1⃣7⃣

3K 717 106
                                    

Pria berhidung mancung dengan wajah keturunan asing itu baru saja keluar kelasnya, tepat di samping kanan pintu ruangan itu terdapat pria manis yang sedang berdiam diri sambil memegang paper bag berwarna coklat.

"Menungguku, rambut anggur?"

Yang merasa dirinya disebut segera berhenti bersandar pada dinding dan menolehkan kepalanya, "bisa kau berhenti memanggilku seperti itu, Arredondo?" Sinisnya.

Si pemilik nama sedikit berdecak, "Namaku Kim Samuel, oke? Dan juga, kenapa kau selalu dalam keadaan mood yang buruk setiap bertemu denganku?"

"Kim Samuel apanya, semua barang yang kau pinjamkan padaku bertuliskan Samuel Arredondo, mulai dari jaket, flashdisk, buku dan," tangan mahasiswa itu mengangkat paper bag digenggamannya, "sepatu yang kebesaran ini."

"Lalu, moodku buruk karena kau selalu muncul setiap kali aku terkena masalah. Baru saja kau muncul tepat setelah baterai ponselku habis." Lanjutnya.

"Kalau ini di Itali, kau boleh memanggilku Arredondo. Tapi di sini kau harus memanggilku Kim Samuel, teman-temanku bisa tertawa jika ada yang memanggilku Arredondo." Kemudian Samuel merebut paper bag coklat dari tangan Daehwi, "kau kesini hanya mau mengembalikan ini, kan? Sudah sana."

"Nama dibalas nama. Kalau kau berhenti memanggilku rambut anggur, aku juga akan berhenti memanggilmu Arredondo."

Tangan milik bule itu terulur menyentil dahi milik Daehwi yang tertutup poni, "kau saja belum memberi tahu namamu, rambut anggur."

Daehwi mengusap dahinya dan sedikit meringis, "kau kurus tapi kekuatanmu seperti akan meretakkan kepalaku."

"Lee Daehwi, panggil aku Daehwi." Sambungnya masih dengan meringis.

Samuel menganggukan kepalanya, "baiklah. Sekarang silahkan pergi, Lee Daehwi. Karena sehabis ini aku masih ada kelas lain."

Setelahnya Samuel berjalan keluar gedung dengan paper bag ditangannya, sementara Daehwi menatapnya kesal, "setidaknya dengarkan ucapan terima kasihku dulu, bule aneh." Gerutunya.

✈✈✈

Line

Park Woojin
Kau sedang apa, bunny?
Bagaimana dengan makan malammu?
Instant lagi?
20.55 KST

"Apa memang biasanya kau melamun pada ponsel?" sahut seseorang yang baru saja muncul dari balik pintu balkon.

Yang masih menatap ponsel menanggapi dengan mengendikan bahunya, "aneh saja, perbedaan waktu di sini dan Korea Selatan hanya 2 jam. Tapi dia tidak membalas pesanku, seharusnya dia belum tidur."

"Siapa? Jihoon?" Byun Hyunmin, pramugara yang sekamar dengan Woojin menyandarkan tubuhnya pada pintu kaca balkon.

Woojin menggeleng, "bukan, maksudku teman adik sepupuku."

"Kalau begitu dia bukan urusanmu, memang kau pacarnya? Apa ada yang tahan berpacaran dengan staff maskapai? Ditinggal bekerja entah berapa lama, tidak ada bedanya dengan pacar virtual."

"Kau berbicara seperti telah berpengalaman." Balas Woojin.

"Pengalamanku bahkan lebih buruk," Hyunmin mendudukkan dirinya pada sofa kecil di ruang itu.

"4 tahun aku bertugas tanpa pulang ke Korea, selama itu aku menyempatkan waktu untuk membalas pesan dari pacarku setiap harinya. Sampai satu minggu setelah hari jadi kami yang ke 6 tahun, aku mendapat day off ke Korea. Tapi yang kulihat saat di arrival gate pacarku berjalan bersama pria lain, yang ternyata satu pesawat denganku. Bahkan saat di pesawat pria itu sempat meminta pendapatku tentang penampilannya, ia bilang ia akan bertemu pacarnya. Dan pahitnya, pacarnya adalah pacarku." Kedua mata Hyunmin menerawang pada masa lalu percintaannya yang baru saja terjadi beberapa bulan lalu.

"Setelah itu, aku langsung menghampirinya dan meminta penjelasan. Dengan tenangnya pacarku bilang kalau berpacaran denganku seperti berpacaran pada ponsel. Karena rasa sayang yang ia rasakan dariku hanya berupa ketikan, bukan perlakuan." Lanjutnya diakhiri dengan helaan nafas panjang.

"Yah, mungkin ada baiknya kalau saat itu kau langsung menikahinya dibanding berpacaran selama bertahun-tahun." Ujar Woojin, ia menatap rekan kerjanya prihatin.

"Dan membiarkannya mengurus anak sendirian tanpaku di sampingnya? Tidak terima kasih, lebih baik kita berpisah seperti sekarang." Balas Hyunmin.

"Kau terlalu baik pada mantan pacarmu," ucap Woojin yang dibalas kekehan kecil dari Hyunmin.




Drrt.
Woojin merasakan getaran dari ponsel di tangannya, ia langsung membuka notifikasi line yang baru saja masuk.

Line

Ahn Hyungseob
Hyungㅠㅠ
Aku baru saja memakan makanan aneh.
Hyung tau Nước chấm?
Rasanya sangat aneh dimulutku,
Aku hampir memuntahkannya lagi kalau tidak ada direktur di depankuㅠㅠ
21.11 KST

Park Woojin
Kau belum pulang, sayang?
Bukankah sudah larut malam di sana?
21.12 KST

Ahn Hyungseob
Direktur memintaku menemaninya berjalan-jalan.
Ia mengajakku ke gedung yang isinya patung dan lukisan-lukisan yang bahkan tidak ku kenal pelukisnyaㅠㅠ
Dan sekarang kami berada di restauran.
Tidak ada menu yang kumengerti.
Aku rindu masakanmu, hyung.
21.14 KST

Park Woojin
Dia mengajakmu ke tempat-tempat mahal ternyata.
Kau hanya merindukan masakanku?
Bagaimana dengan aku?
21.14 KST

Ahn Hyungseob
Kau tidak bisa dimakan, hyung.
Jadi aku tidak merindukanmu.
ㅋㅋㅋ
21.15 KST

Park Woojin
Benarkah?
Tapi aku bisa memakanmu.
21.19 KST

Ahn Hyungseob
Hm?
Kau kanibal.
21.20 KST

Park Woojin
Lupakan, lagipula kau tidak akan mengerti.
Sebaiknya kau cepat pulang sebelum bus terakhir lewat.
Meminta izin saja pada pegawai yang lain.
21.20 KST

Ahn Hyungseob
Kami hanya berdua,
Direktur yang akan mengantarku pulang, hyung.
21.34 KST

ㅌㅂㅊ

Tolong jelasin kenapa ada orang seimut dia!

Dari belakang kaya anak bayi banget sumpaahhh ㅠㅠ

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dari belakang kaya anak bayi banget sumpaahhh ㅠㅠ

Dari belakang kaya anak bayi banget sumpaahhh ㅠㅠ

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
[√] Blind Date; JinSeobTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang