0.4

2.8K 284 10
                                    

Awas typo!

Happy reading...

***

"Loh, Jimin Hyung?"

Jimin menolehkan kepalanya. Matanya membulat melihat Jungkook dan Hoseok berada di sana.

"Sedang apa kalian di sini?" tanya Jimin yang berusaha menutupi Seulgi yang ikut merapatkan diri di belakangnya.

"Apalagi? Kami 'kan memang sering kesini?" jawab Jungkook yang balas bertanya. Ia belum menyadari keberadaan Seulgi.

"Kook, sstt.." Hoseok menyikut lengan Jungkook.

"Apa Hyung?" tanya pria Jeon itu lalu menatap Hoseok.

Hoseok menunjuk gadis di belakang Jimin menggunakan dagunya, Jungkook pun mengikuti arah pandang Hoseok

"Astaga Jimin Hyung!" ucap Jungkook kemudian.

"Jadi..." ucap Hoseok menggantungkan ucapannya.

Jimin dan Seulgi menegang ditempat, matilah mereka.

"Selama ini kau mengencani seorang gadis?!" lanjut Jungkook kemudian.

'Jadi mereka tidak mengenaliku,' batin Seulgi.

Jimin diam menatap ke dua sahabatnya itu, ia cepat-cepat menggeleng.

"Tidak!" katanya.

"Lalu, siapa dia? Ah kenapa dia menunduk terus sih? Aku jadi tak bisa melihat wajahnya." timpal Hoseok.

"Dia—D-dia teman Sooyoung! Ah ya, Sooyoung memintaku menjemputnya, ia sangat khawatir pada temannya ini." ucap Jimin beralasan.

Jungkook dan Hoseok menyipitkan mata mereka, mencoba mencari kebohongan diwajah Jimin.

"Tak biasanya kau mau disuruh-suruh seperti ini, apalagi ia hanya teman adikmu." ucap Jungkook curiga, matanya masih menyipit. Hoseok mengangguk setuju.

"Ah aku harus pulang, bertemu besok ya." ucap Jimin lalu segera menarik Seulgi menuju parkiran, dimana mobilnya ia parkirkan. Sedangkan Jungkook dan Hoseok hanya diam, otak mereka masih mencerna apa yang baru saja terjadi.

"Huh! Hampir saja!" gumam Jimin lalu mengacak rambutnya.

Seulgi hanya menghela nafas lega. Gadis itu langsung masuk ke dalam mobil milik Jimin. Pria itu juga langsung masuk ke dalam mobil dan menyalakan mesinnya.

"Jimin," panggil Seulgi.

"Maaf," ucap gadis itu lagi.

Jimin menatap Seulgi lalu mengangkat sebelah alisnya.

"Ehm, karena aku kau jadi repot." cicit Seulgi.

Jimin menghela nafas, "Setidaknya ini lebih baik, daripada aku membawamu pulang dengan keadaan seperti tadi." ucapnya.

Jimin langsung melajukan mobilnya dan mengantarkan Seulgi pulang.

***

07.55PM

Seulgi menghembuskan nafasnya berat, sedari tadi gadis itu hanya mengetuk-ngetukkan ujung pensilnya ke meja. Irene menatap sahabat nya itu nanar. Ia tau ada sesuatu yang membebani pikirannya.

"Permisi," ucap seorang pria lalu menyodorkan benda tipis berbentuk persegi pada Seulgi.

"Eh? Bagaimana bisa ada padamu? Yoongi?" tanya Seulgi lalu mengambil benda itu.

"Ah ya, tadi Jimin menitipkan ini padaku," jawab Yoongi sedikit menundukkan kepalanya dan berbisik pada Seulgi, ia hanya mengangguk sebagai jawaban.

"Ada apa Oppa?" Wendy dan Irene yang melihat itu bingung sendiri.

"Tak apa, tadi ada junior yang menitipkan ini padaku, katanya ia menemukan ponsel Seulgi di bangku taman dan ia malu untuk memberikannya langsung." jelas Yoongi, dan jelas juga kalau ia berbohong.

Irene dan Wendy hanya ber-oh-ria mendengar jawaban Yoongi. Sedangkan Seulgi menggelengkan kepalanya, pasti ia meninggalkan ponselnya di mobil Jimin semalam, ah dia ceroboh sekali!

"Hmm, Seulgi, apakah kau bisa mengajariku ini?" seorang pria mendatangi Seulgi dan menyodorkan buku fisikannya.

Seulgi langsung mengangguk dan tersenyum, "Tentu."

Pria berkulit tan itu tersenyum lalu menarik kursinya dan mendaratkan bokongnya di sana. Seulgi mulai menjelaskan berbagai rumus fisika itu. Tapi dia tidak sepenuhnya fokus pada apa yang Seulgi katakan. Ia lebih senang memerhatikan wajah gadis itu.

"Hei, Kim Mingyu?" Seulgi mengibas-ngibaskan tangannya didepan wajah pria yang ia panggil Mingyu itu.

Mingyu tersadar dan langsung gugup, "Ah, maaf." katanya.

Seulgi hanya mengangguk lalu melanjutkan penjelasannya tanpa memikirkan kelakuan Mingyu yang agak aneh.

***

Seulgi dan teman-temannya berjalan menuju tempat loker, mereka akan mengganti baju dengan kaus olahraga. Seulgi membuka lokernya dan menemukan sebuah kotak, ia membuka kotak itu dan menemukan sebuah bunga. Ia tersenyum.

"Mereka mengirimiku hadiah lagi," gumamnya.

"Kim Mingyu, bukannya itu pria yang kau ajari tadi?" tanya Joy saay melihat nama yang tertera dikertas di dalam kotak.

"Eh? Iya benar." ucap Seulgi.

"Seul, pacari saja dia! Dia tampan dan baik." ucap Yeri lalu tersenyum menggoda.

"Tidak, aku tidak menyukainya." jawab Seulgi cepat.

Gadis itu segera beranjak menuju lapangan basket indoor. Di sana sudah banyak teman-teman sekelasnya yang sedang bermain basket, bahkan ada juga yang diam-diam berkencan.

Dia melihat kearah segerombolan pria diujung lapangan, "Bangtan.." ujarnya dengan suara pelan.

"Hei,"

Seulgi membalikkan badannya dan menemukan Mingyu sedang berdiri menatapnya. Seulgi agak mengangkat kepalanya karena Mingyu sangat tinggi.

"Ada apa?" tanya Seulgi kemudian.

"Tak ada, aku hanya menyapamu, hehe." jawab Mingyu lalu tersenyum.

"Aku duluan." lanjutnya lalu berjalan pergi begitu saja.

"Ah iya, terima kasih untuk bunganya, Mingyu." ucap Seulgi lalu sedikit terkekeh. Mingyu yang melihat itu hanya tersenyum dan mengangguk kecil.

'Apa yang mereka lakukan?' batin seseorang.

***

Jimin berjalan menuju lapangan basket outdoor sembari membawa bola basketnya. Dia mulai memantulkan bolanya, berlari dan melakukan lay up. Sesekali ia langsung men-shoot bolanya.

"Hey Park! Kenapa kau meninggalkan kami?" tanya Seokjin yang tengah berjalan menuju ke arah Jimin bersama teman-teman yang lainnya sedangkan Jimin hanya diam tak menjawab.

"Oppa~" panggil seorang gadis lalu berjalan kearah Yoongi, kalian pasti sudah tau dia siapa. Gadis itu juga datang bersama keempat temannya.

"Apa kalian ingin latihan basket juga?" tanya Namjoon.

"Iya, Seulgi ingin belajar katanya." jawab Yeri.

"Sini, aku ajari." ucap Jungkook lalu menarik lengan Seulgi tanpa permisi.

"Eh," kaget Seulgi saat Jungkook memberikannya bola basket dan berdiri di belakangnya, pria itu menggenggam tangan Seulgi dan mengajari Seulgi cara men-dribble bola.

"Bagaimana? Kau bisa?" tanya Jungkook, ia itu tetap menggenggam tangan Seulgi.

Seulgi mengangguk kikuk, sungguh, ia tak nyaman dengan posisi ini. Apalagi ada Jimin di sana. Tak tau kenapa, tapi ia sedikit takut melihat Jimin. Seakan pria itu akan marah dan menerkan mereka kapan saja. Sedangkan Jimin hanya diam, menatap Seulgi dan Jungkook tanpa berekspresi.

"Tae Oppa~"

TBC.

Between Us √SeulminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang