Part 6 - Resiko

12K 843 9
                                    


Setelah lamaran itu aku memilih mengurung diriku sendirian, aku menolak menemui siapapun, aku hanya ingin sendiri, Ibu dan Bapak sudah pulang ke Sulawesi untuk mengurus beberapa hal sebelum kembali lagi untuk mengurus pernikahanku.

Tok... Tok... Tok...

Pintu kamarku di ketuk pelan, aku diam tidak berniat menjawab apapun.

“Dek, ada Herman di bawah, dia mau ketemu sama kamu.”

Aku terdiam lama, buat apa mas Herman kesini?

Setelah berpikir lama, aku akhirnya memilih keluar dan menuju lantai bawah untuk menemui mas Herman, tapi yang ku lihat berdiri disana bukan mas Herman tapi Randa?! Apa kak Prita membohongiku?! Teganya dia!

Aku sudah stress dengan lamaran itu dan sekarang melihat wajahnya saja sudah membuatku ingin memukul wajahnya karena bertindak se-enaknya denganku.

Aku berniat berbalik tapi Randa lebih dulu mencekal lenganku.

“Kita perlu bicara Sri.”

Aku menyentakkan tangannya kuat.”Nggak ada yang perlu di bicarain, jangan buat gue muak sama lo karena lo udah cukup memuakkan!!” bentakku marah.

Randa menatapku dengan rahang mengeras, bisa kulihat wajahnya memerah karena marah, belum lagi tangannya terkepal kuat di kedua sisi tubuhnya, Randa kemudian tersenyum miring menatapku.

“Gue cuma mau bilang siap-siap aja Sri karena bentar lagi lo bakal jadi istri gue!” ucapnya dengan senyum miring kemudian pergi begitu saja, meninggalkanku yang hanya bisa terdiam dengan tangan mengepal kuat.

Aku menghapus air mataku yang tiba-tiba saja mengalir tanpa bisa ku tahan, aku benar-benar sangat membencinya. Bagaimana bisa dia bersikap se-enaknya dengan hidupku!

Aku berniat melangkah pergi kembali ke kamarku tapi langkahku terhenti saat mendengar suara mas Herman, aku berbalik cepat dan menatap mas Herman, pria itu muncul dari balik pintu,  jadi dia sedari tadi berdiri di luar?!

Aku memalingkan wajahku pelan.

“Mas mau bicara sebentar.”

Aku diam menunggu dia melanjutkan ucapannya.

“Randa sayang samu kamu Sri.”

Aku mendengus, lagi-lagi itu yang dia katakan, sayang dari mana?! Pasti dia bisa mendengar dari luar betapa egoisnya Randa, apa itu yang di bilang sayang?! Cih!

“Kamu ingat waktu di teras rumah, Randa membisikan sesuatu di telinga mas,” aku menoleh sekilas ke arahnya.

“Randa bilang kamu suka sama mas.”

Mataku membulat mendengar ucapannya, bukannya Randa bilang dia menjelek-jelekkan aku?! Apa mas Herman berbohong padaku dan hanya berusaha membuat Randa terlihat baik di hadapanku?!

“Aku nggak percaya! Apapun yang mas Herman bilang tentang Randa aku nggak percaya! Dia itu manusia paling egois dan aku benci sama dia!!” bentakku marah dan segera berlari menuju lantai atas, menuju kamarku dan aku kembali menangis.

“Dek?” panggil kak Prita pelan.
Aku diam tidak menanggapinya.

“Aku mau sendiri,” ucapku dingin, aku hanya tidak ingin bertemu siapa-siapa.

“Randa itu baik dek, janga---“

“Aku mau sendiri!!” sentakku marah.

Entah kenapa aku menjadi kesal dengan semua orang yang membahas Randa, aku benci mendengar namanya, aku benci orang-orang mengatakan dia baik, karena nyatanya dia tidak baik sama sekali!

Kak Prita terdiam lama, terdengar helaan nafas dari mulutnya.

“Kakak keluar dulu,” ucapnya kemudian pergi.

***

Aku membuka mataku perlahan, rasanya pusing mendera kepalaku seketika, mungkin karena aku selalu saja menangis sepanjang waktu yang membuat kepalaku pusing seperti ini.

“Sri,” aku tersentak kaget mendengar suara berat itu, aku bangun dengan cepat dan mataku menoleh ke setiap sudut kamar. Aku melihatnya, dia berdiri bersandar di pintu kamarku, aku menatapnya sengit.

“Gue mau ajak lo jalan-jalan,” ucapnya.

Aku menatapnya dendam, dia pikir aku mau apa?!

“Nggak!” ucapku dan segera berlalu pergi menuju kamar mandiku dan mengunci pintunya.

Aku kemudian menggosok gigi dan mencuci wajahku, aku menghela nafas pelan, aku sedikit merasa lebih baik. Aku terdiam lama di dalam kamar mandi, kemudian dengan pelan memutar kuncinya, membuka sedikit pintu dan mengintip dari celahnya.

Aku terkesip kaget saat pintu kamar mandiku di dorong kuat, aku menjerit heboh dan berusaha menutupnya, tapi tidak berhasil, Randa akhirnya bisa masuk kedalam, pria itu menatapku tajam.

“Keluar dari kamar gue!”
Randa tersenyum miring dan berjalan mendekat ke arahku, aku seketika menjadi panik melihatnya.

“Kakak!!” teriakku saat Randa terus saja bergerak mendekatiku.

“Nggak ada orang dirumah,” jelasnya dengan senyum yang terlihat licik.

Aku berjalan mundur dengan panik masih sambil menjerit agar siapa saja bisa menolongku. Langkahku berhenti saat Randa mengurungku, tangannya bertumpu pada dinding kamar mandiku, Randa menatapku tajam.

“Lo taukan Sri, gimana perasaan orang tua lo kalau tau pernikahan ini tiba-tiba nggak jadi,” ucapnya berusaha mengintimidasiku.

Aku menatapnya dendam, aku sangat paham bagaimana perasaan Ibu dan bapak, mereka pasti kecewa padaku.

”Jadi mau lo apa?!” tanyaku to the point.

Randa tersenyum miring.”Berhenti bersikap menyebalkan Sri.”

Aku berdecih pelan, aku nyaris tertawa mendengar ucapannya, bersikap menyebalkan katanya?! Cih!

Tanganku bersedekap di dada.

“Siapa disini yang bersikap menyebalkan?!” aku menatapnya tak percaya.” Biar kita lurusin semuanya sekarang, siapa disini yang bersikap se-enaknya tentang hidup gue?! Lo! Siapa disini yang udah nipu gue?! Lo! Siap---“ ucapanku terhenti saat tiba-tiba Randa membungkan mulutku dengan bibirnya, mataku terbelalak kaget, aku meronta kuat berusaha melepaskan diri, tapi Randa dengan cepat meraih kedua tanganku dengan satu tangannya sementara tangan lainnya menarik tengkukku mendekat.
Setelah menciumku lama, Randa akhirnya melepaskanku, aku mengepalkan tanganku kuat, wajahku tertunduk dalam.

Berani-beraninya dia melecehkanku! Mataku mengabur secara perlahan  karena air mata, aku begitu marah sampai tidak tau harus bagaimana.

Randa meraih daguku dan mendongakkan wajahku pelan, sekuat tenaga aku menahan air mataku, aku menatap Randa benci.

Prepare youself,” ucapnya kemudian pergi meninggalkanku.

Aku terdiam membeku, aku mengusap pipiku kasar. Kenapa nasibku se-sial ini?

***


tbc...

Not A Perfect Husband ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang