Thirteen

6.6K 565 13
                                    

Kring...

Seokjin sedikit terusik dengan suara alarm yang memang tidak jauh darinya. Dengan cepat mematikan alarm tersebut dan beralih menatap wanita yang masih tenang tertidur di sampingnya bahkan masih memeluknya saat ini.

Seokjin tersenyum melihat wajah tidur Jisoo yang bahkan sama sekali tidak terusik dengan suara alarm yang berbunyi. Tangan pria itu beralih menyentuh helaian rambut Jisoo yang menutupi wajahnya.

Seokjin beranjak mendekat pada Jisoo dan mencium bibir wanita itu. Namun hal selanjutnya sedikit membuatnya terkejut, ketika Jisoo Seokjin sedikit terkesiap saat Jisoo membalas ciuman pria itu bahkan mengalungkan kedua tangannya pada leher Seokjin.

Jisoo tersenyum dalam ciuman mereka dan berpindah mendorong Seokjin agar berbaring, membuat dirinya kini berada di atas tubuh pria itu.

Drrt...Drrtt...

Seokjin melirik ke arah ponsel Jisoo yang berada di samping alarm. Mengetahui jika ponsel milik Jisoo berbunyi.

"Jisoo mmpphh ponselmu mmphh.." Ucap Seokjin di sela-sela ciuman mereka. Tapi wanita itu bahkan tidak mendengarkan perkataan Seokjin dan terus mencium bibirnya

"Jisoo mmphh.."

Seokjin memegang kedua bahu Jisoo, sedikit memaksa agar wanita itu melepaskan ciuman mereka, membuat Jisoo kini menatap Seokjin dengan nafasnya yang terengah.

"Ponselmu berbunyi sedari tadi." Ucap Seokjin akhirnya dan membuat Jisoo mengalihkan pandangannya ke arah ponselnya yang ia letakkan di samping alarm.

Jisoo beranjak dari menindih tubuh Seokjin dan mengambil ponselnya. Nama Jinyoung terpampang di layar ponselnya, memilih mengangkat panggilan itu setelahnya.

"Oh, Jinyoung-ssi.."

"Selamat pagi. Bagaimana kabarmu hari ini?"

"Aku baik seperti biasanya." Ucap Jisoo masih dengan senyumannya.

Sedangkan Seokjin, pria itu menatap Jisoo yang masih duduk di pangkuannya dengan masih melakukan panggilan telponnya. Jangan lupakan nada bahagia serta senyum manis wanita itu, membuat Seokjin penasaran siapa sebenarnya yang menelpon istrinya pagi-pagi begini.

Cemburu? Pria mana yang tidak cemburu melihat istrinya tersenyum secerah itu karena pria lain?

"Hmm, baiklah. Aku akan kesana pukul 10 nanti. Sampai jumpa nanti disana."

Jisoo mematikan lebih dulu panggilannya dengan masih mempertahankan senyumannya.

"Siapa yang menelponmu?"

Senyuman Jisoo hilang begitu saja saat mendengar nada dingin yang dikeluarkan Seokjin padanya.

"Ah, ini. Dia temanku."

"Teman yang mana? Kau bahkan belum mengingat semua teman-teman kita."

"Aku baru mengenalnya beberapa hari ini. Oppa tak usah khawatir, dia pria yang baik dan juga pendengar cerita yang baik."

"Apa kau juga menceritakan tentang kau yang hilang ingatan?"

"Tentu saja. Bahkan dia menyemangatiku agar aku bisa mengingat kembali apa yang kulupakan."

Jisoo beranjak untuk bangun dari pangkuan Seokjin. Namun tertahan karena Seokjin sudah lebih dulu menariknya kembali untuk duduk. Kedua tangannya bahkan harus memegang bahu pria itu ketika Seokjin menariknya kembali untuk duduk di pangkuannya.

"Dimana kau bertemu dengannya?"

"Nanti akan kuceritakan, Oppa. Aku harus mandi dan menyiapkan sarapan untukmu. Apa kau tidak akan bekerja hari ini?"

back to 17 ❌ jinsooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang