24.Tunggu Aku Sebentar Lagi

1.7K 111 10
                                    

Indonesia.

Dhilla terus mengurung dirinya semenjak kepulanganya dari Yogkarta. Ibu dan Ayahnya sudah beberapa kali meminta Dhilla untuk keluar kamar, namun tetap saja gadis itu tidak mau. Hanya benda persegi yang selalu dia tatap berharap ada panggilan masuk atau sekedar pesan singkat dari Hanan untuknya. Sudah hampir dua minggu Hanan menghilang tanpa kabar.

"Dhilla sayang, keluar nak." Pinta Ayah dari balik pintu.

"Ngga Yah, Dhilla di sini saja." Tolak Dhilla.

"Di depan ada pengantar pos. Nyariin kamu sayang." Ujar sang Ayah. Tanpa pikir panjang bergegas Dhilla keluar dan menemui pengantar pos itu. Berharap ada surat yang di kirim dari Hanan untuknya.

"Saya Dhilla. Ada apa yah Pak?" Tanya Dhilla pada pengantar pos itu.

"Oh ini. Ada barang untuk Dhilla." Petugas pos itu memberikan dus dengan ukuran yang cukup besar. "Silahkan tanda tangan bukti penerimaanya." Petugas itu menyodorkan kertas, dan Dhilla dengan segera mentanda tanganinya.

"Kalau begitu saya permisi."

"Iyah. Terima kasih pak."

Dhilla bertanya tanya. Kiriman dari siapa ini. Dan tentu saja Dhilla berharap ini dari Mesir. Dan yang mengirim ini adalah Hanan. Namun belum sempat pertanyaan Dhilla terjawab. Tiba tiba Ayah memanggil dari dalam.

"Dhilla..." teriak Ayah.

"Iya, Ayah?" Sahut Dhilla.

"Sini nak. Ada telphone untuk kamu." Dhilla bergegas menghampiri Ayahnya. Terlihat di sana Ibu tengah menangis di pelukan Ayahnya. Perasaan Dhilla mengatakan ada sesuatu yang salah saat ini. Dan Dhilla semakin memikirkan keberadaan Hanan.

"Ada apa Ibu?" Dhilla meraih tangan ibunya. Namun tidak ada jawaban. "Ayah?" Dhilla menatap sang Ayah, berharap Ayahnya bisa menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi.

"Ambil ini nak." Ayah memberikan telphone pada Dhilla. Dan dengan sedikit gemetar Dhilla merah gagang telphone itu. Dhilla menempelkan benda itu di telinganya.

"Hallo." Ujar Dhilla dengan susah payah.

"Asalamualaikum." Ujar seseorang di sana.

"Hanan?" Tanya Dhilla gemetar.

"Kebiasan yah. Jawab dulu salam aku." Pinta pemilik suara lembut itu.

"Waalaikumsallam. Ini beneran Hanan?" Tanya Dhilla sekali lagi.

"Iyah ini aku Hanan, lelaki Shaleh mu, memangnya siapa lagi." Ujar Hanan dengan nada menggoda. Dhilla tidak bisa menahan gejolak di dadanya. Akhirnya suara itu kembali terdengar di telinganya. Sungguh Dhilla sangat merindukan Hanan. Teramat sangat. Sangat!

"Udah jangan nangis." Pinta Hanan lembut. Dhilla mendengus sebal.

"Kamu kemana ajah sih, aku tuh nunggu kab..."

"Udah terima kiriman dari Bunda?" Potong Hanan. Dhilla terdiam menatap kotak yang ada di pangkuanya.

"Udah terima belum?" Tanya Hanan sekali lagi.

"Udah." Jawab Dhilla singkat.

"Udah di buka belum kotaknya?"

"Belum"

"Buka dulu gih sana."

Tanpa menunggu lama Dhilla segera membuka kotak itu dengan rasa penasaran. Dhilla membuka bungkusnya perlahan dan membuka kotak itu.

Di dalam kotak itu ada gaun berwarna pink yang sangat cantik lengkap dengan setelan hijabnya. Dhilla merasa senang, sekaligus bingung kenapa Bunda memberikan gaun sebagus ini untuk Dhilla.

Love Hanan (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang