02

5.3K 988 80
                                    

Pagi ini Woojin terbangun sedikit kesiangan, terlihat dari panasnya sinar matahari yang masuk lewat celah jendela transparan di apartement. Ia melangkahkan kakinya ke dapur untuk mengambil minum, tenggorokannya terasa kering karena seingatnya terakhir kali ia hanya meminum secangkir flat white.

"Sudah bangun, kapten? Pulang jam berapa kau semalam? Bahkan sampai aku tertidur jam 10 pun kau belum pulang. Seorang pilot diberi waktu libur selama seminggu bukan untuk menghabiskan malam di luar rumah, kawan."

Benar juga, kesibukan Woojin yang menyebabkannya jarang berada di rumah membuat ia lupa kalau ia tidak tinggal sendirian di apartement itu. Ia tinggal bersama orang lain, seseorang yang sedang bersandar pada dinding dekat ruang makan, memiliki wajah manis namun bisa tegas dibeberapa waktu. Meskipun begitu, tidak bisa dipungkiri kalau sosok itu memiliki wajah yang cantik, untuk ukuran pria.

"Tadinya aku ingin mengatakan kalau aku merindukanmu, tapi begitu mendengar omelanmu aku tarik kata-kata yang bahkan belum kuucapkan itu." Woojin kembali meneguk sisa air dari gelas yang ia pegang. Mengabaikan sosok yang menatapnya sebal.

"Setidaknya katakan padaku, kemana kau semalam?"

"Hanya bertemu dengan teman lalu mengantarnya pulang, tidak ada yang lain."

Pria manis itu menghampiri Woojin yang sedang terduduk di meja makan bersiap menyantap sarapannya, "jangan melucu, kau tidak punya teman."

Woojin mendelik padanya, "Ingin ku lempar piring ini ke wajahmu, hah?" Woojin mengangkat piring dihadapannya, namun tidak ia lempar. "Dia teman Lee Daehwi. Daehwi yang membuatku bertemu dengannya." Lanjut Woojin.

Sosok itu duduk di hadapan Woojin, masih dengan pandangan sebal dimatanya menatap Woojin, "bilang pada sepupumu itu untuk tidak mengganggu waktu libur seorang pilot. Kau butuh istirahat dihari liburmu. Kau tidak perlu bertemu dengan teman-teman Daehwi."

"Kenapa? Lagipula aku menyukai pertemuanku dengannya, dia sangat menggemaskan untuk seukuran pria kalau kau tahu."

"Maaf saja Kapten Woojin, aku tertarik pada pria maskulin, bukan pria menggemaskan. Dan juga aku mengomel seperti ini agar kau bisa memanfaatkan hari liburmu untuk beristirahat, Woojin-ah. Kau tidak akan tahu kapan diminta sebagai pilot pengganti, jangan sampai kau nyaris tertidur di kabin, itu berbahaya. Diam saja di rumah denganku, aku akan menemanimu." Omel sosok itu.

"Jangan mengganggu pagiku dengan omelanmu, memang kau tidak ada jadwal penerbangan?" Ujar Woojin disela sarapannya.

Sosok manis itu menopang dagunya dengan tangan yang bertumpu di meja makan, menatap Woojin yang sedang fokus pada makanannya, "aku menyelesaikan pekerjaanku lebih awal, 110 jam penerbangan kurang dari satu bulan. Masih ada 2 hari untuk penerbanganku selanjutnya."

Yah, siapa sangka kalau pria cantik dan manis ini adalah seorang pilot juga? Itulah alasan ia tinggal satu apartement dengan Woojin yang lokasinya terlampau sangat dekat dari bandara. Dan tidak bisa dipungkiri kalau sosok manis itu memiliki etos kerja yang baik. Setiap pilot diberi waktu bertugas selama 110 jam penerbangan dalam satu bulan, tapi pria itu telah menyelesaikan tugasnya dalam kurun waktu 28 hari.

Woojin telah menyelesaikan sarapannya, ia kembali ke kamarnya untuk mengambil ponsel dan menuju ruang tv menemani teman satu maskapainya itu. Pria dengan usia hampir 27 tahun itu mengecek beberapa pesan di ponselnya. Salah satunya dari sosok yang ia temui kemarin hingga larut malam.

Ahn Hyungseob
Hyung, kau sudah sampai rumah?
Terima kasih untuk hari ini
Sampai jumpa lagi hari kamis nanti
Hehe (>////<)
23.49

Sepertinya semalam Woojin langsung tertidur tanpa mengecek pesan masuk di ponselnya. Dia dan Hyungseob kemarin bertemu jam 4 sore di cafe karena sebuah kencan buta yang dirancang sepupunya sendiri, Lee Daehwi. Setelah mengetahui bahwa Woojin adalah seorang pilot, Hyungseob semakin gencar menanyakan berbagai pertanyaan dengan antusias. Mereka jauh lebih akrab sekarang, bahkan mereka memutuskan untuk menurunkan formalitas dalam bicara. Mereka terus berbincang hingga nyaris tengah malam dan pada akhirnya Woojin mengantar Hyungseob pulang sebagai bentuk tanggung jawabnya. Beruntung cafe itu beroperasi selama 24 jam, jadi mereka tidak perlu diusir oleh pelayan di sana.

Park Woojin
Aku sampai dengan selamat, dear.
Maaf karena telat membalas pesanmu,
Kurasa menunggu hari kamis masih terlalu lama
Ingin berjalan-jalan hari ini, bunny?
9.12

Ting!
Balasan dari pesan tadi masuk hanya dalam selang kurang dari 2 menit. Bisa ditebak kalau sosok menggemaskan itu sedang menunggu pesan dari Woojin.

Ahn Hyungseob
Sudah kubilang jangan memanggilku seperti itu hyungg ><
Maaf, tapi hari ini aku akan mencari pekerjaan
Aku tidak ingin menjadi pengangguran :(
9.13

Park Woojin
Yang mana?
Dear? Atau Bunny?
Bukankah sudah kubilang menjadi editor tidaklah buruk, sayang?
*Maksudku Seobie
9.13

Ahn Hyungseob
Ish, hyung!!
Kau membuatku seperti seorang gadis dengan panggilan seperti itu.
Tetap saja aku harus mengurus surat data diriku
Untuk diserahkan ke perusahaan
9.15

Park Woojin
ㅋㅋ
Menggemaskan.
Mau kutemani?
9.16

ㅌㅂㅊ




Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
[√] Blind Date; JinSeobTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang