1⃣9⃣

3.1K 722 140
                                    

Saat ini kedua orang yang bekerja di YH Company dengan jabatan yang berbeda itu sedang menuju kantor. Selama dua bulan penuh Jungjung tidak pernah absen mengantar-jemput Hyungseob. Terkadang sepulang kerja mereka akan mampir sebentar di restauran mahal, memakan makanan yang terasa asing dimulut Hyungseob kemudian pria mungil itu akan mengirim pesan berisi rengekan pada Woojin. Mengeluh tentang rasa-rasa yang tidak bisa dicernanya dengan baik.

Dan selama dua bulan penuh juga Woojin belum kembali ke Korea sekalipun. Ia dan Hyungseob tetap saling menghubungi meski tidak terlalu sering, mengingat ponsel Woojin yang selalu dimatikan ketika bekerja dan perbedaan waktu ditiap negara.

"Hyungseob-ssi, pria seperti apa yang kau suka?" Tanya Jungjung tiba-tiba.

Hyungseob mengalihkan pandangannya dari jendela mobil ke wajah tampan direkturnya yang sedang menyetir, "Aku tidak pernah memikirkan tentang hal itu sebelumnya," jawab Hyungseob.

"Kau belum pernah suka pada seseorang?"

Pria manis itu menyandarkan badannya dengan nyaman, dan berpikir sejenak, "entahlah, selama ini aku hanya fokus pada sekolahku. Tidak terlalu mementingkan hal lain. Temanku bahkan sampai merasa kesal karena aku menyia-nyiakan masa mudaku, dia sampai memaksaku untuk ikut kencan buta." Jelasnya.

Jungjung melirik Hyungseob sekilas, "Lalu kau ikut? Bagaimana rasanya kencan buta?"

"Aku hanya ikut satu kali dan akan kupastikan itu adalah yang pertama dan terakhir kali aku ikut kencan buta. Awal-awal pertemuan terasa canggung, sangat sulit mencari topik." Pikirannya teringat pada kejadian beberapa bulan lalu di cafe dekat apartementnya, kala itu terasa canggung tapi diakhiri dengan perasaan nyaman setelah mengobrol hingga tengah malam.

"Sajang-nim juga akan ikut kencan buta?" Lanjutnya.


Jungjung menggeleng dan tersenyum pada Hyungseob, "aku tidak akan kencan buta kalau Hyungseob-ssi juga tidak mau ikut kencan buta lagi."

"Kenapa tergantung padaku?"

"Biar aku ada teman, pasti akan sangat canggung kalau hanya bertemu dengan orang asing sendirian tanpa seseorang yang dikenal." Jawabnya.

Hyungseob menganggukan kepalanya paham, "tapi dulu aku dan Woojin hyung juga tidak saling kenal."

"Woojin? Jadi kalian bertemu dikencan buta?"

"Iya, temanku adalah adik sepupunya. Seperti yang waktu itu aku beritahu."

Jungjung mengerutkan keningnya, "tapi saat itu kau bilang kau tidak berpacaran dengan Woojin-ssi."

"Memang tidak," ujarnya polos.


Jungjung terdiam sangat lama, kalau begitu bukankah hubungan keduanya terlihat dengan jelas? Mereka bertemu dikencan buta, dan masih berhubungan sampai sekarang. Besar kemungkinan mereka akan berakhir sebagai pasangan kekasih. Lalu bagaimana dengan Jungjung? Dia tidak bisa membiarkan orang yang disukainya hidup penuh kesengsaraan bersama supir itu.

"Silahkan turun, Hyungseob-ssi. Kita sudah sampai." Jungjung tersenyum hangat.

"Terima kasih, Sajang-nim. Kau selalu perhatian terhadapku," Hyungseob ikut tersenyum di akhir kalimatnya.





"Sudah kubilang itu menjadi kewajibanku untuk perhatian dan menjagamu disisiku."

✈✈✈

Hari ini pekerjaan para editor tidak terlalu banyak, dijam 2 siang mereka semua telah menyelesaikan pekerjaan masing-masing. Selagi menunggu jam pulang kantor, mereka memilih untuk bersantai di ruangan, beberapa dari mereka ada yang sedang mengakses internet di luar pekerjaan dan ada juga yang sedang mengobrol. Tidak terkecuali Hyungseob yang ditelfon Woojin diwaktu senggangnya.

[√] Blind Date; JinSeobTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang