2⃣3⃣

3.2K 771 272
                                    

Pagi-pagi Woojin sudah pergi dari apartementnya, pria berusia 27 tahun itu melajukan motornya ke apartement kekasihnya. Ia sudah berencana akan menghabiskan waktu liburnya di Korea hanya dengan kekasihnya seorang. Beruntung saudara kembarnya sedang bertugas, jadi tidak ada yang mengomelinya kalau membawa helm pink itu ke mana-mana. Mungkin sepulang kerja nanti Woojin akan membawa Hyungseob ke toko helm, daripada terus-terusan meminjam milik Jihoon.

Sebelum menuju basement gedung apartement Hyungseob, Woojin sempat memelankan laju motornya dan menoleh pada lobby. Di sana ia melihat seseorang dengan setelan jas yang sedang bersandar pada pintu masuk, berwajah oriental dengan rambut kecoklatan. Sudah jelas itu Zhu Zheng Ting, mau apa dia di sini? Menjemput Hyungseobnya? Bermimpi saja.

Maka setelah memarkirkan motornya, Woojin segera menaiki lift ke lantai 9 dan menghampiri pintu apartement bernomor 101.

"Eoh? Kenapa hyung di sini? Kan aku bilang tunggu saja di lobby. Kalau begini hyung malah jadi bolak-balik." Hyungseob mengerjapkan matanya setelah membuka pintu diiringi bunyi bel kedua.

Woojin menggeleng, "tidak apa-apa, hanya ingin mengecekmu. Bagaimana sarapanmu?"

"Semuanya aman, tidak ada kebakaran." Ujar Hyungseob sambil mengacungkan ibu jarinya. "Hyung, tunggu di sini sebentar, aku ingin mengambil tasku." Hyungseob kembali ke dalam dan membiarkan pintu apartementnya terbuka, sementara ia sedang mengambil tas kerjanya di kamar.




"Ayo, hyung." Setelah Hyungseob menutup pintu, mereka menuju lift berdampingan dengan bergandengan tangan.

"Ngomong-ngomong, Hyungseob-ah, Jungjung-ssi selama ini selalu pergi ke kantor denganmu?" Tanya Woojin disertai deheman.

"Iya, setiap hari. Kenapa, hyung?"

Woojin menggeleng pelan, "tidak, hanya penasaran saja. Sepulang kerja nanti aku akan mengajakmu jalan-jalan, jadi jangan terlalu lelah di kantor. Jangan lewatkan makan siangmu, dan makan makanan yang sehat."

"Aku bukan anak kecil lagi, hyung. Kau tidak perluㅡ" Deringan ponsel yang menggema di parkiran basement itu mengejutkan mereka, Hyungseob segera meraba saku jasnya dan mendapati ponselnya yang mendapat panggilan masuk.

"Halo, Sajang-nim?"

Woojin menghentikan langkahnya secara tiba-tiba dan menatap kekasihnya yang juga ikut terhenti dengan sedikit tidak suka. Emosinya selalu tersulut bila mendengar Hyungseob menyebut seseorang yang menaungi YH Company itu. Mata Hyungseob hanya melirik Woojin sekilas dan kembali berbicara pada direkturnya.

"Kau di mana?"

"Aku sedang di jalan, Sajang-nim."

"Ke mana?"

"Tentu saja kantor, ada perlu apa menelfonku, Sajang-nim?"

"Kenapa aku tidak melihatmu keluar apartement? Aku sudah menunggumu dari 30 menit yang lalu di lobby."

Manik Hyungseob langsung melebar karena terkejut, "ah, astaga. Sajang-nim, kenapa menungguku? Aku tidak bisa berangkat denganmu, lebih baik sekarang Sajang-nim kembali ke kantor."

"Kenapa? Kau naik apa ke kantor?"

"Tenang saja, aku akan sampai di kantor dengan selamat. Sampai jumpa nanti di kantor, Sajang-nim."

Jungjung menghela nafas disebrang sana, "Baiklah, sampai jumpa di kantor."

Tutt.


"Jungjung-ssi?" Tanya Woojin pada Hyungseob. Yang ditanya mengangguk dan memasukkan ponselnya ke saku jasnya.

"Aku heran kenapa Sajang-nim mau repot-repot seperti itu padaku, padahal aku tidak memintanya sama sekali."

[√] Blind Date; JinSeobTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang