34. Mencari Petunjuk

1.8K 110 29
                                    

Matahari terbit dari timur dan tenggelam di barat, begitu seterusnya. Waktu bergulir sangat cepat. Tidak terasa hari demi hari berganti, dan hari pernikahan Dhilla dan Jammil semakin dekat.

"Bu..." panggil Dhilla.

"Iyah sayang?" Sahut Ibu dari dapur.

"Ibu lihat Album tahunan Dhilla pas SMA gak? Dhilla cari cari gak ketemu." Dhilla terlihat kebingungan.

"Kamu mau apa nanyain Buku tahunan kamu?" Tanya Ibu penasaran.

"Ini loh Bu, Dhilla mau nyari beberapa alamat teman SMA Dhilla. Dhilla mau ngundang mereka ke pernikahan Dhilla nanti." Dhilla menjelaskan, ibu mengangguk mengerti.

"Sebentar Ibu ambilkan yah." Ibu pergi, dan kemudian kembali dengan membawa buku tahunan yang Dhilla cari.

"Kok bukunya bisa ada di Ibu?" Tanya Dhilla heran.

"Iyah, pas pindahan buku ini tidak sengaja terselip di berkas kerja Ayah." Ibu memberi penjelasan.

"Mhhh... ya udah kalau gitu Dhilla ke kamar yah." Pamit Dhilla.

Dhilla sudah berada di kamar, Dhilla memilih beberapa teman dekat yang akan dia undang ke pernikahanya. Tapi tiba tiba Dhilla teringat sesuatu, yaitu ucapan Fatimah tentang Hanan. Dhilla berpikir jika benar dulu dirinya pernah sangat mencintai Hanan, itu berarti Hanan juga akan ada di buku ini.

Dhilla sudah membuka lembar demi lembar buku tahunannya. Namun tetap saja nama yang dia cari tetap tidak bisa di temukan.

Dhilla mengulang beberapa kali, tapi tetap saja tidak ada siswa bernama Hanan di buku tahunan ini. Namun ada yang aneh, ada satu halaman yang hilang dalam buku ini. Dhilla berusaha mengingat masalalunya tapi itu sangat sulit, Dhilla merasakan sakit kepala teramat sangat saat memaksakan pikiranya untuk mengingat sesuatu.

"Kenapa gak ada yah?" Tanya Dhilla pada dirinya sendiri.

"Aku yakin semua ini ada hubunganya dengan mimpi aku setiap malam, tapi apa? Dan siapa dia? Apakah Hanan dan laki laki dalam mimpiku adalah orang yang sama?
Dan apa hubungan Jammil dengan semua ini?" Pikir Dhilla dalam hati.

"Aku harus tanya sama Arsy, mungkin dia tahu sesuatu." Pikir Dhilla.

*****

Dhilla sengaja pergi ke Jakarta untuk bertemu dengan Arsy. Dhilla berusaha mencari petunjuk untuk bisa menjawab semua pertanyaan yang selama ini berkutat dalam pikiranya.

"Asalamualaikum." Dhilla mengetuk pintu rumah Arsy.

"Waalaikumsalam." Sahut Arsy.
Arsy membukakan pintu.

"Dhilla?" Arsy nampak kaget mendapati sosok Dhilla berdiri di balik pintu.

"Haii Sy." Dhilla tersenyum manis.

"Kamu ke sini sama siapa?" Tanya Arsy.

"Sendiri."

"Kenapa gak bilang dulu sih? Tau gitu aku kan bisa jemput kamu." Omel Arsy.

"Aku gak mau ngerepotin kamu." Ujar Dhilla.

"Yaudah. Yuk masuk." Ajak Arsy. Dhilla masuk ke rumah Arsy dan Adam yang mereka beli setelah menikah, rumah ini nampak rapih dan bersih.

"Gak usah heran. Yang ngerjain ini semua si bibi, bukan aku." Cerocos Arsy.

"Udah aku duga sih. Gak mungkin kamu bersih bersih rumah se bersih dan se rapih ini, mustahil." Ejek Dhilla, Arsy tersenyum kecut.

"Lagian gak mungkin juga aku bersih bersih dalam keadaan perut kaya gini. Kamu lupa? Anak dalam kandungan aku itu ada tiga Dhill. Tiga!" Ujar Arsy penuh penekanan.

Love Hanan (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang