02. Hujan

4.7K 209 10
                                    

Terlihat di sebuah ruangan Dhilla memonyongkan sedikit bibirnya. Matanya terlihat lesu karena bosan mendengar Pak Bandi yang sedari tadi memberikan arahan untuk Dhilla dalam mempersiapkan dirinya mengikuti lomba mengarang puisi.

"Huffff.... " Dhilla menghela napas sembari merebahkan tubuhnya pada kursih.

"Kamu paham Dhilla?" Tanya Pak Bandi sedikit mengejutkanya.

"Ahh... iyah Pak saya paham." Ujar Dilla berusaha membenarkan posisi duduknya.

"Baik kalau begitu, Bapak rasa cukup untuk hari ini. Kita lanjutkan minggu depan, dan bapak harap kamu lebih serius Dhilla!"  Pak Bandi sedikit marah pada Dhilla yang sedari tadi nampak malas malasan.

"Baik Pak, saya mengerti. Maafkan saya." Dhilla menyadari kesalahanya.

Akhirnya penderitaan itu berakhir. Dhilla bisa menghirup udara segar dan gendang telinganya bisa beristirahat dari suara Pak Bandi yang kencang kaya abis nelen toa Masjid .

Dhilla bergegas merapihkan buku catatan yang tercecer di meja Pak Bandi, sementara itu Pak Bandi berpamitan untuk pulang.

"Dhilla, tolong rapihkan ini. Bapak pulang duluan yah." Ucap Pak Bandi berlalu meninggalkan Dhilla di ruanganya.

Dhilla hanya tersenyum kecut sembari ngedumel dalam hatinya
"Iyah pergi gih buruan... hushhh... hushh... sanah... " Dhilla mengusir cantik Pak Bandi.

Setelah merapihkan meja Pak Bandi, Bergegas Dhilla keluar. Di luar terlihat sepi hanya ada beberapa anak Osis yang sedang merapihkan Sound bekas rapat tadi siang. Dhilla mengalihkan pandanya pada langit nampaknya sebentar lagi akan turun hujan. Kemudian gadis itu bergegas menuju gerbang sekolah.

Dengan sedikit berlari Dhilla berusaha menghentikan Angkot yang hendak berangkat ke kawasan Rumahnya.

"Bang.... Bang... tunggu!" Dhilla berteriak.
Kemudian Angkot itu berhenti dan mundur mendekati Dhilla.

"Baru pulang neng? " tanya sopir Angkot yang memang setiap hari mangkal dekat Sekolah ini.

"Hmmm... " Dhilla menghela napas panjang seraya menganggukan kepalanya.

"Di dalam masih ada anak anak gak neng?" Tanya sang sopir.

"Eh... ada Bang. Ada." Jawab Dhilla.

Dhilla sedang sibuk mencari sesuatu di dalam Tas Sekolahnya. Dia mencari HP miliknya, Dhilla berniat memberi kabar pada Ayahnya agar tidak usah menjemputnya ke Sekolah.

Namun benda persegi itu tak kunjung dia temukan. Dhilla terlihat gelisah dan berusaha mengingat di mana terakhir kali Dhilla melihat HP nya.

"Ahh, iyah... " Dhilla nampaknya mengingat sesuatu.

"Bang, saya gak jadi naik yah." Dhilla turun dari angkot.

"Lahh kenapa emangnya Neng? " tanya sang Sopir.

"HP saya tertinggal di dalam."

"Terus neng pulangnya gimana? Bentar lagi mau hujan tuh." Ujar sang supir menunjuk ke atap bumi yang tertutup awan hitam.

"Gak apa apa nanti minta di jemput saja." Jawab Dhilla seraya melangkah melewati gerbang sekolah.

Dhilla bergegas memacu langkahnya takut ruangan Pak Bandi telah di Kunci oleh Penjaga Sekolah. HP nya tertinggal di sana.

"Ahhh untung saja." Dhilla menghela napas panjang melihat pintu ruangan itu tidak terkunci, bergegas Dhilla masuk untuk mengambil HP miliknya.

"Uhhh. Ini dia." Dhilla sedikit ngomel sembari meraih benda persegi itu.

Love Hanan (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang