08

2.9K 732 125
                                    

CRDs (Crew Rest Departements) pesawat saat ini telah dipenuhi para awak kabin yang sedang menata barang pribadi masing-masing, sedangkan seorang Load Sheeter diantara mereka terus menerus mengingatkan untuk mengatur barang sebaik mungkin.

Woojin merasakan koper miliknya baru saja bergetar, setelah dilihatnya, ternyata Hyungseob menelfonnya.

"Ya?" Sahutnya.

"Hyung, apa kau membaca pesan dariku semalam? Kenapa tidak dibaㅡ"

Srett.

"Jangan menggangguku." Woojin mendelikkan pandangannya pada seseorang yang baru saja merebut ponselnya.

"Kau tidak dengar kalau Kim Yongguk -seorang load sheeter itu- baru saja mengatakan untuk tidak lupa mematikan ponsel?" Ujar Haknyeon, salah satu pramugara dimaskapai tersebut.

"Astaga, setidaknya biarkan aku memberinya kabar."

"Terlambat, ponselmu sudah kumatikan. Cepat pergi ke cockpit, 1 jam lagi sudah waktu pemberangkatan jika tidak ada delay dari polisi udara. Jangan lupa pasang interkom-mu." Haknyeon memasukkan ponsel Woojin ke dalam koper pemiliknya.

"Kau pikir aku baru masuk akademi penerbangan kemarin malam? Tak perlu kau ingatkan pun pasti aku akan memasangnya." Woojin segera keluar dari peristirahatan awak kabin, dan segera menuju cockpit.







Pesawat siap lepas landas, Woojin menjalankan pesawat dengan Mingyu yang membantu di sebelah kanannya. Para awak kabin lainnya menjalankan tugas dengan teratur. Meskipun di dapur kabin terdapat beberapa orang yang sedang mengobrol. Terdengar jelas dari interkom yang terpasang di telinga para anggota maskapai.



Mau tahu sebuah rahasia?

Di sela-sela tugas mereka di atas pesawat, para awak kabin termasuk pilot masih sempat berbincang dan bersenda gurau lewat interkom. Membahas segala hal seperti sedang melakukan group call, dan tak ada satupun penumpang yang bisa mendengarnya.

✈✈✈

Daehwi sudah menekan bel apartement hyungnya berkali-kali, tapi masih belum ada sahutan dari dalam. Bahkan ia sudah mencoba untuk menghubungi si pemilik apartement nomor 11 itu, tapi operator mengatakan kalau ponselnya sedang tidak aktif.

Tentu saja apartement yang Daehwi kunjungi adalah apartement kedua sepupunya. Memangnya hyung mana lagi yang Daehwi punya selain duo-Park itu? Daehwi itu anak tunggal.

Saking kesalnya menunggu pintu terbuka, Daehwi sampai menendang pintu di hadapannya berkali-kali. Ia juga memencet bel dengan tidak sabaran. Sampai akhirnya seseorang yang juga penghuni di gedung apartement itu berbicara padanya.

"Kau adik si kembar itu, kan?" Seseorang dengan wajah western itu menatap pria bersurai ungu yang sedang menendangi pintu apartement bernomor 11.

Daehwi membalikkan tubuhnya, menatap pria yang sedikit lebih tinggi darinya yang berdiri di apartement bernomor 10. "Iya, memang kenapa?" Ujarnya ketus. Moodnya sudah terlalu buruk untuk sekedar tersenyum pada orang asing di hadapannya.

"Wajahmu saja yang manis, tetapi sifatmu masam. Lagipula, adik macam apa kau yang tak tahu kedua kaka mu itu sedang bertugas? Seingatku kakamu yang seperti bakpao berjalan itu sudah pergi bertugas sekitar 3 hari yang lalu, sedangkan yang kehitaman itu baru saja berangkat tadi pagi." Jelas pria western itu. Hampir seluruh penghuni apartement itu mengetahui si pilot kembar yang tinggal dinomor 11. Karena tak jarang mereka melihat Woojin maupun Jihoon mondar-mandir dengan seragam pilot mereka di gedung apartement.

"Terima kasih atas informasi dan ledekanmu, pria yang tinggal dinomor 10," sarkas Daehwi.

"Kim Samuel."

"Apa?"

"Kim Samuel. Itu namaku, kau boleh mengingatnya. Siapa tahu kau akan merindukanku." Ujarnya santai.

"Bule gila!"


Daehwi segera pergi dari gedung apartement itu dan pulang ke rumahnya. Ia terus menerus mengumpati pria bernama Kim Samuel itu dan secara tanpa sadar ia sedang memikirkan pria keturunan Italia itu.

✈✈✈

"Kau benar-benar tak mau kuantar sampai ke rumahmu, Hyungseob-ssi?" Tanya direktur berwajah oriental itu setelah menurunkan pegawai barunya di dekat halte bus.

"Tidak, terima kasih banyak, Sajang-nim. Aku tidak mau terlalu merepotkanmu. Lagipula aku hanya perlu berjalan sedikit dari sini." Tolak Hyungseob.

Jungjung mengangguk sebagai respon dari jawaban Hyungseob, "Ah, iya, Hyungseob-ssi, kalau hari Senin nanti kau tidak mau naik kendaraan umum, aku siap untuk menjadi supirmu ke kantor."

"Eung.. Kurasa kau tidak perlu sampai seperti itu, Sajang-nim."

"Benar juga, pacarmu kan seorang supir. Bicara apa direktur pemilik Yuehua Company ini." Jungjung tergelak sejenak, entah apa yang lucu baginya.

"Sajang-nim, Woojin hyung bukan pacㅡ"

"Ya sudah kalau begitu, Hyungseob-ssi. Sampaikan salamku pada supirㅡ Maksudku, pacarmu. Sampai jumpa di hari pertamamu bekerja." Pria bernama asli Zhu Zheng Ting itu menutup kaca jendela mobilnya dan segera melaju ke perusahaan miliknya.



ㅌㅂㅊ

SamHwi quuu

SamHwi quuu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
[√] Blind Date; JinSeobTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang