t i g a t i g a (End and Beginning)

2.4K 217 67
                                    

Setiap akhir cerita sesungguhnya adalah awal dari suatu cerita yang lain.

***

Kemelut kegelisahan menyelimuti Cindy. Kepalanya menunduk. Kesepuluh jemarinya saling bertautan erat. Tubuhnya bergetar hebat seiring doa yang tak berhenti ia rapalkan kepada yang Maha Kuasa.

Telapak tangan gadis itu masih dipenuhi bercak-bercak cairan merah. Sedari tadi tangisnya terus luruh membasahi paras cantiknya. Dengan harap-harap cemas, Cindy menanti sebuah kabar dari keadaan seseorang.

Dalam keadaan seperti ini, Kevin bingung harus bertindak bagaimana. Pemuda itu memilih bungkam dan terus mengelus-elus punggung dan kepala Cindy. Belum pernah Kevin melihat Cindy menangis begitu pilu seperti saat ini.

Begitu pula dengan anak-anak Bangfriend yang turut menunggu di ruang tunggu. Mereka tidak tahu harus melakukan apa.

Tampak Yerina yang sedang berpegangan tangan dengan Alvin, Jimmy yang berupaya menenangkan Mayza yang juga menangis. Bagas yang memeluk Aurel sembari berdiri di sudut ruangan. Dan Melody yang duduk dihimpit oleh Ray dan Daffa.

Sementara Kirana duduk di samping Ray. Raut wajah gadis itu tampak sangat cemas sebab dokter yang menangani operasi Gerry adalah Rio--kekasihnya sendiri.

Kepala mereka semua tertunduk. Tak ada yang mampu mengeluarkan sepatah kata pun lantaran situasinya terlalu mengejutkan dan menyedihkan.

Kevin menatap sendu Cindy yang duduk di sebelahnya. Hatinya seolah teriris menyaksikan gadis yang dicintainya menangis sesenggukan seperti ini. Meski Gerry bukan dari bagian keluarga Kevin, namun Kevin merasakan sakit yang sama seperti Cindy.

Bangkit dari duduk, Kevin memosisikan diri berjongkok di hadapan Cindy. Tangan kekar lelaki itu membuka rangkuman tangan Cindy yang masih menempel bercakan darah Gerry.

"Ada yang punya tissue?" tanya Kevin pada anak-anak Bangfriend.

"Nih." Melody bergegas menyodorkan tissue basah pada Kevin.

Dengan cepat Kevin menerima tissue basah dari Melody. Kemudian disekanya sisa-sisa darah yang menempel di kedua telapak Cindy.

Cindy diam saja membiarkan Kevin membersihkan noda-noda merah itu. Gadis itu sudah terlalu lelah atas peristiwa yang terjadi menimpanya hari ini. Ditatapnya intens Kevin yang tengah membersihkan telapaknya dengan tissue basah.

Kekasih yang dicintainya ini hampir saja bertunangan dengan gadis lain. Cindy tidak tahu bagaimana jadinya bila Kevin melanjutkan pertunangan itu. Rupanya Tuhan masih cukup baik membuat Kevin untuk tetap berada di sisinya.

Selang beberapa saat kemudian, Rio--yang menjadi pemimpin jalannya operasi--tiba di ruang tunggu dan menghampiri anak-anak Bangfriend. Mendapati kehadiran Rio, lantas Cindy beringsut mendekati Rio.

"Gimana kondisi adek gue?" todong Cindy dengan nada sangat cemas.

Kedua bahu Rio merosot lemah. Pandangan matanya turun ke bawah seakan menghindari kontak mata dengan Cindy.

Tak kunjung mendapat jawaban dari Rio, Cindy mengguncang bahu pria itu. "Bilang kalo Gerry baik-baik aja!"

Rio tercekat. Lalu tatapannya beralih ke Kirana yang juga seakan menuntut jawaban. Ini lah satu hal yang dia benci dari profesinya. Rio sulit mengatakan keadaan pasien yang sesungguhnya.

"Maaf." lirih Rio serak. Dia menunduk dalam.

Cindy tertawa samar. "Jangan bercanda lo, Yo!"

"Maaf, Cin. Gue udah berusaha semaksimal mungkin." Rio sedikit membungkukkan tubuh.

SIDE ( jjk x heb ) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang