14.Ulang Tahun Dhilla

1.9K 133 5
                                    

Tok... tok... tok..
Pintu kamar Dhilla di ketuk dari luar.

"Dhilla sudah tidur?" Tanya Ayah dari luar.

"Belum Yah." Sahut Dhilla.

"Boleh Ayah masuk ke dalam?"

"Masuk ajah Ayah pintunya tidak di kunci." Dhilla membolehkan.

"Gimana keadaan Kamu sudah baikan sayang?" Ayah mendekat dan duduk di sebelah Dhilla. Dhilla bangkit dari tidurnya dan bersandar pada Ayah.

"Dhilla udah sehat kok Yah."

"Alhamdulilah. Kapan kamu mau berangkat ke sekolah?" Tanya Ayah.

Dhilla diam, Dhilla mengangkat wajahnya sebentar menatap Ayahnya. Kemudian kembali menunduk.

"Mmhhh... Dhilla pengen pindah Sekolah Ayah." Ujar Dhilla pelan.

"Hah, memanngnya kenapa? Dhilla ada masalah di sekolah?" Tanya Ayah cemas.

"Dhilla... Dhilla. Dhilla mau minta maaf sama Ayah." Dhilla memeluk Ayah kuat. Dhilla menangis terisak.

"Ada apa sayang?" Ayah mencoba melepas pelukanya dan menatap wajah anaknya.

"Ceritakan sama Ayah." Ayah menatap Dhilla sambil berusaha menyeka air matanya.

"Dhilla sudah melakukan kesalahan besar Ayah. Dhilla telah mengecewakan kepercayaan Ayah. Maafin Dhilla." Dhilla kembali terisak.

"Sebenarnya Dhilla..." Dhilla menghentikan ucapanya. Dhilla menatap Ayah takut. Namun kemudian Dhilla menarik napas panjang. "Sebenarnya Dhilla berhijab karena sebuah alasan Ayah..." ujar Dhilla lemah.

"Apa maksud kamu? Ayah tidak mengerti. Memangnya apa Alasan Dhilla. Katakan?"

"Tapi janji Ayah gak bakalan marah sama Dhilla?" Dhilla berusaha terlihat biasa.

"Ayah janji." Ujar Ayah mengiyakan.

"Janji?" Tanya Dhilla memastikan sekali lagi.

"Iyah Sayang Ayah janji gak Marah." Ayah meyakinkan.

"Alasan Dhilla berhijab sebenarnya. Karena Dhilla suka sama Laki laki Ayah. Maafkan Dhilla Ayah pasti kecewa." Dhilla menyesal. Ayah hanya diam saja.

"Ayah marah?" Tanya Dhilla memberanikan diri.

"Lepaskan hijab kamu." Ujar Ayah.

"Hah.." Dhilla kaget dan berusaha memahami apa yang di katakan Ayahnya.

"Lepaskan hijab kamu sayang. Jika itu alasanya." Ayah memperjelas kalimatnya.

"Tapi Ayah Dhilla..."

"Tidurlah Sayang sudah malam. Dan untuk masalah sekolah kita bicarakan nanti." Ayah memotong ucapan Dhilla. Dan kemudian menyelimuti tubuh Dhilla dengan selimut.

"Selamat tidur sayang. Selamat malam." Ayah mengecup kening Dhilla dan pergi tanpa memberi kesempatan untuk Dhilla bicara.

"Ayah..." Dhilla tidak bisa menahan air matanya lagi semuanya keluar saat ini juga.

Menit berikutnya Dhilla bisa mendengar suara gaduh antara Ibunya yang sedang berusaha menjelaskan pada Ayah. Dan suara Ayahnya yang cukup keras dan kasar. Suara itu bukti dari kekecewaanya.

"Ya tuhan apa yang telah aku lakukan?" Tangisan Dhilla semakin menjadi. Dhilla benar benar tidak bisa menghadapi semuanya. Sampai akhirnya kesedihan yang teramat sangat menuntun tibuhnya untuk terlelap dalam lelah.

****

Ke esokan harinya di sekolah.

"Pagi Bawel." Sapa Adam pada Arsy yang baru datang. Arsy hanya tersenyum.

Love Hanan (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang