2⃣5⃣

3.3K 714 101
                                    

Sore ini di cafe tempat pertama kali keduanya bertemu, Hyungseob tersenyum lembut kala alunan melodi dan suara nyanyian yang juga tak kalah lembut memasuki indra pendengarannya. Di depan sana Woojin sedang bernyanyi dengan gitar akustik dipangkuannya, sementara jarinya memetik senar. Suara baritone yang terkesan rendah dan dalam itu menyanyikan lagu milik Plain White T's yang berjudul 1,2,3,4.

Ketika manik keduanya bertemu, Woojin tersenyum disela nyanyiannya yang menyebabkan pipi pria tersayangnya bersemu merah.

Hyungseob tidak habis pikir Woojin akan bersikap semanis ini. Awalnya ia mengira Woojin akan mengajaknya ke pertunjukan orchestra ataupun theater seperti yang dilakukan Jungjung. Tapi justru penampilan dari sosok Woojin dengan sebuah gitar membuat perhatiannya terkunci.

Ia merasa senang, sangat senang. Woojin sangat tahu apa yang bisa membuatnya tersenyum lebar, tapiㅡ



"Hey, ingin taruhan siapa yang bisa mendekati pria itu duluan?"

Empat gadis berseragam SMA di sebelahnya membuat perhatiannya luput. Dapat ia lihat kalau gadis berambut coklat sebahu itu sedang menunjuk Woojin di atas panggung.

Hyungseob merasa sebal tiba-tiba, pendengarannya kini lebih berfokus pada ocehan gadis-gadis itu ketimbang suara nyanyian Woojin.

"Taruhan seperti itu terlalu mudah untukku, Kim Yeri." Ujar gadis berpipi tembam.

"Mungkin kau lupa kalau aku pernah mengalahkanmu ditaruhan kita sebelumnya, Kim Sohye." Sahut gadis dengan iris mata berwarna coklat terang.

"Tapi kau langsung putus setelah dua hari, Kim Saeron." Gadis dengan rambut sebahu kembali berucap.

Gadis bermata bulat dengan bibir sedikit tebal menghela nafasnya, "kenapa tidak ada satupun yang benar dari kalian? Aku prihatin karena marga kita semua sama."

Si mata coklat mengendikan bahunya, "sudah menjadi nasibmu bermarga Kim, Kim Sohyun."


"Hey-hey! Dia berjalan kemari!!" Seru gadis berpipi tembam.


Hyungseob yang sedang menguping pembicaraan mereka segera menolehkan kepalanya dan benar saja, Woojin sedang berjalan menghampiri mereka sambil tersenyum. Atau mungkin hanya menghampiri Hyungseob seorang? Sepertinya iya.

Namun tidak seperti Woojin, Hyungseob memasang raut merajuknya. Ia memanyunkan bibir beberapa senti sementara Woojin tersenyum lembut padanya.

Para gadis di meja sebelah merapikan penampilannya dan tersenyum pada Woojin. Tapi senyum itu tidak bertahan lama karena Woojin tidak melirik mereka sedikitpun dan malah duduk di meja sebelah dengan seorang pria.

Sepertinya sekarang keadaan berbalik, gadis-gadis itu kini yang menguping pembicaraan.


"Kau suka?" Tanya Woojin, sepertinya ia belum menyadari aura dari Hyungseob.

"Tidak! Aku tidak suka!" Rajuk Hyungseob.

Woojin mengernyit heran, tangannya mengusap sebelah pipi kelinci yang terasa empuk itu. "Ada apa?" Matanya sekilas melirik pada meja sebelah karena mendengar jeritan kecil, tapi ia kembali menatap kekasihnya.

"Jangan pernah bernyanyi atau bermain gitar lagi! Aku tidak suka! Aku benci hyung! Hyung terlalu tampan sampai banyak yang menyukai hyung! Aku benci!! Menyebalkan, huh!" Hyungseob membuang mukanya, tapi ia malah membuangnya ke arah gadis-gadis yang sedang menguping interaksi keduanya.

Tiba-tiba saja ia merasa malu karena bersikap seperti anak kecil di hadapan beberapa orang yang jauh lebih muda darinya. Sulit sekali Hyungseob bersifat sesuai dengan umurnya sendiri.

[√] Blind Date; JinSeobTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang