau dia cewek, tapi jangan salah. Nyalinya melebihi tukang palak di komplek sebelah. Malah, preman-preman jalanan bertekuk lutut jika ada Cindy di hadapan mereka. Kata mereka sih, Cindy itu jago bela diri.

Tapi sifat cewek itu berbeda saat di rumah. Kalau di rumah--Cindy berubah menjadi gadis penurut dan anggun. Meski mama dan kakaknya telah mengetahui hobby balapannya itu, Cindy selalu berkata pada mereka, "Tenang aja, Mah, Kak. Cindy akan jaga diri baik-baik kok".

Motor hitam besar milik Cindy berbelok ke kiri. Jalanan di sana cukup sepi. Namun siapa sangka--tiba-tiba ada seorang pemuda yang ingin menyebrang begitu saja dari halte. Cindy membelalakan matanya, lalu memencet rem dengan sekuat tenaga. Motornya memang sedang melaju dengan kecepatan tinggi. Otomatis usaha mengerem akan mengurangi sedikit kecepatan.

Pemuda itu sibuk dengan ponselnya tanpa melihat ke kiri dan kanan. Mengabaikan sebuah motor yang tengah melaju tepat ke arahnya.

Sebelum benar-benar menabrak pemuda itu, Cindy membelokkan setirnya ke kiri. Namun tetap saja--stang motornya tetap membentur tubuh pemuda itu. Lantas pemuda itu terjatuh. Ponsel yang sedari tadi digenggamnya terhempas ke aspal.

Saat motor berhenti, sontak Cindy turun dari motornya. Ia berteriak panik seraya mengulurkan tangan ingin membantu pemuda itu berdiri.

"Astaga, ya ampun, lo nggak papa?"

Alangkah kagetnya Cindy saat tangannya ditepis kasar oleh pemuda itu. Pemuda itu melirik Cindy sekilas, lalu mengambil pasrah ponsel yang layarnya terlihat pecah.

"Lo tau nggak? Gara-gara lo tadi percakapan gue tentang pensi kampus jadi gagal! Shit lah, hape gue rusak nih!" pemuda itu menatap nanar layar ponselnya yang retak di beberapa bagian. Selanjutnya ia bangkit berdiri.

"Aduh, gue minta maaf deh! Kalo masalah hape, nanti gue ganti deh sama yang baru! Sorry bangeeet!" terdengar nada penyesalan dalam gaya bicara Cindy.

Pemuda itu terkekeh miring mendengar penuturan Cindy.

"Nggak usah gaya-gayaan pake mau beliin baru segala! Palingan juga lo minta uang ortu lo!" pemuda itu melihat Cindy lagi sekilas. Sebentar, ia memperhatikan penampilan Cindy. Lalu ia mendengus pelan. "Orang tua lo nggak pernah ngedidik lo atau gimana sih? Dasar cewek liar!"

Setelah mengatakan itu, pemuda itu pun pergi. Cindy melihat punggung pemuda itu yang tersampir tas. Tanpa sadar, setetes bening kristal mengalir mulus dari sudut netra gadis itu.

"Lo nggak tahu omongan lo itu bisa berefek sama anak broken home kayak gue." selanjutnya dengan cepat Cindy menyeka air mata dengan punggung tangannya.

Sementara itu pemuda yang tadi ditabrak Cindy berjalan terus seraya menatap nanar layar ponselnya. Mau bagaimana lagi, mungkin dia lebih baik kembali ke kampus. Meminjam ponsel pada temannya untuk melanjutkan pembicaraannya mengenai pensi tahunan Universitas Nusantara.

"Kevin!" seru seorang pria yang bertubuh lebih tinggi beberapa senti darinya itu.

"Kenapa Vin? Anjir gue berasa manggil nama gue sendiri."

Sang pemilik nama terkekeh ringan.

"Hape lo kenapa bos?" tanya Alvin setelah berada di sisi Kevin. Mereka berdua berjalan beriringan di koridor kampus.

"Tadi gue ditabrak cewek sialan."

***

Gimana prolognya?
Ini baru prolog loh ya... Bab 1 akan di up setelah tears tamat hehe.
Dont forget to leave vomment para bunnygle kesayangan sinkook💋



SIDE ( jjk x heb ) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang