Bonchap

1.6K 126 16
                                    

Vote sebelum membaca 😙😙😙

Harry's POV

Perempuan itu baru saja hendak mencakar lenganku, tapi aku menghalanginya.

"Kau melakukan apa dengan perempuan itu, Harry?!" Dia kembali berteriak sambil menangis, duh kan.

Dia akan berubah menjadi serigala blasteran Anjing saat mengamuk.

"Tidak, sayang. Aku hanya menolongnya mengambil iPhone nya yang terjatuh, bukan apa-apa."

"Jelas dia sengaja menurunkan lubang leher baju nya agar kau dapat melihat belahannya!" Aku memejamkan mataku dan memeluknya.

"Dan aku tidak menyadari atau bahkan melihat itu, tidak." Aku memeluk tubuhnya yang masih terseguk.

"Tapi kau tadi melihat nya, sialan! Aku melihat itu dengan mata kepala ku sendiri!"

Dia tak akan marah dengan hal se-sepele ini. Aku tidak mencium bibir gadis itu bahkan kami bersentuhan kulit saja tidak. Gadis itu hanya memamerkan belahannya saja dan aku tidak memperdulikannya.

Ada yang berbeda lagi dengan wanita ini, dia sensitif.

"Kau tidak seperti ini, sebelumnya."

"Dan kau ingin menuduhku melakukan macam-macam, huh?!" Aku sungguh tak tega melihatnya, wajah dan matanya memerah, hidung nya apalagi. "Kau bahkan membalas kedipan model Victoria Secret saat aku menjadi Tamu untuk bernyanyinya!" Nahkan, dia mengungkit itu lagi.

"Benar-benar tidak. Aku hanya menggerakkan kepalaku saja, bukan mengadipkan mataku kembali."

"Tapi sama saja!"

"Kau terlalu sensitif akhir-akhir ini, aku lelah." Aku keluar dari kamar dan duduk di depan Televisi. Tak rela jika aku mendengarnya terisak didalam kamar.

Aku sudah menjelaskan. Aku hanay menolong seorang gadis di taman, dan membalas salah satu kedipan seorang model dengan gerakan kepala. Dia tidak se-sensitif ini kecuali sampai aku mencium seseorang wanita, bahkan aku tidak pernah melakukan itu saat terikat dengannya. Hanya mencium pipi, itupun dia sudah mengamuk layak nya Serigala campuran Anjing yang sedang kerasukan setan. Bayangkan betapa mengerikannya aku menghadapi dia.

Aku tidak kuat mendengar isakan yang tertahan dari dalam, aku tahu wanita itu berusaha menyembunyikan isakannya, masih sama seperti dulu.

Aku mengetuk terlebih dahulu pintu kamar kami itu, mengetuk perhalan dan aku hanya mendapat balasan dengan sesuatu benda yang terlempar ke pintu membuatku terlonjak, kurasa itu bantal. Untung bukan jam dinding, atau jam tanganku yang kutinggal di dalam dan bukan apapun benda kaca. Aku tidak mendengar suara pecahan beling.

"Alle."

"Jangan panggil aku Alle!"

"Yasudah, Berret."

"BAJINGAN HARRY! AKU MEMBENCI MU!" Aku kembali salah, aku memejamkan mataku frustasi dan mengusapnya dengan kasar.

"Alleshia.."

"Itu terlalu panjang!" Wanita ini benar-benar mengesalkan. Untung dia istriku.

"Sayang... ayolah." Aku mengetuk pintunya pelan. "Maafkan aku, kumohon."

"Tidak dan tidak akan."

"Sayang, ayolah... Kau mau apa, Es Krim? Pizza? Atau kulit nanas? Atau durinya, atau mahkota nanas? Eh salah, kau mau daging buah nanaskan?"

"HARRY!" semua salah, baiklah.

"Aku tidak akan menyerah, ayo, katakan kau mau apa?"

"Kau tidak pernah serius."

Troublesome [H.S] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang