0.1

8.5K 375 24
                                    

Awas typo!

Happy reading...

***

08.13AM

Jimin berjalan memasuki kelas bersama teman-temannya. Dan seperti biasa, para siswi langsung ribut melihat ke-tujuh pangeran sekolah itu. Mereka biasa dikenal dengan nama Bangtan, pria-pria terpopuler, tampan, kaya dan multitalent. Sungguh, mereka adalah sosok pria idaman semua siswi di sekolah.

Tapi hal itu tidak berlaku untuk Seulgi. Menurutnya, semua kekayaan dan ketampanan mereka tidak berguna jika sikap mereka seperti itu. Yah, memang disamping ketenaran Bangtan, mereka juga dikenal sebagai bad boy sekolah.

Berbeda dengan Bangtan, Seulgi dan teman-temannya dikenal sebagai siswi yang pintar, rajin dan sopan. Tapi disisi lain mereka juga sangat cantik, memesona, multitalent dan sexy.

Tak heran jika para gadis itu sering mendapat hadiah dari fans-fans mereka. Mulai dari surat, bunga mawar, dan coklat.

Sebenarnya, Bangtan dan Velvet (julukan untuk Seulgi dan teman-temannya) tidak bermusuhan, bahkan salah satu sahabat Seulgi pun menjalin hubungan dengan salah satu member Bangtan. Seulgi pun tak keberatan, tapi ia hanya sedikit tidak suka dengan kelakuan para pria itu.

Apalagi jika ia harus berhadapan dengan Park Jimin. Jika sudah berbicara, mulutnya sangat pedas dan pria itu tak segan-segan untuk mencibir, tak perduli pada wanita ataupun pria.

Jimin memang member yang paling populer di grupnya. Dan banyak penggemar yang menjodohkannya dengan Seulgi karena mereka terlihat serasi.

Jimin juga dikenal dengan namja yang paling diam dan dingin di grupnya. Ia juga satu-satunya pria yang belum pernah berpacaran ataupun bercerita jika ia menaksir wanita. Jujur saja teman-temannya sempat berfikir kalau Jimin tidak normal

***

"Hey Seul, coba lihat Taehyung...Astaga dia sangat tampan." ucap Irene dengan mata berbinar memandangi salah satu member Bangtan bermarga Kim itu.

"Ck, sudah kubilang lihat juga kelakuannya, jangan wajahnya saja." cibir Seulgi.

"Tapi, wajahnya sungguh seperti malaikat." kata Irene lagi yang membuat Seulgi jengah.

"Terserah kau saja."

"Hey!" Wendy datang bersama kekasihnya, Yoongi. Lalu mereka mendudukkan diri di depan Seulgi.

"Kalian ini selalu saja menempel, ah aku jadi iri," ucap Irene lalu mempoutkan bibirnya.

"Sayangnya Taehyung sudah mempunyai kekasih." ucap Yoongi lalu tersenyum mengejek.

"Aku tahu! jangan bahas itu lagi. Aku sudah cukup sakit hati." ketus Irene.

"Oppa, suruhlah teman-temanmu duduk di sini bersama kita." ucap Wendy.

"Biarkan saja mereka disana, aku tak enak pada Seulgi, dia sedang membaca. Kau tahukan mereka ribut sekali?" jawab Yoongi lalu menatap Seulgi.

"Tidak apa-apa, aku tak masalah dengan itu." ucap Seulgi lalu membalik satu halaman dari buku yang ia baca.

"Dengar 'kan? Sudah panggil saja mereka " ujar Wendy lagi.

Yoongi segera mengambil ponselnya dan mengetikkan sesuatu di sana.

"Ck! Bahkan kau hanya perlu sedikit berteriak untuk memanggil mereka. Dasar." kata Irene nyinyir. Tapi Yoongi hanya diam dan memicingkan matanya pada gadis itu.

"Oh ya, kemana Yeri dan Joy?" tanya Seulgi kemudian.

"Entah, kurasa mereka belum selesai dengan riasan mereka." jawab Wendy.

"Hyung!" Jungkook mendudukkan dirinya di sebelah Yoongi, diikuti dengan member Bangtan yang lain.

Seulgi sedikit menggeser duduknya saat Jimin berdiri di sebelahnya. Pria itu langsung mendudukkan diri di sebelah Seulgi.

"Kalian tidak mau makan?" tanya Hoseok

"Tidak, aku kenyang."

"Tidak, aku kenyang."

Jimin dan Seulgi berucap secara bersamaan. Teman-teman mereka langsung saling memandang satu sama lain lalu tertawa.

"Apa?!"
"Apa?!"

Lagi-lagi Jimin dan Seulgi melakukannya secara bersamaan, bahkan ekspresi wajah mereka sama persis. Tatapan tajam keduanya membuat yang lain bergidik ngeri.

"Jangan mengikutiku bodoh." sarkas Jimin pada si gadis Kang.

"Kau yang mengikutiku, Park Jimin." balas Seulgi tak kalah garang.

"Astaga, sudah-sudah, tak enak di dengar yang lain!" lerai Namjoon.

"Ya, lebih baik aku mengalah dari manusia es ini." ucap Seulgi lalu tertawa mengejek.

Jimin hanya diam tak mengubris perkataan Seulgi. Ia tak mau membuang waktunya hanya untuk omong kosong yang tak berguna.

"Ehem, Nona Irene, bisa kau bantu aku?" tanya Taehyung yang baru saja datang membawa nampan berisi makanan para member Bangtan.

Irene yang mendengar itu dengan senang hati mengambil satu-persatu makanan dan menyimpannya di atas meja.

"Terima kasih." ucap Taehyung lalu tersenyum pada Irene.

"Ehm, a-aku ingin ke toilet dulu." Irene yang wajahnya sudah memerah bak kepiting rebus itu langsung berlari menuju toilet di belakang kantin. Tak perduli dengan siswa-siswi yang ia tabrak, di pikirannya hanya bagaimana ia bisa sampai ke toilet dan segera menetralkan detak jantungnya.

'Aish, bagaimana bisa ada manusia setampan itu.' batin Irene lalu memegang pipinya yang terasa panas.

****

04.57PM

Klek!

"Aku pulang..." ucap Seulgi saat masuk ke dalam rumahnya.

"Oh, kau sudah pulang.." sambut Ny. Kang, ibu Seulgi.

"Iya. Apa Ibu mau pergi keluar? Kau terlihat rapih." tanya Seulgi sembari melepas sepatunya dan menaruhnya di rak.

"Ibu keluar sebentar menemui Bibi. Kau baik-baiklah di rumah, mungkin aku akan pulang larut." ucap Ny. Kang lalu mengelus puncak kepala putrinya.

Seulgi hanya mengangguk dan tersenyum "Ya, Ibu hati-hati." ucapnya saat sang ibu beranjak pergi.

"Hahh, aku lelah sekali.." gumam Seulgi sembari meregangkan otot-otot tangannya.

Seulgi langsung berjalan menuju kamarnya, bersiap untuk membersihkan diri.

-10 menit kemudian-

Seulgi membawa beberapa camilan menuju ruang tengah, ia bersantai sambil menonton televisi.

Ddrrtt..ddrrtt..

Seulgi segera mengambil ponselnya,

Incoming Call from Daniel...

Seulgi segera menggeser tombol hijau dan mendekatkan benda itu ke telinganya.

"Halo, Daniel?"

'...'

"Hah? Untuk apa Ibu kerumahmu?"

'...'

"Apa!? Jangan bercanda kau! T-tapi, dengan siapa?"

'...'

"Astaga, seharusnya kau lebih banyak mendengarkan!"

'...'

"Baiklah, baiklah!"

'...'

"Iya, selamat malam."

'...'

"Ya, kututup."

Tut..tut..tut..

TBC.

Between Us √SeulminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang