[31] 3 Years Later

1K 119 15
                                    

Author's POV

THREE YEARS LATER

3 Tahun sudah gadis itu menyendiri tanpa memperdulikan laki-laki yang mencoba membuka hatinya.

Dia sudah lulus kuliah dan sudah merayakan kelulusannya. Wisuda-nya dihadiri oleh orang-orang yang berperan dalam kebahagiaannya. Ibunya, ayahnya, sepupu-sepupunya, tak lupa Gemma, Robin, Anne, Suami Gemma, Lou, Lux, Liam, Niall, Zayn, Louis dan lainnya.

Tapi, pada saat proses pelemparan Toga, dia melihat laki-laki itu lagi. Dia tersenyum, dia pasti datang ke acara ini. Saat Alleshia berbahagia.

Pertanyaan Alleshia, Apa saat aku menikah, kau juga akan datang? Oh, mungkin aku tidak akan menikah, belahan jiwaku sudah pergi.

-
"Baiklah, kau diterima menjadi guru di Taman Kanak-Kanak ini." Gadis itu tersenyum, dan berdiri dihadapan sang Kepala Sekolah.

"Terima kasih, Mrs. Standerd. Aku sangat berterima kasih." Ucap Alleshia diiringi senyuman lebar darinya dan sang kepala sekolah tersebut.

"Sama-sama, anda bisa kerja mulai hari Senin minggu besok." Alleshia mengangguk dan tersenyum, belajarnya tak sia-sia.

"Terima Kasih sekali lagi."

Hasil kerja keras Alleshia tak berbuah masam, dia berhasil. Memang ini bukan pekerjaan Utamanya, hanya untuk mengisi waktu senggang saat menganggur dan mencari pekerjaan yang lebih serius lagi. Tapi, jika ini jalannya, dia akan menjalaninya. Lagipula, masalah gaji, gaji di Taman Kanak-kanak itu cukup tinggi- sangat tinggi, karena yang bersekolah disini adalah Anak- anak Artis dan orang-orang kaya lainnya.

Alleshia pulang kerumah nya dengan perasaan sangat senang.

"Ibu... aku diterima di Sekolahannya Mary!!" Jerit Alleshia saat masuk Rumah. Dia melemparkan Jas cokelatnya dan menyisakan Kemeja Berenda bunga dengan Rok pensil cokelatnya. Yang aneh, gadis ini masih memakai Sneakers saat pakaian nya sangat Feminin.

"Oh, syukurlah. Bilang terima kasih pada Gemma dan Mary, karena mereka yang memberi tahu lowongan kerja itu."

"Iya, bu. Ahhh, aku sangat senang!" Ujar Alleshia, kebahagiaan sangat jelas di mata birunya. Tapi, masih ada secercah kesedihan mendalam karena kesatria-nya.

----

Alleshia's POV

Sudah 1 bulan aku bekerja disini. Dengan gaji yang lumayan besar.

Kalian tahu apa pekerjaan ku setelah lulus kuliah?

Aku sarjana beberapa bulan yang lalu, belum mendapat pekerjaan. Sebenar nya, pekerjaan ini kudapat tadi Gemma. Gemma juga dapat nya dari Mary, anaknya yang dul di titipkan kepadaku dan Harry.

Aku menjadi guru Taman Kanak- Kanak. Dan disitu lah Mary bersekolah. Biasanya, aku membawa Mary pulang sekalian aku juga pulang. Kadang-kadang aku juga bersama Gemma sekalian dia menjemput Mary.

3 tahun berlalu. Disaat dulu, Mary masih sangat kecil dan menggemaskan. Dia besar bersama ku,  walau tidak ada Harry. Ia menganggap ku sebagai Aunty nya atau kakak nya. Haha, aku juga tidak tahu. Intinya, aku sangat dekat dengan Reinkarnasi Gemma ini.

Kriinnnggg!!!

Bel berbunyi menunjukan jam 11 siang.  Ini waktu nya aku dan Mary pulang. Aku sudah berjanji pada Gemma, bahwa nanti aku saja yang membawa nya pulang ke rumah Gemma.

Aku keluar kelas setelah semua anak-anak keluar dan setelah aku membereskan tas ku. Aku melihat Mary di kelas sebelah sedang memakai sepatu nya untuk pulang. Ya, sepatu disini di buka di luar kelas, karna untuk menjaga kebersihan dan juga ruangan kelas nya memiliki Pendingin.

"Mary!!" Seru ku melihat dia berdiri dan menepuk-nepukan bokong nya setelah duduk. Dia mendongak kearahku dan tersenyum lebar, memiliki lesung persis seperti Gemma, Anne, dan Harry. Aku tersenyum kecut melihat itu. Aku jadi merindukan Harry. Ah, tapi sekarang bukan waktu yang tepat untuk bersedih, Mary sudah ada didepan mata.

"Aunty Alle!!" Jerit nya sambil berlari kearahku. Aku memeluk nya setelah ia memeluk kaki ku.

"Ayo pulang, aku akan mengantar mu pulang." Ujar ku menggenggam tangan kecilnya. Dia tersenyum semakin lebar dan mengangguk, membuatku secara otomatis ikut tersenyum lebar melihatnya.

"Yeay!! Kenapa sudah tiga hari ini Aunty tidak mengantar ku pulang? Selalu Mommy, Granma Anne dan Uncle." Senyum ku pudar saat ia menyebutkan kata 'Uncle'.

"Ha? Uncle?" Tanya ku pada nya, aku sedikit menunduk ketika melihatnya. Kami mulai berjalan menuju Gerbang dan terlihat mobil putih milik ku.

"Ya, Uncle memang kenapa?" Tanyanya dengan wajah polos.

"Uncle siapa?"

"Unc--." Ucapan Mary berhenti dan tiba-tiba mata nya berbinar. Aku mengikuti arah pandang nya dan aku melihat orang berjualan Permen Kapas. Aku menggelengkan kepala ku dan tersenyum. Dan menarik Mary kearah sana.

"Kau mau permen kapas?" Tanyaku pada nya dia menatap ku berbinar dan langsung mengangguk.

"Sir, aku pesan permen kapas yang berwarna pink dan biru, ya." Ujar ku sambil mengeluarkan dompet dari tas ku.

Tukang permen itu mengangguk dan tersenyum, "Baiklah, tunggu sebentar, Nona." Jawabnya dan mulai melakukan cara pembuatan permen kapasnya.

Setelah selesai, ia memberikan ku dua batang permen kapas, aku mengambil nya. "Berapa semuanya, sir?" Tanya ku padanya.

"0,50 Pounds saja." Ujar nya dan aku langsung mengeluarkan uang 1 Pounds.

"Ambil saja kembali nya." Aku tersenyum lalu menggengam tangan Mary. Dan berbalik menuju mobil ku.

"Kau mau warna apa, Mary?" Tanya ku pada nya.

"Uhhmmm, Pi--" lagi-lagi, ucapan Mary terpotong.

"Terima kasih banyak, Nona!" Teriak Tukang permen tadi. Aku terkikik dan langsung menarik batang permen Kapas warna pink. Karna ku tau, pasti Mary ingin warna pink dari perkataan nya tadi.

"Thank you, Aunt." Aku mengangguk dan menggengam tangan sebelah Mary dan tangan sebelah ku, ku gunakan untuk memegang permen dan satu nya menggenggam Mary. Sama seperti Mary.

Aku menekan remote control untuk membuka kunci mobil, membuka pintu disebelah pengemudi lalu membantu Mary masuk. Aku memutar mobil ini dan memasuki nya dan mulai menjalan kan nya.

Sesekali aku memakan permen kapas yang baru habis sedikit. Kulirik Mary, dia sibuk mencomot permen nya, kaki nya menggantung dikursi nya, dengan tas yang dia taruh di bawah kaki nya dan ia menyenderkan kepala nya di senderan dengan Seat-Belt mengikat badan nya. Aku terkekeh melihatnya, dia masih sibuk mengupas permen kapas yang tinggal sedikit yang menempel di batangnya.

"Kau bisa memakan Permen kapas milikku, Mary."

"Ah, benarkah?" Dia mendongak dan aku mengangguk dan memberikan batang permen kapas itu kepada nya.

"Terima kasih, Aunt." Aku mengangguk dan tersenyum sambil tetap fokus kejalanan yang tidak terlalu padat ini.

"Sama-sama, Ponakan Harry." Mary terkikik saat aku mengucapkan itu.

"Aku ingin kau mengurusku lagi bersama Uncle Harry." Aku tersenyum kecut dan menggeleng, itu tidak akan bisa. "Bisakan, Aunty?"

"Tidak, Mary."

-----

Gw buat adegan pas Alleshia nya itu ngelamar kerja di Tk pakaiannya kek Taylor Swift itu MV Ours yakk.. gw suka pakaiannya :v cantik bet Taylor mirip gw :v

Gatau deh nambah ngawur ajon nih cerita. Gw pen cpt-cpt tamatin soalnya gw pen buat cerita lagii :v Harry FF dong ya.

Troublesome [H.S] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang