Next?or UnPub?
Keesokan hari...
Pemandangan di Glory High School sedikit berbeda dari biasanya. Karena pangeran sekolah mereka telah menemukan pelaku dari kejadian kemarin.
Tentu saja Jeon Jungkook berhasil menemukan pelaku kejadian kemarin dengan mudah, mungkin bisa dengan hitungan detik. Tentu saja karena wajah yang tampan yang membuatnya dikenal semua orang dan uang yang bisa dengan mudah membantunya.
Yeri Pov.
Aku berjalan santai melewati koridor utama sekolah ini bersama Irene, tentu saja dengan ocehannya sepanjang perjalanan yang beberapa kali kutanggapi dengan deheman.
Namun tiba-tiba sesosok manusia paling menjengkelkan berdiri dihadapanku yang membuatku dan Irene kaget.
"Ya!! Jeon Jungkook!! Apa kau tidak bisa mengaggetkan orang?" Ucapku sedikit menyentak
Namun Jungkook hanya diam
"Kurasa tidak" jawabnya yang membuatku menghela nafas
Kemudian dia tersenyum. Senyum tipis namun terkesan menghina
"Aku sudah menemukan pelakunya" ucapnya tiba-tiba
Aku pun mengangkat sebelah alisku. Aku sedikit tidak mengerti topik pembicaraannya
"Pelaku. Pelaku kejadian kemarin sore" jawabnya memperjelas kalimatnya tadi
Aku hanya diam tak tahu harus bereaksi apa.
"Bolehkah aku memintamu untuk tinggalkan aku berdua dengan Yuri?" ucapnya tiba-tiba yang membuatku bingung dia bicara dengan siapa.
Kulihat arah pandangnya yang sekarang melihat kearah Irene. Irene yang dilihat pun hanya diam dan tak lama mengangguk.
Irene lantas melihat aku untuk meminta persetujuan, aku mengangguk memberikan persetujuan.
"Apa kau tak penasaran siapa dia?" tanya Jungkook lagi setelah Irene pergi.
Aku masih malas menjawabnya. Tentu saja aku malas berbasa-basi
"Kurasa kau tak penasaran siapa orangnya. Mungkin kau lebih dulu mengetahui siapa pelakunya ketimbang aku" ucap Jungkook sambil mengeluarkan smirknya
Aku menghela nafas
"Apa sudah cukup yang kau bicarakan? Aku mau masuk kelas sekarang" jawabku pada akhirnya, dan segera aku beranjak untuk pergi.
Baru satu langkah Jungkook menahan lenganku dan menariknya ke tempatku semula.
Aku mengerutkan alisku tak mengerti.
Namun kejadian selanjutnya membuatku menahan nafas.
Ia memajukan kepalanya, dan mengusahakan beberapa senti dari wajahku.
Tentu saja aku tak bisa berpikir, bagaimana tidak ia melakukan hal yang kuduga.
Hal yang hanya bisa kulakukan sekarang adalah hanya menatap iris hitam matanya dengan berani, karena tangannya masih saja memegang lenganku.
"Kau tahu, aku akan menghukum penjahat kemarin. Menghukumnya dengan mempermalukannya di depan umum. Kau harus menontonnya saat aku menghukum penjahat itu" bisiknya yang terdengar menyeramkan di telingaku.
Setelah mengatakan itu, ia menjauhkan kepalnya dari kepalaku dan melepaskan genggamannya dari lenganku. Melihatku sebentar dengan tatapan sinis, lalu kemudia pergi entah kemana.
HuftAku menghela nafas lega, namun aku masih mematung di tempatku berdiri.
Memikirkan ucapannya tadi yang mau memberiku pelajaran.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Twins
FanfictionSatu janji yang membuat Yeri harus menuruti keinginan-keinginan saudara kembarnya. Suatu hari saudara kembarnya menyuruhnya menjadi dirinya disekolah, dan menuruti satu hal yang sangat mustahil baginya.Yaitu mendekati pria terpopuler disekolah yang...