Chapter: 9

1.6K 186 2
                                    

Author Pov.

Selesai istirahat Yeri dan Irene pergi ke kelasnya untuk melanjutkan pelajaran.

Tetapi ada yang berbeda dengan Yeri. Ia merasa kantuk menyerangnya saat ini, mau tak mau ia tidurkan kepalanya dimeja mengabaikan pelajaran Lee songsaenim. Toh pelajaran ini sudah ia pelajari di New York.

"KIM YURI!!" teriak Lee songsaenim, namun diabaikan oleh Yeri

"KIM YURIIII" teriak Lee songsaenim lebih kencang.

Dan akhirnya membuahkan hasil, Kim Yuri atau Yeri bangkit dari tidurnya dengan wajah polosnya.

"KELUAR SEKARAANG!!!" teriak Lee Songsaenim. Yeri pun bangkit dari duduknya dan berdecak kesal.

Yeri Pov.

Apa yang harus kulakukan diluar kelas? Aku kan masih asing dengan sekolah ini.

Tiba-tiba satu ide terlintas dipikiranku.

Mengapa aku tak melanjutkan tidurku di perpustakaan saja?

Aku pun berjalan hingga sampai di perpustakaan tanpa melihat sekeliling. Aku pun memasuki perpustakaan itu, dan segera mengambil buku dengan asal dan berjalan menuju bangku paling pojok perpustakaan ini.

Aku melancarkan aksi tidurku dengan buku yang kudirikan supaya menutupi kepalaku yang sedang tertidur.

Yeri Pov End.

Jungkook Pov.

Setelah istirahat aku menuju perpustakaan, untuk apa lagi kalau bukan tidur?

Perpustakaan nampak sepi, karena memang ini jam pelajaran. Aku langsung saja mencari bangku paling pojok untuk beristirahat.

Namun ternyata bangku itu sudah diisi oleh satu gadis yang tengah membaca buku dengan posisi buku berdiri.

Tunggu... Ada yang aneh dengan posisinya. Aku pun melangkahkan kakiku kesamping meja yang gadis itu tiduri dengan perlahan.

Dan ternyata sesuai dugaanku, dia tertidur. Aku pun tersenyum kala melihat wajahnya yang polos dan tak berdosa.

Aku pun pergi menjauh dan mencari tempat duduk yang sekirannya aman dari penjaga perpustakaan. Dan memulai mimpiku.

Jungkook Pov end.

Author Pov .

Seorang gadis nampak leluasa tidur, hingga jam istirahat kedua membangunkannya.

Perutnya sangat keroncongan, ia pun bangkit dari duduknya dan melihat sekeliling perpustakaan.

Ada satu namja yang duduk dibangku pojok sana. Ia pun mengambil buku yang menjadi tempat berlindungnya dan berjalan keluar.

Jam pelajaran terakhir adalah pelajaran Han songsaenim di kelas.

Dan yang paling parahnya lagi adalah ulangan mendadak yang diadakan Han Songsaenim membuat semua murid kelas 11-5 kecuali Kim Yeri yang tengah menyamar sebagai Kim Yuri.

Kalau biasanya murid dikelas ini menganggap lembar ulangan sebagai lembar kertas terburuk yang pernah diciptakan oleh manusia, tetapi tidak dengan Yuri yang sekarang, dirinya biasa saja.

Kriiing ...kriiing...

Bel tanda berakhirnya pelajaran berbunyi, murid dikelas 11-5 yang biasanya senang sekarang malah gelisah, karena tidak banyak yang ia jawab saat ulangan.

"Kim Yuri, boleh saya minta tolong antarkan tugas ini ke perpustakaan ya? Saya menunggu disana" ucap Han songsaenim kemudian beranjak dari tempat duduknya

Yuri pun beranjak dari duduknya dan mengambili satu persatu jawaban ujian teman temannya.

Sedikit susah memang mengambil jawaban dari teman-temannya karena sebagian besar tak mau.

Kim Yeri Pov.

Huft...

Memang kesialanku, mengapa harus aku yang mengambil jawaban ujian teman-temanku?

Apalagi diantar diperpustakaan? Yang benar saja, guru itu tak mau sedikitpun susah.

Dengan berat hati kuambil semua jawaban ujian teman-temanku, meskipun banyak yang tak mau, tapi kupaksa.

"Yuri-ah mau kuantar?" Tanya Irene tiba-tiba didepanku.

"Ani, aku bisa sendiri" jawabku singkat

"Apa kau hafal jalannya?":Tanyanya sedikit berbisik.

Aku pun mengangguk dan tersenyum kaku.

"Dada Irene-ah, hati hati dijalan aku duluan" ucapku kemudian berlari keluar kelas.

Aku pun berjalan menuju perpustakaan dengan lancar, tanpa menyasar.

Aku pun kembali dengan berjalan sedikit cepat, karena sekolah sudah mulai sepi.

Namun kudengar suara bola memantul-mantul dilantai lebih tepatnya diarah lapangan.

Aku kemudian berjalan mendekat kearah lapangan, ternyata benar. Segerombol anak tengah bermain bola basket.

Tunggu...
Bukankah itu Bangtan?
Ah mengapa aku peduli?

Aku pun melanjutkan jalanku dengan wajah yang tertuduk lesu.

Dugh.. 

Bola basket yang besar tadi mengenai tepat kepalaku. Sekelebat kejadian mengenai aku dibully di New York melintas di kepalaku.

"Hei!!" teriak seseorang yang membuatku sadar akan bayangan yang ada di kepalaku.

Aku pun menengok kearahnya dengan alis mengkerut.

"Tolong ambilkan bolanya" suruhnya yang membuatku jengkel.

Enak saja menyuruhku ini itu, dia kira aku siapa?

Tidak malah menanyakan keadaanku, sekarang malah menyuruhku mengambilkan bolanya?

Pria tadi masih menatapku
"Ya!!tunggu apa lagi?" tanyanya dengan nada naik.

Teman-temannya melihat kearahku, dengan alis mengkerut tak mengerti.

Pandanganku kualihkan ke bola basket yang berada tepat didepanku. Aku pun mengambil bola basket itu dan melihat kearah pria tadi dengan pandangan menanyakan 'ini? '

Pria itu mengangguk, aku pun tersenyum sinis.

Tak lama, bola basket yang ada ditanganku kulempar menjauh dari lapangan. Dan kemudian berucap.

"Kalau mau ambil sendiri, dasar tak tahu diri!!" Setelah mengucapkan itu aku pun pergi menjauh untuk pulang kerumah.

"Aish Jinja!!! Yeoja itu" ucapnya yang masih dapat kudengar ditelingaku.

~ⓜⓨ ⓣⓦⓘⓝⓢ~

김에

My TwinsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang