"Woojin-ah, tunggu di sini." Jihoon menahan Woojin yang baru saja mau beranjak dari motor, sementara Jihoon sudah turun terlebih dahulu.
"Apa? Kau tidak mengerti, sekarang akuㅡ"
"Aku mengerti, dan aku tahu apa masalahmu. Biar aku yang menemuinya, katakan di unit berapa dia tinggal."
"Tidak, aku harus bertemu dengannya, aku bisa menyelesaikan masalah ini sendiri, akuㅡ"
"Park Woojin!" Jihoon meninggikan suaranya, membuat yang lebih muda terlonjak di parkiran yang sepi ini.
"Jangan membuatku terus-menerus membentakmu. Aku tahu apa yang ada dipikiranmu, kau pasti akan menemuinya dan mengatakan kalau kau tidak akan meninggalkannya lagi karena kau akan berhenti menjadi pilot. Aku tidak tahu bagaimana wujud dan sifat pacarmu, tapi entah mengapa melihatmu yang seperti ini membuatku berpikir kalau dia adalah orang yang penuntut dan egois." Lanjutnya.
"Dia tidak seperti itu, ini semua murni salahku, Hoon-ah."
Jihoon menatap iba adik kembarnya, sejauh ini yang Jihoon tahu cinta pertama Woojin adalah dunia penerbangan. Bahkan pria itu tidak pernah menjalin hubungan pada siapapun di masa sekolah mereka. Melihat Woojin yang seperti ini membuat Jihoon ingin menghajar seseorang yang telah membuat adiknya menaruh hati pada orang itu.
"Kalau begitu biarkan aku membuktikan sendiri kalau dia bukan orang yang penuntut dan egois." Ucap Jihoon.
Woojin mengusap wajahnya dengan kasar, ia hanya ingin menyelesaikan masalah ini sendiri. Dia sudah mencoba untuk tidak egois, tapi Jihoon justru melarangnya menemui Hyungseob. Yang ingin ia lakukan hanyalah memeluk Hyungseob dan mengatakan kalau ia telah melepas pekerjaannya demi pria mungil itu.
Jihoon yang melihat Woojin sedang frustasi menghembuskan nafasnya pelan, "Woojin-ah, jangan hanya memikirkan masalahmu sendirian. Aku hyungmu, kau bisa mengandalkanku. Percayalah." Ia menepuk bahu Woojin pelan.
Pada akhirnya Woojin mengalah dan mengangguk, "dia tinggal di unit 101 lantai 9."
✈✈✈
"Eum.. siapa?" Sosok mungil dengan piyama berwarna biru muda sedikit kebesaran menggunakan kacamata di wajahnya menyambut Jihoon yang baru saja menekan bel.
"Hai, kau pasti adiknya Hyungseob. Boleh aku bertemu dengan kakakmu?" Ujar Jihoon ramah sambil tersenyum lembut.
Pria mungil itu mengerjapkan matanya beberapa kali dan sedikit memiringkan kepalanya, "tapi aku anak tunggal.." manik bulatnya menatap bingung seseorang dengan apple hair yang berdiri di hadapannya.
"Ah, benarkah? Sepertinya aku salah unit, maaf mengganggu malammu." Jihoon menggaruk kepalanya yang tidak gatal dan tersenyum kikuk.
Si mungil membenarkan posisi kacamatanya dan menggeleng, "Hyungseob ada di sini."
Jihoon yang tadinya ingin berbalik segera mengurungkan niatnya, "bisa aku bertemu dengannya?"
Sosok kecil itu mengangguk hingga membuat kacamatanya turun, "ini."
"Maaf?"
"Aku Ahn Hyungseob." Ucapnya.
Jihoon melebarkan matanya, sial, dia sangat kaget. Dari mana Woojin mengenal anak SMP ini!? Astaga, apa orang itu sudah menjadi pedofil? Haruskah ia mengadukannya pada ibu dan mencoretnya dari kartu keluarga?
"Ingin masuk? Atau bicara di sini saja?" Hyungseob melebarkan pintunya untuk memberi jalan.
"Ku-kurasa di dalam saja." Ujar Jihoon kikuk.
KAMU SEDANG MEMBACA
[√] Blind Date; JinSeob
Fanfiction[WATTYS 2019] Park Woojin × Ahn Hyungseob Tentang seorang pilot, editor, dan kencan buta mereka. ✈bxb, boys love ✈Bahasa baku ✈Rated T [15-04-2019] #1 in Jinseob Start from 01.02.2018 to 09.04.2018 ===== Kebijakan pembaca di tangan sendiri ⚠Tidak su...