"Kim Yuri. Kau akan menyesal dengan perbuatanmu"
Kim Yeri Pov.
Kim yuri kau akan menyesal?
Cih, untuk apa aku menyesal dengan perbuatanku?
Toh yang kulakukan ini benar, menyadarkannya dari dunianya yang seenaknya sendiri.
Dia pikir aku takut pandanya? Tapi maaf,aku sungguh tak takut padanya. Justru aku membencinya,sangat sangat membencinya.
Setelah mengatakan itu. Tiba-tiba wajahnya mendekat kerahku. Awalnya memang aku tak takut. Tapi setelah ia mendekat secara perlahan dan menyisahkan jarak kurang lebih 6cm aku mulai gelisah.
Mungkin dia sudah melihat mataku yang memancarkan ketakutan.
Tapi aku tak peduli. Aku mrmikiran sesuatu agar aku bisa terbebas dari namja gila ini. Sesuatu yang tidak membuatku malu dan justru membuatnya sengsara.
Ah, aku tahu!!
Kulihat wajahnya sudah mendekat kearahku dan wajahnya kurang lebih 3cm dari wajahku. Sebenarnya aku tak tega melakukan cara ini. Tapi apa boleh buat.
Tak
"Awwww"teriak Jungkook sambil memegangi alat kelaminnya
Ya, kau bisa menebak sekarang. Apa yang sudah kuperbuat kepadanya. Tentu saja menendang alat kelaminnya.
Itu adalah satu satunya cara yang terpikir olehku, dan membuatku tak malu tapi justru Jungkook yang menderita.
Setelah terlepas dari perangkap Jungkook, langsung saja aku mengatainya.
"Itulah akibatnya jika kau berurusan dengan Kim Yuri, Jeon Jungkook. Dasar namja gila"ucapku sambil puas melihat penderitaannya
"Ya!! Seharusnya aku yang bilang begitu. Dasar Yeoja gila"jawab Jungkook tak terima
"Aku bukan yeoja gila. Tapi itu adalah bentuk pertahananku dari namja gila sepertimu"jawabku
Mungkin perang akan dimulai sebentar lagi
"Kau itu memang hoobae yang tak tahu diri dan tidak sopan. Kau harus ingat ini sunbaemu"ucap Jungkook yang sudah terlihat marah
"Aku tahu kau adalah sunbaeku. Tapi apa benar jika aku berperilaku baik kepada sunbae yang juga seenaknya sendiri? Aku juga bisa membedakan mana yang benar dan mana yang salah. Dan kau termasuk orang yang salah"ucapku panjang lebar
"Kalau begitu aku harus bagaimana? Semua orang tidak pernah membenci sikapku, bahkan orang terdekat sekalipun. Dan kau, kau hanya hoobae tak tahu diri, dan sok tahu mengenai sikapku. Ingat, jangan menilai orang dari sampulnya"ucapnya yang membuatku memutar bola mata malas
"Untuk apa aku menilaimu lebih dalam, aku tahu pasti dalamnya jauh lebih buruk. Dan aku tak berniat mengenalmu lebih lama"ucapku yang berniat keluar dari rooftop.
Aku sudah muak berdebat dengannya. Tapi bukan berarti aku kalah, aku hanya mengalah untuk kali ini. Kasihan bayi besar tadi jika aku tidak mengalah.
Pasti dia akan terjun dari rooftop, karena kalah berdebat denganku. Aku tak mau hal itu terjadi, jadi aku mengalah, hitung-hitung sedekah kepada orang.
Keesokan harinya...
Kriing... Kriiiingg...
Bel masuk istirahat berbunyi. Aku malas melanjutkan pelajaran, entah mengapa moodku tiba-tiba hilang.
Tapi tiba tiba ketua kelas berdiri didepan kelas, dan memberitahu bahwa songsaenim tak mengajar hari ini. Songsaenim hanya memberi tugas, tugas yang sangat banyak tetapi dapat kuselesaikan dalam 30 menit.
Jadi aku selesaikan saja dirumah, jam kosong ini kumanfaatkan dengan mendengarkan lagu sambil melihat pemandangan yang ada dihalaman mencopot earphone yang terpasangAuthor pov.
Yeri memandang halaman sekolah sangat lama, Sampai ia tidak menyadari pandangan semua murid di kelas mengarah kepadanya.
Sampai Irene menyenggol lengannya, itu pun Yeri hanya berdehem pelan.
Irene kembali menyenggol lengan Yeri, dan Yeri pun melihat kearahnya kali ini.
Kim Yeri Pov.
Aku kaget ketika pandangan semua murid di kelas mengarah padaku.
Aku pun melihat kearah irene dengan pandangan bertanya ada apa ini.
"Kim Yuri,iku aku"ucap seorang siswa yang membuat pandanganku jatuh ke seorang siswa tinggi yang berada di dekat pintu.
Kau pasti tahu lah siapa dia. Siapa lagi kalau bukan Jeon Jungkook si siswa menyebalkan.
"Wae? "Balasku sambil mencopot earphone yang terpasang di telingaku
"Ikut aku"jawabnya lagi dengan nada memerintah
"Kalau aku tak mau?"tanyaku
"Harus. Harus mau. Cepatlah"jawabnya dengan nada memerintah namun datar
"Siapa kau berani menyuruhku?"tanyaku yang mulai jengkel padanya
"Aku? Aku adalah sunbaemu, jadi kau harus mengikuti perkataan sunbaemu"jawabnya
"Untuk apa aku menuruti ucapan sunbae sepertimu? Bagiku itu tidak penting"ucapku sambil memasang kembali earphoneku
Aku tersentak kaget ketika lenganku di tarik paksa untuk berdiri.
Siapa lagi pelakunya kalau bukan orang yang ingin dibuang sunbae tadi.
Di menarikku keras hingga mengikuti arah jalannya. Selain tidak tahu diri ternyata ia juga pemaksa.
Aku berusaha menyamakan langkah panjangnya yang cepat, namun tetap saja tak bisa.
"Ya!!!pelan pelan"teriakku kesal, namu ia tak menjawab perkataanku dan melanjutkan langkahnya yang seperti di kejar hantu.
Ia baru mau berhenti ketika sudah sampai ketempat yang ia maksud.
Yaitu Taman belakang sekolah yang sangat sepi, taman itu bisa dilihat di rooftop juga.
"Wae?? "Tanyaku langsung
Dia tersenyum miring sebelum menjawabnya
"Kau masih tak mau meminta maaf atas perbuatanmu?"tanyanya"Perbuatan yang mana? "Tanyaku yang pura-pura tak mengerti
"Banyak sekali"jawabnya "mau kusebutkan apa saja? "Lanjutnya. Aku pun mengangguk tanda setuju
"Yang pertama kau tidak mengambilkanku bola basket saat aku memintamu untuk mengambilnya pada pertemuan pertama. Yang kedua kau tidak mau meminta maaf atas ketidak sopananmu saat kau mengotori jas sekolahku. Ketiga ini benar-benar fatal, kau yakin tak mau meminta maaf atas kesalahanmu yang ini? Kesalahanmu adalah menendang alat kelaminku kemarin. Apa kau mau bertanggung jawab besok kalau aku tak bisa membuat anak? "Tanyanya dengan wajah marah.
Ck. Pikirannya sungguh kotor sekali, bagaimana bisa ia memikirkan itu disaat dia masih SMA?
"Alasan mengapa aku tak mau meminta maaf kepadamu. Yang pertama, saat pertemuan pertama, kau dulu yang memulainya. Kau yang melempar bola kepadaku, dan bukannya meminta maaf malah menyurhku mengambilnya. Dan kedua, aku sudah meminta maaf dan membayar kerugianmu, tapi tentang sopanku terhadapmu, aku tak bisa meminta maaf karena kau layak mendapatkannya. Ketiga, tentang masalah itu. Itu juga salahmu, salahmu karena berada di jarak yang sangat dekat denganku, jadi aku tak punya pilihan selain menendangnya"ucapku panjang lebar.
Sebenarnya aku malu membahas tentang yang ketiga, tapi mau bagaimana lagi
"Oohh. Jadi kau tak mau meminta maaf?"tanyanya lagi
"Tidak"jawabku mantap
"Ok. Terimalah resikonya nanti"ucapnya sambil mengeluarkan smirk
~ⓜⓨ ⓣⓦⓘⓝⓢ~
Annyeong!!!
Aku kembali lagi, semoga ceritanya tambah seru dan tambah banyak yang minat untuk membacanya. Maaf kalau part ini sedikit gak jelas. Tolong maafin kalau Typo bersebaran. Dan jangan lupa vommentnya!!!
Semakin banyak yang Vomment semakin membuatku semangat untuk update cerita ini.
Bye, see you next chapter!!

KAMU SEDANG MEMBACA
My Twins
FanfictionSatu janji yang membuat Yeri harus menuruti keinginan-keinginan saudara kembarnya. Suatu hari saudara kembarnya menyuruhnya menjadi dirinya disekolah, dan menuruti satu hal yang sangat mustahil baginya.Yaitu mendekati pria terpopuler disekolah yang...