Tok Tok
Seokjin mengalihkan pandangannya pada pintu ruang kerjanya yang diketuk. Dimana setelah pintu itu terbuka, ia bisa melihat Jisoo disana yang hanya memunculkan kepalanya. Pria itu melirik ke arah jam yang terletak di atas meja kerjanya yang memang tak jauh darinya.
"Kau belum tidur? Ini bahkan sudah hampir tengah malam." Ucap Seokjin, sembari melepas kacamatanya.
Jisoo memilih untuk masuk ke dalam ruang kerja pria itu, menutup pintu di belakangnya sebelum menuju sebuah sofa yang ada disana dan mendudukkan dirinya setelahnya.
"Aku tidak bisa tidur." Ucap Jisoo, sembari menyandarkan dirinya pada sofa.
"Apa ada masalah?"
"Hmm."
Seokjin memilih untuk beranjak dari kursi kerjanya, mendudukkan dirinya di samping Jisoo setelahnya.
"Apa karena Taehyung memukulmu tadi, kau jadi tidak bisa tidur?"
Jisoo menggeleng. "Bukan itu. Ada yang lain. Lagipula, Jennie sudah memberitahu jika Taehyung memang adalah orang yang aneh."
"Lalu, masalah apa yang sedang kau pikirkan?"
Jisoo masih diam disana, masih nampak ragu apakah ia harus mengatakan hal yang sedang ia pikirkan saat ini pada Seokjin.
"Ini, tentang wanita yang saat itu. Yang berada di kantormu."
Kali ini, Seokjin yang terdiam. Mengetahui siapa yang dimaksudkan oleh Jisoo. Membuat wanita itu melirik sekilas ke arah pria itu dan menyadari perubahan wajah Seokjin.
"Namanya Hyejeong, bukan?"
Tak ada jawaban apapun dari Seokjin, kini mengalihkan pandangannya dari Jisoo sembari menghela napasnya.
"Siapa yang memberitahumu? Apa teman-temanmu itu?"
"Jangan salahkan mereka. Lagipula, kau juga tidak memberitahuku siapa wanita itu. Jadi, benar dia mantan kekasihmu yang masih mengejarmu?"
Drrt...Drrt...
Seokjin dan Jisoo sama-sama mengalihkan pandangan mereka pada ponsel Seokjin yang ada di atas meja kerjanya. Pria itu pun beranjak mengambil ponselnya dan terhenti saat melihat nama sang penelpon. Seokjin menghela nafasnya sejenak, sebelum akhirnya mengangkat panggilan itu.
"Oppa..."
Seokjin tidak menjawab panggilan Hyejeong dan memilih diam, membiarkan wanita itu yang terus bicara.
Sedangkan Jisoo, wanita itu hanya memperhatikan Seokjin yang masih menerima telponnya.
"Aku tidak bisa."
"Kumohon, Oppa. Sekali ini saja, hmm?"
"Harus berapa kali aku memberitahumu? Aku tidak bisa."
"Oppa--"
"Hyejeong, aku masih berbicara dengan baik-baik padamu. Jadi jangan pancing emosiku saat ini."
Mendengar nama Hyejeong, entah kenapa membuat Jisoo sedikit merasakan tidak suka. Tanpa pikir panjang lagi, Jisoo beranjak dari duduknya dan dengan cepat mengambil ponsel Seokjin yang ada di tangannya, mematikan panggilan Hyejeong saat itu dan membuat Seokjin sedikit terkejut karenanya.
"Jisoo--"
"Jangan menelponnya ataupun mengangkat panggilan darinya lagi."
Drrt...Drrtt...
KAMU SEDANG MEMBACA
back to 17 ❌ jinsoo
Fanfiction[18+] ✔ Pernikahan Seokjin dan Jisoo berada di ambang perpisahan. Bagaimana tidak? Jisoo meminta cerai pada Seokjin setelah melihat Seokjin yang mencium wanita lain yang notabene nya adalah mantan kekasih pria itu dan rival Jisoo semasa kuliah dulu...