FWY-17

5.6K 402 5
                                    

Vomment dulu yuk! Ntar lupa lg. 😙

Selepas mengantar Kayla, mobil Samudera langsung melesat menuju kediaman Indra.

Laki-laki itu sudah menunggu kedatangan Samudera sejak Samudera memberinya kabar beberapa menit lalu.

"Ada apa? Kayaknya mendesak banget sih."

"Gue butuh bantuan lo." jawab Samudera langsung mendahului Indra masuk ke kamarnya.

"Woi santai bro, cerita dulu ada apa?"

Akhirnya Samudera menceritakan semuanya secara garis besar. Indra adalah seseorang dengan iq tinggi, jadi ia langsung mengerti apa yang harus dilakukan.

"Lo mau gue lacak siapa yang teror lo?" Samudera mengangguk. "Kayla tahu gak masalah ini?"

"No."

"Kenapa lo nggak cerita?"

Samudera menghela napas. "Gue gak mau dia kepikiran, Bang. Tadi kami sempat berdebat, kayaknya dia sudah curiga."

"Kayla pintar Cel, Kayla bakalan cepat tahu apa yang terjadi. Saran gue, selesaikan cepat sebelum dia tahu sendiri dan akhirnya bakal kecewa sama lo karena gak sharing sama dia masalah sebesar ini." Kata Indra sambil menatap rangkaian nomor yang ada di ponsel Samudera.

Sepertinya nomor itu dibuat sendiri karena angkanya yang sangat beraturan. Pelakunya sangat niat sepertinya.

"Apa Kayla tahu kalau dulu lo diterror juga makanya ngejauhin dia dan berakibat kalian yang putus?"

Samudera mengernyit mendengar penuturan Indra. "Lo tahu darimana? Kayaknya gue gak pernah cerita."

Kekehan geli keluar dari mulut Indra, tangannya menepuk pundak Samudera pelan. "Kita udah kenal berapa lama sih? Lo bisa bohongin seluruh dunia, tapi enggak ke gue."

Kalau saja ini dalam situasi yang biasa, mungkin Samudera akan terbahak mendengar perkataan Indra yang sangat drama. Tapi ini dalam keaadaan serius.

"Bantuin gue ya bang?"

Indra tersenyum lalu mengacungkan ibu jarinya, "Anytime bro."

"Thank."

Setelah itu Samudera merasa bebannya lebih ringan, setidaknya ia tidak menyimpan masalah untuk dirinya sendiri.

Alasan Samudera memilih Indra bukan karena ia tidak mempercayai Alfian dan Denis, ia percaya bahkan sangat.

Namun Samudera terlalu pengertian, ia tidak ingin mereka berdua jadi tidak ada waktu untuk belajar. Sebentar lagi ujian.

Alasan lain karena Indra lebih tua dan pastinya lebih bijaksana dari mereka yang masih terbilang labil.

"Jadi gimana?" tanya Indra tiba-tiba sambil mengeluarkan sebungkus rokok dari sakunya.

Indra memang perokok, tapi tidak yang candu sekali. Seminggu tiga kali baginya sudah cukup, kecuali kalau ada masalah.

Indra memang pribadi yang tidak ingin merepotkan orang lain dan menyimpan masalahnya sendiri. Oleh karena itu, alkohol dan rokok menjadi pilhan alternatif.

"Gimana apanya?"

"Balikan sama sang pujaan hati gimana rasanya?"

Samudera tersenyum, "Siapa yang nggak bahagia. Semua orang kalau jadi gue pasti juga bahagia banget. Gak semua orang mau kasih kesempatan kedua kan bang?"

Menimpali perkataan Samudera, Indra mengangguk setuju. "Yoa. Makanya dijaga bener-bener dah tuh. Jangan jadi pengecut lagi lo,"

Samudera terkekeh miris. Dirinya malu mengingat masa-masa ia menjadi pengecut dan berlindung di bawah ketiak orang lain, parahnya orang itu perempuan. Gisele.

Fall With You ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang