"Ahh Mas. Sakit Mas..." teriak Dhilla.
"Tenang sayang, sebentar lagi kita sampai di rumah sakit. Tahan yah." Ujar Alfath menenangkan.
Suara sirine ambulan mengiringi setiap kesakitan yang Dhilla rasakan. Dhilla berusaha untuk menahan rasa sakitnya. Dhilla akan melahirkan saat ini. Melahirkan anak kembar dari buah cintanya bersama Alfath.
Setelah Dhilla tau kebenaran tentang Alfath, Dhilla sudah ikhlas menerima kenyataan yang terjadi, Dhilla sudah Ikhlas menerima dan mencintai Alfath.
Sesampainya di ruang bersalin.
"Bismillah ya sayang, kamu pasti kuat melahirkan anak anak kita." Ujar Alfath meyakinkan.
"Kita mulai sekarang ya bu." Ujar sang Dokter. Dhilla mengangguk kecil, dan mengambil napas panjang.
"Bismillah..." ujar Dhilla lirih. Di genggamnya erat tangan Alfath, peluh bercucuran di sekujur tubuh Dhilla.
"Alhamdulillah, anak pertama sudah lahir." Ujar Dokter, Dhilla sedikit merasa lega, dapat melihat anak pertamanya dan mendengar tangis di bibir bayi mungil itu.
"Ahhh... Mas, sakit..." teriak Dhilla saat merasakan perutnya mulai berkontraksi kembali.
"Tahan ya bu. Tarik napas." Pinta Dokter, Dhilla menuruti.
"Terus bu, sedikit lagi..."
"Hmmhhhh..."
"Iyah, sedikit lagi..."
"Hmhhhh..."
"Eaaa... eeaaaa..." suara tangis bayi kembali menguasai seisi ruangan. Dhilla tersenyum kecil pada suaminya, yang mengusap lembut keringat di dahinya.
"Ahhhhh sakit..." teriak Dhilla.
"Mas sakit..."
"Ada apa sayang?" Tanya Alfath panik.
"Perut aku Mas. Sakit sekali..." Dhilla memegangi perutnya yang terasa melilit.
"Dok, apa yang terjadi dengan istri saya?" Tanya Alfath.
Dokter itu bergegas memeriksa keadaan Dhilla.
"Masih ada satu bayi lagi." Teriak sang Dokter.
"Satu lagi?" Tanya Alfath entah pada siapa.
"Mas..."
"Sakit Mas, aku tidak kuat lagi..."
"Mas..." genggaman tangan Dhilla melemah.
"Ya tuhan, bertahanlah sayang..." pinta Alfath.
"Bagai mana ini Dokter?"
"Begini Pak. Di dalam perut istri bapak masih ada satu bayi. Hanya saja posisi bayinya saat ini terlilit tali pusar. Dan keadaan istri bapak sangat lemah saat ini. Jadi..." Dokter itu menggantungkan ucapanya.
"Jadi apa?!"
"Kita harus menyelamatkan salah satu dari mereka." Dokter itu dengan berat hati menyampaikan kenyataan.
"Salah satu?" Tanya Alfat tak percaya. Dokter itu mengangguk kecil sebagai jawaban.
Alfath merasa lemas di sekujur tubuhnya, tulang tulangnya seperti melunak. Atau bahkan telah di lolosi satu persatu hingga tak mampu lagi menopang tubuhnya. Apa yang harus dia lakukan saat ini?
Di tatapnya Dhilla, beberap kali Dhilla mengerejapkan matanya. Alfath mengecup lembut kening Dhilla.
"Tolong selamatkan istri saya Dokter." Pinta Alfath lirih.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Hanan (Complete)
Spiritual#240 (08-07-2018) di Spiritual. Cerita sudah lengkap yah. Kalian tinggal baca dan vote serta koment ceritanya. Masukin ke perpustakaan kalian dan jngn lupa follow Authornya hee😇.