Setelah dia mengerjaiku tadi sore di pantai, aku mendiaminya sampai sekarang begitu kami sampai di hotel tepat kami menginap, aku mendengus pelan saat Randa pergi dengan setelan kerjanya sehabis shalat magrib tadi. Randa bilang dia mau menemui kliennya sekalian katanya dia mau makan malam dengan kliennya, dia menyuruhku untuk tidak menunggunya karena dia akan kembali agak larut malam.
Aku mendengus pelan, aku akan membalas Randa, liat saja nanti.
Not A Perfect Husband
Saat mendengar pintu terbuka, aku dengan segera menempelkan handuk panas yang sudah ku rendam di air hangat yang agak panas dan menempelkannya pelan di kening dan leherku.
"Panas... panas... huh..." aku menjerit tertahan merasakan panas handuk itu.
"Sri?" kudengar Randa memanggilku pelan, dengan cepat ku singkirkan air berisi air hangat itu ke bawah ranjang dan bersembunyi di bawah selimut.
Ku dengar pintu terbuka kamar dibuka pelan dan lampu dinyalakan, ku rasakan tempat tidurku bergerak pelan, itu tandanya Randa duduk didekatku, dia kemudian membuka selimutku, aku membuka sedikit mataku dan mengintip, dia terdiam kaku, dalam hati aku terkikik geli.
Rasakan itu.
Dengan akting yang sangat alami aku mengerjapkan mataku pelan dan menatap Randa sendu.
"Aku panas," ucapku manja dan meraih tangannya pelan dan mendekatkannya dikening dan leherku bergantian.
Randa menenguk ludahnya pelan, bisa ku lihat dari jakunnya yang naik turun.
"Kamu... ehmm... kamu kenapa pake baju gitu?" tanyanya dengan suara parau.
Aku menatap baju dalam transparan berwarna putih milikku, aku kemudian kembali menatap Randa dan menutup tubuhku lagi dengan selimut.
"Aku kepanasan," jawabku singkat dengan suara yang dibuat-buat seperti orang sakit."Ini gara-gara kamu bawa aku ke tengah laut tadi," tuduhku, membuatnya lebih percaya karena aku sakit gara-gara berendam di sore hari.
Randa kembali menenguk ludahnya dan menganguk lalu beranjak dan masuk ke kamar mandi, bisa ku dengar dia mengumpat pelan. Setelah memastikan dia pergi, aku menutup kepalaku dan tertawa dalam pelan.
Terima pembalasanku, hahaha...
Aku sengaja menggunakan pakaian yang cukup seksi menurutku ini, laki-laki semua sama, cara yang tepat untuk menyiksanya adalah membuatnya begitu mendamba-kan kita tapi tidak bisa menyentuh, itu pasti menyakitkan.
Aku kembali terkikih geli, aku kemudian bangun dan mengambil bajuku dibawah bantal dan memakainya, mataku membulat kaget begitu selesai memakai baju, aku melihat kaki Randa di depanku, aku mendongak dengan pelan dan menatapnya dengan wajah nyengir tanpa dosaku.
Randa masih menggunakan setelannya yang tadi, hanya saja dia sudah membuka jas dan dasinya, meninggalkan kemeja putih yang mencetak tubuhnya.
Aku menatapnya dengan wajah polos dan mulai kembali menatapnya dengan wajah sendu.
"Aku tiba-tiba kedinginan," ucapku lagi-lagi dengan tatapan sendu.
Randa hanya diam menatapku, mataku kemudian melotot saat dia melepas kemejanya dan membuangnya ke lantai, Randa kemudian membaringkanku cepat dan mengurungku di kedua lengannya, aku membeku seketika.
Randa tersenyum misterius ke arahku."Kamu dingin? Kalau gitu aku bakal hangetin kamu."
Aku seketika tergagu mendengar ucapannya.
"Anu ... itu ... aku udah nggak dingin! Aku udah baikan!" ucapku cepat.
Randa lagi-lagi hanya tersenyum misterius.
Mati aku!! Harusnya aku tidak pernah menantang singa semacam Randa dengan daging segar!! Liat siapa sekarang yang mengigil ketakutan?!
Randa mulai mendekatkan wajahnya, aku menutup mataku rapat, tanganku terkepal kuat di perutku, aku sedikit bergetar ketakutan, lalu yang selanjutnya terjadi Randa malah melemparkan tubuhnya di sampingku dan terkekeh pelan.
"Aku bakal nyentuh kamu kalau kamu udah nggak takut lagi sama aku," ucapnya sambil menarikku ke dalam pelukannya.
Aku terdiam bingung, alisku mengerut pelan, Randa menyapukan jarinya di keningku dan menciumnya pelan.
"Jangan banyak mikir, kamu tidur sekarang, sebelum aku berubah pikiran," ucapnya, dengan cepat aku mengangguk dan memejamkan mataku rapat.
Randa mengelus pelan rambutku berkali-kali, aku sedikit rileks karena perlakuannya itu, mataku mulai terpejam perlahan, tapi sebelum kesadaranku hilang suara tersiksa Randa terdengar.
"Kamu bener-bener bikin aku panas Sri, untung aku sayang kamu."
Tanpa sadar aku tersenyum pelan karena ucapannya.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Not A Perfect Husband ✔
RomanceSaat sebuah lamaran mendadak datang ke rumahku oleh Bu Lia, dengan begitu semangat aku menyetujuinya tanpa berpikir dua kali karena yang ada di bayanganku saat itu adalah berdiri berdampingan dengan senyum lebar bersama mas Herman, setidaknya itulah...