[26] Amnesia

990 124 27
                                    

Author's POV

Gadis itu telah melewati Operasi Pemindahan Ginjal pada siang tadi. Dia akan dipastikan sadar dengan keadaan Amnesia sementara.

Gorgie menatap anak nya sendu. Dia berharap anaknya sadar walaupun dengan keadaan Amnesia.

"Alleshia, kau bangun?!" Ujar Gorgie dengan sangat bahagia saat mendapati anaknya menggerakan jari tangannya dan membuka mata birunya.

Alleshia menatap bingung dengan semua yang ada disekitarnya. "K-kau s-siapa?" Ibunya memejamkan matanya, mengeluarkan setitik air mata. Ia sangat sedih, tangan nya yang sekarang menggegam tangan putrinya bergetar, dada nya kembang kempis. Dia lebih menginginkan Alleshia yang menjengkelkan ketimbang Alleshia yang lemah dan tidak tahu siapa dia sebenarnya.

"H-hei, ja-jangan menangis." Ujar Alleshia lagi.

"Aku akan panggilkan dokter, okay?" Ujar Gorgie lagi sambil mengusap air mata di pipinya dan memencet Bel diatas kepala Alleshia.

Dokter dan Asistennya pun datang, dia segera memeriksa keadaan Alleshia dan Asisten nya menyatat sesuatu dikertas.

"Ms.Shelle sudah sangat baik keadaannya, kita hanya harus menjaga pola makannya dan nona Alleshia harus sering minum air putih." Ujar Dokter itu sambil tersenyum.

Gorgie langsung mengisyaratkan dokter itu agar menjauhi ranjang Alleshia, "Bagaimana dengan Amnesianya? Dia benar-benar melupakanku, Dok. Bahkan tadi dia menanyakan siapa aku." Ujar Gorgie sambil menatap sendu Alleshia yang sedang menatap langit-langit ruangan.

Dokter itu tersenyum penuh arti, "Dia hanya amnesia sementara. Aku duga, kepala nya terbentur tanah yang berbatu, tidak terlalu kuat, itu yang menyebabkan dia Amnesia tapi hanya sementara. Kuperkirakan, paling lama dia Amnesia hanya satu tahun." Ujar Dokter itu membuat Ibu Alleshia tersenyum tipis.

----------
"Alle, ini Aunty Anne, ini Gemma, ini Mary, dan ini Pat." Ujar Gorgie mengenalkan orang-orang yang seharusnya sudah akrab dengan Alleshia.

Alleshia tersenyum dan tiba-tiba Anne memeluknya, membuat gadis itu terkejut dan membelalakan matanya.

"Alleshia, anak gadis ku." Ujar Anne membuatnya lebih bingung lagi.

Gemma bukannya cemburu, ia ikut memeluk Alleshia.

"Hai, adikku." Ujar Gemma mengelus punggung Alleshia. Muka anak itu tampak sangat bodoh sekarang.

"Aku Anne, kau ingat aku?" Tanya Anne sambil memegang kedua pundak Alleshia dan menatap gadis itu dengan senyuman tulus.

Alleshia menggeleng kecil dan tersenyum kecil pula. "Hai Anne, senang berkenalan denganmu."

Anne memejamkan matanya frustasi, dia tak bisa membayangkan jika dia diposisi Gorgie sekarang. Dia membuka matanya dan kembali tersenyum.

"Senang berkenalan denganmu juga, Alle."

Sekarang, gantian Gemma yang duduk disamping Alle dan merangkul pundaknya, "Hai Alle, kau masih ingat aku? Aku Gemma, yang satu bulan lalu menitipkan anakku kepada Kau." Ujar Gemma sambil tersenyum, ada kilatan kesedihan mata Emeraldnya.

Alleshia kembali menggeleng, "Kupikir kita baru bertemu," ujar Alleshia membalas senyuman Gemma.

Gemma menunduk guna menyembunyikan kesedihannya, "aku rindu Alleshia yang dulu, yang menyebalkan," hatinya berkata.

"Ini Mary, kau dulu yang merawatnya selama satu bulan," Pat, suami Gemma memberikan bayinya kepada Gemma dan Gemma memperlihatkan kepada Alleshia.

"Hai Mary." Mary tampak senang dan mendorong tangan nya sendiri keudara guna menggapai Alleshia yang bahkan tak ingat siapa bayi itu.

"Hallyy, Hally." Mary menggumamkan kata itu, Alleshia melihat kilatan aneh yang masuk kedalam pikirannya.

Troublesome [H.S] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang