Hyungseob dan Woojin baru saja keluar dari kedai es krim, mereka mampir sebentar sebelum pergi ke festival. Sebenarnya itu hanya sogokan dari Woojin agar pria mungilnya tidak merajuk karena sifat usil Woojin.
"Senang, hm? Tidak usah merajuk lagi," Woojin merangkul Hyungseob yang berjalan di samping kirinya.
Pria manis itu mengangguk senang, "terima kasih, hyung."
"Apapun, bunny. Kita ke festival sekarang?" Tanya Woojin.
Hyungseob menatap Woojin yang juga sedang menatapnya, "iya, tetapi jalan kaki saja, ya? Rasanya sudah lama aku tidak berjalan kaki, lagipula festival itu hanya di ujung jalan."
Woojin mengangguk dan tersenyum tanda mengiyakan.
Baru beberapa langkah mereka menjauh dari kedai es tadi, seseorang yang tidak dikenalㅡ
"Hyungseob-ssi,"
ㅡ Memanggil si pria manis.
Hyungseob dan Woojin menghentikan langkah mereka, menatap pria yang baru saja keluar dari toko alat tulis kerja yang letaknya tak jauh dari sana.
"Hyungseob-ssi, benar, kan?" Tanya pria berkemeja merah maroon dan celana bahan berwarna hitam itu, khas seorang kantoran, hanya saja tanpa jas.
Hyungseob cukup terkejut melihat orang di hadapannya dan tak menyangka orang itu yang menyapanya lebih dulu, "Selamat sore, Sajangnim." Tangannya menepis lengan Woojin dibahunya dan membungkukkan badannya sopan.
Sedangkan pria yang tangannya ditepis hanya menatap bingung.
Orang itu tersenyum hangat, "sore juga, Hyungseob-ssi. Sedang berjalan-jalan dengan kekasihmu?" Ucapnya sambil melirik Woojin yang masih berdiam diri di samping Hyungseob.
"Kami akan pergi ke festival di ujung jalan sana, Sajang-nim." Telunjuk Hyungseob menunjuk keramaian dipenghujung jalan, "Ah, iya. Hyung, kenalkan, dia direktur di perusahaan ku bekerja." Lanjutnya pada Woojin.
"Zhu Zheng Ting, jika kesulitan mengucap namaku kau bisa memanggilku Jungjung, seorang direktur," Pria itu tersenyum dan mengulurkan tanggannya.
Woojin ikut tersenyum ramah dan menyambut uluran tangan lelaki yang kelihatannya memiliki darah China, "Park Woojin, hanya seorang supir. Senang bertemu denganmu."
"Hyung, jangan merendah seperti itu."
Pilot itu melepas jabatan tangannya dan mencubit gemas pipi makhluk di sampingnya, "kenyataannya jabatanku hanya sebatas supir, bunny."
Jungjung memperhatikan penampilan Woojin dari atas hingga kakinya tanpa orang itu sadari. Style berupa celana jeans hitam dan hoodie berwarna putih dengan coat berwarna hitam. Biasa saja.
"Hyungseob-ssi, bagaimana kalau berjalan-jalan denganku? Aku membawa mobil, tidak kuparkiran terlalu jauh dari sini."
Hyungseob melepaskan tangan Woojin yang masih mencubit pipinya, ia sedikit meringis karena pipinya juga ikut tertarik, "Maaf, Sajang-nim, mungkin lain kali. Aku dan Woojin hyung hanya ingin ke festival," ujarnya.
"Tak apa, Hyungseob-ssi. Naik saja mobilku ke festival di sana, kau tidak perlu kelelahan dengan berjalan kaki. Duduk saja dengan tenang bersamaku, biar Woojin-ssi yang menyetir. Bagaimana?" Tawar Jungjung.
"Maaf?" Woojin mengerutkan keningnya dan menatap aneh direktur di hadapannya. Rasa-rasanya pendengarannya baru saja mendengar hal yang sedikit menyinggung.
Ia baru saja disuruh menjadi supir, kan?
ㅌㅂㅊ
KAMU SEDANG MEMBACA
[√] Blind Date; JinSeob
Fanfiction[WATTYS 2019] Park Woojin × Ahn Hyungseob Tentang seorang pilot, editor, dan kencan buta mereka. ✈bxb, boys love ✈Bahasa baku ✈Rated T [15-04-2019] #1 in Jinseob Start from 01.02.2018 to 09.04.2018 ===== Kebijakan pembaca di tangan sendiri ⚠Tidak su...