Aku tersenyum senang melihat pantulan diriku didepan cermin, aku memakai baju tipis tanpa lengan yang ringan dan lembut, sebenarnya ini piyama yang baru ku beli kemarin saat pulang dari kampus saat aku tidak sengaja melihatnya di salah satu etalase sebuah butik dan langsung saja ku beli.
Aku menggigit bibirku pelan, apa tidak apa-apa? Kurasa piyamanya terlalu tipis dan transparan.
Aku kembali mematuk tubuhku, kemudian mengedipkan bahuku, masih sopan lah.
Aku kemudian keluar dari kamar mengendap-endap ke arah dapur, Randa bilang hari ini dia ingin memasak untukku, aku kemudian melongokan kepalaku dan melihat Randa membelakangiku dan sedang menyiapkan sesuatu dimeja makan entah apa.
Aku berjinjit pelan dan mendekat ke arahnya, dan tiba-tiba memeluknya dari belakang, Randa berjengit kaget sebelum berubah rileks, Randa kemudian memegang tanganku dan memutar tubuhnya, kemudian menatapku dengan alis terangkat.
Randa menjauhkan tubuhku dan menatapku dari atas sampai bawah, aku ikut menatap tubuhku, aku kemudian mendongak dan menatap Randa bingung.
"Kenapa?"
Randa menenguk ludahnya pelan.
"Kamu tumben pakai baju gini," Randa mengelus tanganku pelan dengan gerakan naik turun.
Aku menampilkan senyum polosku dan memeluk pinggangnya.
"Aku tadi liat ini di butik," jelasku."Bagus nggak?"
Randa mengangguk kaku dan kembali menatap tubuhku intens. Aku kemudian menjauh dengan waspada dan menatapnya menyipit.
"Kamu lagi mikirin apaan?" tanyaku curiga.
Randa kembali menenguk ludahnya kaku, Randa menghela nafas berat dan melepas apronnya.
"Aku mau mandi dulu, kamu tolong lanjutin yah," ucapnya dan segera pergi, aku berbalik dan menatap Randa yang melepas kaosnya dan berjalan cepat ke arah kamar kami dan membanting pintunya terburu-buru.
Aku mengingit bibirku dan berusaha menahan senyumku, aku baru tau menggoda Randa se-menyenangkan ini, pantas saja dia senang menggodaku dulu.
Hari berikutnya, aku tengah bersantai disofa menunggu Randa yang tengah lembur, aku berlari cepat ke arah pintu saat mendengar pintu terbuka, aku kemudian menatap Randa dengan senyum lebar saat dia berdiri kaku didepan pintu apartemen, Randa kembali menatap tubuhku naik turun.
Aku menatapnya dengan senyum polosku, hari ini aku mengenakan tank top putih dan hotpants, baju yang akhirnya bisa ku gunakan lagi saat berada di rumah, dulu aku terlalu takut menggunakannya saat Randa ada dirumah, tapi sekarang kurasa bukan masalah lagi.
"Kamu udah pulang? Kamu pergi mandi gih, aku mau nyiapin makan malam dulu."
Langkahku terhenti saat Randa menahan pergelangan tanganku dan memutarku pelan, aku menatapnya bertanya, Randa menghela nafas berat dan memelukku erat.
"Ran ... aku sesak nafas ..." aku memukul bahunya pelan.
Randa kemudian melepaskanku setelah menciumku sekilas."Aku gemes banget sama kamu Sri," ucapnya dengan gigi beremeletuk kemudian bergegas pergi ke kamar kami.
Aku lagi-lagi tersenyum melihatnya.
Hahahaha.
Not A Perfect Husband
Aku tengah bersantai dengan Randa disofa sambil menoton acara televisi, mataku menatap tv dengan atensi penuh, menikmati tayangan menyenangkan dari sebuah film action disalah satu channel tv.
"Sri ..."
Aku menoleh pelan dan menatap Randa bertanya. Randa menatapku setengah kesal, ekspresinya terlihat tersiksa, aku menatapnya heran.
KAMU SEDANG MEMBACA
Not A Perfect Husband ✔
RomanceSaat sebuah lamaran mendadak datang ke rumahku oleh Bu Lia, dengan begitu semangat aku menyetujuinya tanpa berpikir dua kali karena yang ada di bayanganku saat itu adalah berdiri berdampingan dengan senyum lebar bersama mas Herman, setidaknya itulah...