Aku tengah bersantai sambil menonton tv, aku sedang bermalas-malasan sekarang karena aku tidak punya kesibukan dan jadwal masuk kuliahku masih lama, aku jadi merasa bosan dan hanya bermalas-malasan saja.
Jika kalian bertanya tentang Randa, pria itu tidak disini sekarang, entah dia dimana sepertinya dia sedang ada di kamar.
Aku berjengit kaget saat Randa memelukku dari belakang, melingkarkan tangannya di leherku dan dagunya bertumpu di bahu, aku mengedipkan bahuku pelan, berusaha lepas, tapi Randa mengeratkan rangkulan tangannya.
“Apa?” tanyaku bosan.
Bisa kurasakan Randa tersenyum lebar.”Kita packing Sri!” ucapnya semangat.
Aku mengerutkan alisku dan sedikit menoleh ke arahnya, kepalaku sedikit ku mundurkan untuk menjaga jarak dengan wajahnya yang begitu dekat.
“Mau kemana?”
Randa lagi-lagi tersenyum lebar.”Paris,” matanya mengedip pelan ke arahku.
Aku menutup mulutku yang menganga tanpa sadar, mataku membulat tak percaya.
Paris?! Paris yang ada effiel-nya itu?! Sekarang?!Dengan cepat aku melepaskan rangkulan Randa dan menatapnya dengan mata membulat.
“Serius?!”
Randa menaik turunkan alisnya dan tersenyum miring ke arahku.
“Kita pergi jam 2 nanti,” ucapnya.
Tanpa bisa ku tahan aku menjerit heboh, aku melompat pelan saking bahagianya, asal tau saja, aku belum pernah ke luar negeri sebelumnya, dan ajakan ke Paris gratis adalah hal yang tidak bisa ku tolak.
Aku mengangguk cepat dan tanpa sadar berlari pelan ke arah Randa dan memeluknya erat, Randa balas memelukku, kemudian dengan cepat aku melepaskan pelukannya dan berlari pergi, tapi terhenti saat Randa menahan tanganku pelan, aku menatapnya bingung.
“Ciumannya mana?” ucapnya cemberut.
Karena aku bahagia, maka aku akan menciumnya. Aku berjalan cepat ke arah Randa dan mencium rahangnya kilat, niatnya aku mau mencium pipinya sayangnya dia terlalu tinggi, setelah menciumnya aku melambaikan tanganku cepat dan segera berlalu ke kamar kami untuk segera mem-packing barang-barang kami. Senyumku tak henti-hentinya mengembang , sesekali aku menjerit tertahan.
Paris, i am coming!!!
***
Aku berdiri dengan kaku di samping Randa, mulutku menganga tak percaya. Sedangkan Randa, senyum pria itu terus saja mengembang, aku yakin sebentar lagi pasti ia akan ngakak dengan lebar.
Sebenarnya aku sudah curiga sejak awal, saat Randa sedikitpun tidak membiarkan aku memengang tiketku, aku juga sudah curiga saat pesawat mendarat kembali ke tanah, bagaimana bisa ke Paris hanya di tempu 1 jam lebih sedikit?!
Dan begitu aku keluar dari bandara dan melihat lalu lalang orang yang masih memiliki wajah oriental khas Indonesia, seketika aku cemberut kesal.
Sejak kapan bule mukanya Indonesia banget, hah?! Ini jelas-jelas bukan di Paris!!Dan aku makin dongkol begitu Randa mengajakku ke tempat yang katanya Paris itu!
Ini bukan Paris!! Ini pantai Parangteritis!! Arghh!! Rasanya aku ingin menjerit kuat dan mencakar wajah Randa, dia mempermainkanku!!“WHAHAHAHAHA ...” see! Randa tertawa dengan tidak berdosanya.
Aku menghentakkan kakiku kesal, dengan cepat aku berjalan meninggalkan Randa yang tertawa terbahak-bahak itu, dia benar-benar keterlaluan! Apa dia tidak tau rasanya di PHP-in itu menyakitkan?!
KAMU SEDANG MEMBACA
Not A Perfect Husband ✔
RomanceSaat sebuah lamaran mendadak datang ke rumahku oleh Bu Lia, dengan begitu semangat aku menyetujuinya tanpa berpikir dua kali karena yang ada di bayanganku saat itu adalah berdiri berdampingan dengan senyum lebar bersama mas Herman, setidaknya itulah...