You come to my life and complete my missing side.
Then suddenly, you become a part of my soul.
-Kevin
***
Sepanjang perjalanan pulang dari acara pertunangan Ayu dan Gilang, baik Cindy maupun Kevin sama-sama bungkam. Tak ada yang berniat membuka suara. Tenggelam dalam lamunan masing-masing.
Sunyi melingkupi keduanya. Kevin fokus mengemudi, sementara Cindy--entah berapa kali ia meremas renda gaunnya. Sesekali gadis itu menggigit bibir bawah. Seingatnya, ia belum pernah merasakan gugup yang luar biasa seperti ini.
Kata-kata Kevin di pinggir kolam kembali terngiang dalam benaknya. Rasanya jantung gue mau meledak. Satu kalimat ambigu yang memberikan seribu arti bagi Cindy.
Masih mengendalikan kemudi, Kevin melihat Cindy dari ekor matanya. Aneh jika gadis itu tidak berbicara sepatah kata pun. Lama-lama Kevin jadi tidak betah sendiri dengan keheningan yang tercipta.
"Ajak gue ngobrol kali biar nggak ngantuk." kalimat pertama yang diucapkan Kevin--setelah kurang lebih setengah perjalanan mereka lalui.
Cindy mendesah pasrah. "Nggak ada topik yang asik."
Jalanan lengang dimanfaatkan Kevin untuk menambah kecepatan mobil. Ia ingin segera sampai rumah. Terbebas dari kegugupan yang sebetulnya juga ia rasakan. Belum lagi Cindy sedang tidak asik diajak mengobrol.
Jika dipikir-pikir lagi, Kevin sendiri tak mengerti mengapa ia bisa secara tiba-tiba dengan gamblangnya mengungkapkan perasaannya. Padahal seharusnya hari ini cowok itu bersedih karena mantan kekasihnya bertunangan dengan Gilang--sepupunya sendiri.
Tentu saja sakit itu ada. Selama bertahun-tahun ia menjalin hubungan dengan Ayu. Dan ternyata selama itu pula Ayu mengkhianatinya. Luka Kevin bertambah dua kali lipat ketika mengetahui bahwa sepupunya sendiri yang menikamnya dari belakang. Perih tapi tak berdarah.
Namun anehnya, Kevin datang ke acara pertunangan itu tanpa beban sedikit pun. Sesak itu tidak ada. Kebimbangan menghampiri pemuda itu. Apa ini karena Cindy ada di sampingnya? Apa karena gadis itu menemaninya? Jika memang begitu, benarkah Kevin telah jatuh cinta kepada Cindy?
Pertanyaan-pertanyaan yang Kevin pun tidak menemukan jawaban yang berarti.
Tiba-tiba saja sebuah mobil berhenti secara mendadak di depan mobil mereka. Tepat saat itu pula Kevin menginjak pedal rem dengan keras. Satu tangan pemuda itu menahan tubuh Cindy agar tidak menghantam dashboard.
"Lo nggak apa-apa?" Kevin bertanya panik. Gadis itu menggeleng cepat. Menandakan bahwa dia baik-baik saja. "Sialan tuh orang!" maki Kevin. Detik selanjutnya ia membuka pintu dan keluar dari mobil.
"Kevin!"
Terlambat. Kevin telah lebih dulu menutup pintu sehingga tidak mendengar Cindy yang memanggilnya. Gebrakan pintu mobil yang ditutup pertanda bahwa cowok itu sedang marah.
Tak bisa dibiarkan. Daripada Kevin terlibat masalah dengan orang lain, Cindy pun memutuskan keluar dari mobil juga. Tidak peduli dengan gaun putihnya yang bisa saja menarik perhatian orang lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
SIDE ( jjk x heb )
Fanfiction[Completed] Cindy Alexandra Xavier--cewek jurusan sastra inggris Universitas Nusantara udah lama suka sama Kevin--si ketua SEMA Universitas Nusantara. Cindy yang supel dan gayanya yang serampangan berbanding terbalik dengan Kevin yang dingin serta s...