1 bulan setelah kedatangan Fatimah. Perlahan mulai merubah semuanya. Terutama Hanan. Hanan terlihat lebih dekat dengan Fatimah. Perlahan tanpa Hanan sadari dia mulai menjauh dari Dhilla.
"Kak... kak... kaka sedang mikirin apa?" Suara Fatimah mengagetkan lamunanya.
"Ah.... tidak ada ." Ujar Hanan singkat.
Hanan kembali menatap ke depan dengan tatapan kosong. Ada sesuatu dalam dirinya. Hatinya berkecamuk merasakan bingung yang teramat sangat. Hanan sedang bersama Fatimah tetapi hati dan pikiranya berada jauh entah di mana.
"Hanan... " suara Adam membuyarkan semuanya.
"Bisa ikut aku sebentar?" Pinta Adam.
"Ke mana?"
"Ikut saja sebentar... " Adam menarik tangan Hanan.
"Iyahh baiklah" Hanan berdiri dari duduknya.
"Fatimah kaka pergi dulu. Kamu bisa lanjutkan ini sendiri?" Tanya Hanan pada Fatimah yang sedari tadi memintanya untuk mengajari beberapa materi pelajaran Kimia yang tidak gadis ini kuasai.
"Iyah ka.. bisa.."
"Buruan..." Adam menarik tangan Hanan membawanya keluar dari perpustakaan.
"Mau kemana sih?"
Adam tidak menjawab. Adam masih terus berjalan di ikuti langkah Hanan dari belakang.
Langkah Adam terhenti di depan sebuah papan panjang bertuliskan mading sekolah. Hanan menatap Adam bingung, kenapa sahabatnya membawanya ke sini.
"Baca itu..." Adam menatap Hanan kemudian menatap sebuah kertas berwarna merah jambu yang di penuhi rangkaian tulisan yang tersusun rapih.
Seketika Hanan membelokan bola matanya menatap ke arah tatapan yang Adam tatap saat ini.
Hujan
Ketika kau turun cinta terasa begitu dekat
Meskipun kau adalah sebuah lambang kesedihan
bagi ku kau adalah sebuah kenangan
Ketika senyum itu tersirat di bawah dinginya dirimu entah kenapa seketika menjadi hangat
Ketika mendung itu menyelimuti langitku entah kenapa seketika itu menjadi sangat indah
Dia merubahmu menjadi kenangan
Dia merubahmu menjadi berarti untuku.Hujan
Tapi aku benci kini hanya bisa menikmati dirimu sendiri
Mengenang mu sendiri tanpa dirinya yang memberi arti lebih tentangmu.
Kenapa setelah turun hujan harus ada pelangi? Dan kenapa aku harus menjadi hujan baginya? Sedangkan dia menjadi pelangi untuknya? Saat ini dia menjauhi hujan dan sedang menikmati ke idahan pelangi itu. Aku benci pelangi.~Dhilla Fadhillah~
Untuk beberapa menit Hanan membaca tulisan yang terangkai di atas kertas yang saat ini dia tatap. Bola matanya terus menyusuri stiap kalimat yang tertulis di dalamnya semakin bawah, Ke bawah dan terus ke bawah.
Sampai akhirnya matanya bermuara pada sebuah Nama yang menjadi penulis serangkaian kata yang sedari tadi di baca olehnya.Hanan terdiam sejenak menatap kembali tulisan itu. Detik berikutnya Hanan mengambil sticker Bintang yang tersedia di tempat mading. Sticker Bintang itu di pergunakan untuk para pembaca menilai semua karya yang ada di mading. Hanan menempelkan sticker Bintang itu tepat di sebelah Nama Dhilla.
"Isshhh " Adam tersenyum sinis.
"Dhilla tidak butuh itu" ujar Adam
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Hanan (Complete)
Spiritual#240 (08-07-2018) di Spiritual. Cerita sudah lengkap yah. Kalian tinggal baca dan vote serta koment ceritanya. Masukin ke perpustakaan kalian dan jngn lupa follow Authornya hee😇.