If I say I love you, it means it. The simple reason why I love you is; you are you.
-Cindy***
Seolah bintang jatuh menimpa kehidupan Cindy, deretan kenyataan tak terduga menghampiri gadis itu. Kevin; cowok yang telah lama disukai Cindy sekaligus mendapat titel "musuh" di kampus, tiba-tiba saja menginap di rumahnya. Belum lagi Kevin merupakan anak dari sahabat sang mama. Bagai sebuah keajaiban yang menghantarkan Cindy menjadi selangkah lebih dekat dengan Kevin.
Mungkin bagi gadis-gadis lain, ini merupakan sebuah anugerah besar. Siapa yang tidak senang tinggal seatap bersama sang pujaan hati? Tapi bagi Cindy, entah mengapa justru menjadi kutukan baginya.
Tentu saja Cindy masih menyukai Kevin. Tapi jangan harap Kevin mau memperlakukan Cindy bak tuan puteri. Kevin tetap pada pendiriannya. Dingin nan beku. Mungkin kulkas kalah dingin dibanding cowok itu.
Seperti pagi ini, Cindy memaki Kevin mati-matian lantaran pemuda itu menolak untuk berangkat bersama ke kampus. Padahal mereka satu kampus. Satu rumah pula.
Tante Jessica sengaja meninggalkan mobil Kevin di rumah Cindy supaya bisa digunakan anak laki-lakinya. Tujuan Tante Jessie tak lain tak bukan adalah agar Kevin bisa pergi dan pulang dari kampus bersama Cindy tentunya.
Terkadang kenyataan tidak sesuai dengan harapan. Cindy baru ingin membuka pintu penumpang, namun pintu telah terkunci dari dalam. Dan saat itu pula tanpa mengucapkan sepatah kata, Kevin memundurkan mobilnya dan keluar dari garasi.
Lagi-lagi Cindy harus menjerit frustasi karena ia tak kunjung menemukan kunci mobil dan motornya. Gadis itu ingat betul jika dia selalu meletakkan kunci di atas nakas kamarnya.
Dihembuskannya napas kasar. Kunci itu tak mungkin hilang begitu saja. Siapa lagi pelakunya jika bukan mamanya sendiri. Entah apa yang ada di benak Elizabeth sehingga ia terus mengerjai puteri bungsunya sendiri.
Dengan amat terpaksa, akhirnya Cindy memesan ojek melalui aplikasi online. Ia rela merogoh koceknya demi tidak telat masuk kelas. Tentu saja ia tak ingin dikeluarkan dari kelas lagi oleh Mr. James.
***
Mungkin sekali-sekali kita harus berterima kasih kepada tukang ojek. Seperti halnya Cindy yang sangat bersyukur bisa sampai ke kampus kurang dari satu jam. Sampai-sampai cewek itu memberikan bonus tambahan saat membayar. Jarang-jarang Cindy sampai di kampus pagi.
Sesampainya di parkiran kampus, Cindy disambut dengan sederetan pertanyaan dari Aurel dan Yerina. Sebab setahu mereka, seorang Cindy tak pernah datang ke kampus menggunakan jasa ojek online.
"Cin, mobil atau motor lo ke mana deh?" pertanyaan pertama terlontar dari Yerina.
"Iya, tumben naik ojek." berikutnya Aurel menambahkan.
Cindy mendesah berat. Dengan gaya santai khasnya ia membalas, "Wahai teman seperjuanganku, jangan nambah broken morning gue, okay?"
Baru saja Cindy dan kedua sahabatnya hendak meninggalkan area parkir, sebuah mobil keluaran Eropa terbaru warna hitam melintas di hadapan mereka. Sontak derap kaki Cindy terhenti. Tak salah lagi, itu mobil Kevin.
Setelah turun, Kevin tak lantas mengunci otomatis pintu. Pemuda itu melangkah memutar ke pintu penumpang. Dibukanya pintu penumpang dan tak berapa lama kemudian nampak seorang gadis berparas sangat cantik keluar dari sana.
Dari jauh Cindy, Aurel dan Yerina mengamati Kevin yang terlihat sangat akrab dengan seorang gadis yang tak Cindy kenali. Tanpa sadar, raut Cindy berubah kaku. Meski tak ingin mengakui, ada rasa sesak yang menusuk relung hatinya. Kini Cindy tahu mengapa Kevin tak ingin berangkat bersamanya. Karena ada seseorang yang ingin dia jemput.
KAMU SEDANG MEMBACA
SIDE ( jjk x heb )
أدب الهواة[Completed] Cindy Alexandra Xavier--cewek jurusan sastra inggris Universitas Nusantara udah lama suka sama Kevin--si ketua SEMA Universitas Nusantara. Cindy yang supel dan gayanya yang serampangan berbanding terbalik dengan Kevin yang dingin serta s...