Chapter: 30

1.2K 150 40
                                    

Jeon Jungkook Pov.

Aku mencari Yuri keseluruh penjuru sekolah, bahkan sampai ke tempat yang tak mungkin di datangi.

Aku mengatur nafasku yang tersenggal-senggal karena berlari ke semua tempat, aku melihat Irene dan Taehyung yang akan menghampiriku.

"Sudah ketemu?" tanyaku ketika mereka berdua didepanku.

Irene menjawab dengan gelengan kepala membuatku menghembuskan nafas kesal.

"Apa kau yakin tak ada tempat yang belum kau periksa?" tanyaku tak yakin, karena aku sudah mencarinya di seluruh sekolah kecuali toilet yang dimaksud Irene tadi karena Irene sudah mencarinya disana.

"Eum sepertinya sud- tunggu, kurasa aku melupakan sesuatu! Toilet yang tadi kuperiksa sendiri ada salah satu bilik toilet yang direnovasi. Apakah Yuri ada disana?" tanya Irene. Aku langsung berlari menuju toilet yang dimaksud tanpa menjawab pertanyaannya.

Aku dapat mendengar suara langkah kaki dari belakangku dan itu artinya mereka berdua menyusulku menuju sana.

Dengan tak sabar aku langsung memasuki toilet itu, dan menggedor bilik pintunya sebentar sambil memanggil nama Yuri. Namun tak ada sahutan dari bilik itu, kesabaranku sudah habis.

Aku langsung mendobraknya, dobrakan ke satu dan dua gagal. Aku mencobanya sekali lagi, dan berhasil.

Ketika pintu terbuka, terlihatlah Yuri pingsan di toilet duduk. Aku langsung menghampirinya menepuk pelan pipinya, namun Yuri yak kunjung sadarkan. Irene memekik pelan ketika melihat kondisi Yuri yang pingsan dengan rambut yang sedikit acak-acakan.

Aku melihat bekas merah dipipi Yuri, apakah dia ditampar? Tapi siapa? Rambutnya juga sedikit basah, apakah Yuri habis di bully?

"Taehyung-ah bisa tolong kau siapkan mobilku?" tanyaku sambil melempar kunci mobilku kearahnya dan dijawab anggukan oleh Taehyung.

Aku langsung menggendong Yuri, dan berjalan cepat menuju parkiran tempat dimana mobilku terparkir.

Aku dan Irene langsung memasuki mobil dan melesatkan mobilku cepat ke rumah sakit terdekat, Taehyung menyusul kami dari belakang menggunakan mobilnya sendiri.

Aku langsung menggendong Irene menuju rumah sakit dan berteriak memanggil suster untuk menolong Yuri.

Selama Yuri diperiksa aku terus saja berdo'a supaya tak terjadi apa-apa padanya. Do'aku terhenti ketika melihat dokter yang menangani Yuri keluar dari ruangan tadi.

"Apa Yuri baik-baik saja?" tanyaku langsung.

"Dia baik-baik saja. Kondisinya yang kelelahn mengakibatkan dia pingsan. Kalian sudah boleh menjenguknya." Jawab Dokter itu dan aku langsung melesat masuk melihat keadaannya.

Disana, tepatnya di sebuah ranjang rumah sakit aku melihat pacarku sendiri terbaring lemah. Aku melangkahkan kakiku perlahan menuju ranjangnya dan melihatnya dari dekat.

Drtt... Drrttt...

Suara getaran ponsel membuatku menoleh kearah nakas samping tempat tidur Yuri. Terdapat kontak dengan nama 'eomma' menjadi pemanggil disana.

Aku langsung mengambilnya, dengan sedikit pertimbangan akhirnya aku berani mengangkat telepon dari eomma Yuri.

"Yuri-ah kau dimana?" Suara perempuan paruh baya terdengar di telingaku. Aku menjawabnya dengan sedikit gugup.

"A-annyeonghasseyo ahjumma" Sapaku.

"Ne. Kau siapa? Dimana Yuri?" tanya eomma Yuri curiga.

My TwinsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang