Bagi Hyungseob hari pertamanya bekerja tidak terlalu buruk, meski ia masih sedikit kikuk ketika mengerjakan tugasnya. Walau tidak memiliki ruangan pribadi, setidaknya Hyungseob bisa bekerja dengan nyaman dalam ruangan luas yang berisi 6 meja kerja.
Kantor tempat Hyungseob bekerja memiliki kantin yang lumayan besar, menu yang disediakan juga beraneka ragam. Hanya saja pria manis itu masih heran mengapa direkturnya malah makan siang di restoran lain tempo hari.
Sekarang sudah jam 4 sore, waktunya para karyawan pulang ke rumah.
"Hyungseob hyung, kau pulang ke mana?" Tanya karyawan yang mejanya tepat disamping kiri Hyungseob yang juga merupakan karyawan baru, Lee Euiwoong, ia lebih muda 1 tahun.
"Tentu saja ke rumah, Woong-ah." Jawab Hyungseob polos.
Euiwoong terkekeh kecil, "bukan itu maksudku, hyung. Ke mana arah kau pulang?"
"Ah, aku keㅡ"
"Jungsan-dong, benar kan, Hyungseob-ssi?"
Keenam karyawan yang masih berada di ruangan itu segera menolehkan kepalanya ke arah pintu. Itu direktur utama mereka, Zhu Zheng Ting.
"Selamat sore, Sajang-nim." sapa mereka serempak.
Jungjung tersenyum ramah dan langsung menghampiri meja milik Hyungseob, "Dia tinggal di apartemen Jungsan-dong, Euiwoong-ssi. Aku pernah mengantarnya pulang."
Hyungseob tersenyum tipis dan mengangguk pelan.
"Kalau begitu kita searah, hyung. Aku tinggal di apartemen Jung-gu." Ujar Euiwoong.
"Jung-gu? Saudara temanku juga ada yang tinggal di sana." Sahut Hyungseob.
"Benar, kah? Siapa namanya? Mungkin saja aku mengenalnya."
"Aku tak yakin kau mengenal Park Woojin," terbesit rasa kerinduan saat Hyungseob menyebut namanya. Pria berprofesi pilot itu sudah tidak ada kabar selama 2 hari. Entah ia menghilang ke mana. Lagipula Hyungseob juga tidak berminat membuka aplikasi line-nya hanya untuk menanyakan kabar.
Euiwoong sedikit terkejut mendegarnya, "Park Woojin? Duo-Park bersaudara itu? Tentu saja aku mengenalnya, semua orang yang tinggal di apartemen itu mengenal mereka."
"Aku hanya mengenal Woojin hyung, aku belum pernah bertemu dengan saudara kembarnya. Tapi ia pernah menceritakannya, kalau tidak salah namanya Park... Jihoon?" Tanya Hyungseob yang dijawab anggukan oleh Euiwoong.
"Park Woojin?" Jungjung mengerutkan keningnya, "ah! Si supir itu?" Lanjutnya.
Euiwoong dan Hyungseob menatap direkturnya dengan bingung.
Jungjung tertawa kikuk, "Lupakan saja apa yang ku ucapkan tadi. Aku ke sini hanya ingin bertanya pada Hyungseob-ssi, apa kau dijemput pacarmu?"
Hyungseob menggeleng, "aku akan pulang naik bus, dan juga Woojin hyung bukan paㅡ."
"Hyung, ayo pulang bersamaku. Aku juga naik bus," sela Euiwoong. Hyungseob tersenyum lebar dan mengangguk.
"Kalau begitu, Sajang-nim, kami permisi." Ucap Hyungseob sambil menunduk sopan, diikuti Euiwoong di sampingnya.
Mereka segera melangkah pergi kalau saja suara direktur mereka tidak menginterupsi, "Hyungseob-ssi,"
Kedua karyawan baru itu menolehkan kepalanya.
"Bagaimana kalau pulang bersamaku? Kau juga, Euiwoong-ssi."
✈✈✈
Pria bersurai ungu itu menggerutu kesal, ia mengeratkan pelukan kedua tangannya pada tubuhnya sendiri. Terlihat jelas pria itu sedang kedinginan. Ia menghela nafas kesal karena bus yang ditunggunya belum juga tiba.
Sore tadi seseorang tak sengaja mendorongnya dari belakang dan menumpahkan segelas kopi ke jaketnya di kampus. Mau tak mau Daehwi harus melepaskan jaketnya secara terpaksa dan menahan dinginnya angin malam dengan kaus biru tua berlengan pendek.
"Hey, rambut anggur,"
Daehwi yang merasa dirinya terpanggil segera menatap pengendara motor yang baru saja berhenti tak jauh dari tempatnya berdiri. Ia melempar pandangan sebal.
Pengendara motor itu membuka kaca helmnya, menampakkan wajah western-nya. Pria bernama Kim Samuel itu memperhatikan Daehwi dengan seksama, kedua tangan Daehwi memeluk erat jaket berwarna putih yang terdapat bercak berwarna coklat. Dalam sekali lihat, bisa ia tebak kalau pria berambut ungu itu sedang kedinginan.
Samuel melepas jaket merah yang ia pakai dan melemparnya pada Daehwi, "pakai ini." Lalu Samuel segera menjalankan motornya dari halte itu.
Lagi-lagi Daehwi menggerutu karena ketidak jelasan pria berwajah western itu, "Aku lebih berterima kasih kalau dia memberiku tumpangan dibanding jaket. Dasar bule aneh," Namun ia tetap memakai jaket yang dilemparnya.
ㅌㅂㅊ
KAMU SEDANG MEMBACA
[√] Blind Date; JinSeob
Fanfiction[WATTYS 2019] Park Woojin × Ahn Hyungseob Tentang seorang pilot, editor, dan kencan buta mereka. ✈bxb, boys love ✈Bahasa baku ✈Rated T [15-04-2019] #1 in Jinseob Start from 01.02.2018 to 09.04.2018 ===== Kebijakan pembaca di tangan sendiri ⚠Tidak su...