7 tahun kemudian
"Selamat pagi, eomma." Sapa Jihoon dan mencium sekilas pipi Jisoo
"Selamat pagi, sayang."
"Selamat pagi, Tuan Putri." Sapa Jihoon pada bocah perempuan yang duduk di salah satu kursi meja makan.
"Ck, Oppa. Kau merusak tatanan rambutku dan membuatnya jadi berantakan."
"Siapa suruh kau terlalu menggemaskan? Aku jadinya gemas terhadapmu."
"Eomma..."
"Ada apa, Hyesoo? Kakakmu hanya terlalu gemas terhadapmu."
Hyesoo beralih menatap Jihoon yang kini malah mengejeknya dengan menjulurkan lidahnya, membuat bocah perempuan itu semakin mengerucutkan bibirnya karena kesal.
"Sudahlah, sekarang makan sarapan kalian. Eomma akan melihat ayah kalian dulu."
Setelahnya Jisoo pun beranjak menaiki tangga dan berjalan menuju kamar utama.
"Oppa.."
Jisoo mendecak kesal saat melihat Seokjin yang bahkan belum siap dengan pakaian kantornya dan mencari sesuatu di dalam lemari.
"Apa yang kau cari?"
"Kemeja warna hitamku. Dimana kau meletakkannya?" Ucap Seokjin masih mencari kemeja hitamnya di dalam lemari.
"Pakai saja kemeja yang lain."
"Tidak bisa. Aku ingin memakainya hari ini."
"Ck, menyingkirlah. Biar aku yang mencarinya."
Seokjin menyingkir selangkah dan setelahnya Jisoo mulai mencari kemeja hitam yang diinginkan oleh Seokjin.
"Memangnya ada apa kau ingin memakai kemeja hitam? Apa ada acara penting?"
"Hanya saja. Aku ingin memakainya."
"Ini."
Jisoo menyerahkan kemeja hitam yang diinginkan oleh pria itu dan langsung diterima oleh Seokjin.
Chup
"Terima kasih." Ucapnya, setelah mengecup sekilas bibir Jisoo dan tersenyum pada wanita itu.
"Ck, Oppa. Cepatlah bersiap atau anak-anak akan terlambat ke sekolah."
"Baiklah. Kenapa setelah melahirkan kau menjadi sangat cerewet sekali dan sering berteriak?"
"Mwo?"
"Sudahlah. Aku ingin bersiap sekarang atau akan ada teriakan lain lagi dari mulutmu."
"Oppa..."
.
.
Jihoon berjalan di koridor sekolahnya hingga ia akhirnya sampai di kelasnya dan langsung menduduki bangkunya.
"Selamat pagi, Jihoon."
Jihoon langsung memakai earphone di kedua telinganya saat sebuah suara yang ia kenal menyapanya.
Sedangkan gadis yang menyapa Jihoon hanya bisa menghela nafasnya dan berusaha untuk tetap tersenyum. Bukankah dia sering diabaikan oleh Jihoon? Bahkan hampir seluruh sekolah tahu bagaimana gadis itu selalu saja menempel di samping Jihoon.
"Ini."
Gadis itu meletakkan sekotak susu vanilla di atas meja yang ada di hadapan Jihoon.
"Aku tahu kau tidak akan bisa fokus dengan pelajaran jika kau belum meminum susu vanilla."
KAMU SEDANG MEMBACA
back to 17 ❌ jinsoo
Fiksi Penggemar[18+] ✔ Pernikahan Seokjin dan Jisoo berada di ambang perpisahan. Bagaimana tidak? Jisoo meminta cerai pada Seokjin setelah melihat Seokjin yang mencium wanita lain yang notabene nya adalah mantan kekasih pria itu dan rival Jisoo semasa kuliah dulu...