23.kabar gembira

1.7K 103 5
                                    

Mesir.

Siang ini suara adzan dzuhur berkumandang menyeru dan bergema di kawasan Universitas Al-Azhar. Suara itu sangat merdu dan terdengar sangat indah. Itu adalah suara Hanan, Hanan menjadi Muadzim di Masjid kampus. Selain itu, Hanan juga menjadi ketua DKM di sini.

Setelah suara adzan berkumandang, dan semua umat muslim di sini telah selesai memenuhi kewajiban mereka sebagai seorang Muslim. Terlihat Hanan sedang memakai sepatunya.

"Asallamualaikum." Sapa seseorang.

"Waalaikumsalam." Balas Hanan.

"Semakin hari suara adzan mu semakin indah saja saudaraku." Puji Mas Alfath tulus.

"Alhamdulillah Mas. Terima kasih." Hanan tersenyum.

"Nanti Malam, Mas tunggu kamu di rumah. Mas ingin mengenalkanmu pada seseorang." Ujar Mas Alfath.

"Siapa?" Tanya Hanan penasaran. Alfath hanya tersenyum.

"Datanglah lebih awal saat makan malam. Jangan terlambat." Pinta Alfath.

"Baik mas."

"Kalau begitu Mas permisi. Harus segera mengajar. Asalamualaikum."

"Waalaikumusalam."

Setelah Hanan di terima sebagai mahasiswa di Al-Azhar ini. Hann semakin dekat dengan Alfath bahkan Alfath sudah menganggap Hanan sebagai saudara nta sendiri. Di karenakan Alfath hidup sebatang kara, kedua orang tua nya sudah meninggal. Dan Alfath pun memqksa Ganan untuk tinggal betsamanya di apartemen miliknya.

*****

"Selamat malam. Maaf Mas, saya terlambat." Ujar Hanan yang baru datang, dan segera menghampiri Alfath yang sudah menunggu di meja makan. Namun Alfath tidak sendiri, di sana terlihat sosok perempuan duduk di sebelah Alfath.

"Duduklah." Pinta Alfath. Hanan langsung menuruti, dan segera duduk di depan Alfath.

"Hanan. Mas ingin memberikan kabar gembira pada mu, Mas sudah menganggapmu sebagai adik Mas sendiri. Dan Mas ingin kamu menjadi orang pertama yang mendengar kabar ini." Ujar Alfath senang. Senyum terus tercetak jelas di wajah Alfath.

"Ada apa Mas?" Tanya Hanan penasaran.

"Kenalkan, dia Almira." Alfath menatap gadis di sebelahnya. Hanan segera menggeser pandanganya, dan menatap sebentar gadis itu. Kemudian kembali menatap Alfath.

"Asalamualaikum, saya Almira." Gadis itu mengangkat kedua tanganya memberi salam.

"Waalaikumusalam. Saya Hanan." Hanan membalas salam Almira.

"Mas sudah menghitbah Almira, dan inshaallah kami akan segera menikah." Ujar Alfath gembira.

Hanan tersenyum senang atas kabar gembira yang dia terima. Hanan merasa ikut bahagia untuk kebahagiaan Alfath, karena jika di lihat Almira adalah seirang gadis yang Shaleha, gadis itu bercadar, gadis itu sangat sopan, dan santun.

"Alhamdulillah Mas, saya ikut senang mendegarnya." Ujar Hanan bahagia.

"Terima kasih Hanan." Ujar Alfath.

"Kapan renacana kalian menikah?"

"Mungkin bulan depan. Karena ada beberapa yang harus Mas urus, dan kedua orang tua Almira juga ada di Malaysia. Mereka ingin pernikahan di laksanakan di sana." Alfath menjelaskan. Hanan mengangguk mengerti.

"Nanti Nanan beri tahu Bunda ya Mas. Bunda pasti senang." Ucap Hanan semangat.

"Tentu. Mas ingin bunda tahu kabar gembira ini. Karena bagai manapun Bunda sudah Mas anggap ibu Mas sendiri."

Love Hanan (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang