2.1

2.2K 193 21
                                        

Awas Typo!

Happy reading^^

***

08.57AM

Seulgi dan Jimin bergegas menuju bandara untuk mengantarkan orang tua dan adik Jimin yang akan berangkat ke Jepang, "Jim, aku akan merindukan Sooyoung.." ucap Seulgi sendu.

Jimin tersenyum kecil lalu mengelus pucuk kepala Seulgi dengan sebelah tangannya, "Jangan sedih, kita kan bisa ke sana, lagipula Ibu sudah bilang jika mereka akan sering mengunjungi kita." ucapnya.

Seulgi mengangguk kecil lalu tersenyum, "Mereka ada dimana?" tanya Jimin setelah mereka sampai, pria itu segera memarkirkan mobilnya.

"Sudah hampir terlambat, ayo Jim." ajak Seulgi buru-buru. Bahkan gadis itu sudah pergi mendahului Jimin untuk turun dari mobil.

"Sabar Sayang, masih ada waktu." Jimin menggapai lengan sang istri lalu merangkulnya lembut.

"Ayo,"

Jimin dan Seulgi berjalan masuk kedalam bandara, di sana sudah ada Tn. dan Ny. Park beserta puteri bungsu mereka, Sooyoung.

"Ibu," panggil Seulgi lalu mendekati sang mertua yang sontak menolehkan kepalanya.

"Ah, Seulgi dan Jimin sudah datang." balas Ny. Park lalu memeluk menantunya.

"Sebentar lagi kami akan berangkat." timpal Tn. Park.

"Ya, Ayah. Semoga kalian sampai dengan selamat di sana, ah kami akan merindukan kalian, iya kan Jim?" ucap Seulgi lalu menatap sang suami, dan Jimin hanya mengangguk kecil.

"Oppa, jaga Eonnie baik-baik hmm, jangan sampai dia menangis karnamu. Kalau sampai itu terjadi, aku akan memukul Oppa!" ucap Sooyoung dengan nada mengancam.

Jimin terkekeh kecil lalu menangguk, pria itu segera memeluk adik kesayangannya, "Hmm baiklah baiklah. Kau juga baik-baik disana ya, jangan nakal. Apalagi sampai pulang malam-malam." ujarnya sembari menepuk-nepuk pucuk kepala adiknya sayang.

"Siap!"

Tiba-tiba suara seorang wanita dari speaker bandara mengintrupsi pendengaran mereka. Ya, mereka harus bergegas karna pesawat akan take off.

"Ah kami harus masuk. Jim, jaga Seulgi ya. Eomma sayang kalian." ucap Ny. Park lalu mengecup kening putra dan menantunya.

"Kami berangkat dulu, jaga Seulgi. Jangan macam-macam padanya. Jadilah suami yang bertanggung jawab." ujar Tn. Park lalu menepuk pundak Jimin, yang ditepuk hanya mengangguk patuh.

"Aku berangkat ya? Papaiii!!" ujar Sooyoung setelah memeluk Jimin dan Seulgi.

"Dadah!" balas Seulgi lalu melambaikan tangannya pada kedua mertua dan adik iparnya yang sudah menjauh.

"Ayo." ajak Jimin lalu menggandeng lengan Seulgi.

Mereka kembali ke parkiran untuk mengambil mobil lalu Jimin segera membawa mobilnya menjauhi bandara.

"Jim, kita mau kemana?" tanya Seulgi.

"Ayo kita mencari makan. Aku sudah lapar." ucap Jimin yang dihadiahi anggukan oleh Seulgi.

Tak lama kemudian, mereka tiba di sebuah restaurant yang terletak dipusat kota Seoul. Jimin mengandeng lengan istrinya masuk ke dalam dan menempatkan diri disalah satu meja. Jimin memanggil pelayan lalu segera memesan makanan, begitupun Seulgi.

"Aku masih tidak percaya kalau Taehyung dan Irene berkencan." ucap Seulgi tiba-tiba.

"Hmm, aku juga. Tapi aku lebih tidak percaya jika kita menikah." balas Jimin, Seulgi hanya tersenyum lalu mengangguk.

"Seul,"

"Apa?"

"Aku mencintaimu."

Blush

Pipi Seulgi seakan terbakar mendengar perkataan Jimin, jantungnya mulai berdebar lagi. Selalu saja begitu.

"Aduh, aku jadi gemas." ucap Jimin lalu mencubit pelan pipi Seulgi.

"Ish apa-apaan kau ini!" ucap Seulgi malu-malu.

"Haha, pipimu merah sekali Sayang." goda Jimin sembari mengelus pipi Seulgi.

"Jim!"

"Apa istriku Sayang?"

Jimin tertawa cekikikan melihat tingkah istrinya itu.

"Ada apa?" tanya Jimin bingung saat raut wajah Seulgi berubah, gadis itu terlihat kaku sembari menatap sesuatu di belakang Jimin.

"Ah, tidak apa-apa. Ehm kepalaku pusing, ayo pulang." ajak Seulgi.

Jimin mengerutkan keningnya, "Tapi makanannya?"

"Sebentar, dibungkus saja ya?" ucap Seulgi lalu berdiri dan beranjak, tetapi Jimin langsung menarik lengan istrinya itu.

"Kau duduk di sini, aku saja." ucap Jimin, Seulgi mengangguk patuh.

Pria Park itu beranjak dari duduknya menuju kasir.

'jangan sampai dia melihatku' batin Seulgi.

Gadis itu terus menundukkan kepala dan menutup matanya, berharap sosok pria di meja sebrang tidak menyadari kehadirannya. Seulgi membuka sebelah matanya perlahan, pria itu sudah tidak ada di sana. Mejanya kosong.

"Kemana dia?" gumam Seulgi sembari menatap sekelilingnya.

"Hufftt..." gadis itu langsung menghembuskan nafas lega.

"Seul?"

"Ibu!" Seulgi terkejut saat sebuah tangan hinggap di bahunya.

Plak

Gadis itu langsung menepuk lengan pria di belakangnya yang tidak lain adalah suaminya sendiri, Park Jimin.

"Hei, sakit tau. Kau kenapa kaget begitu?" tukas Jimin sembari menaruh plastik makanan di meja dan mengelus pelan lengannya.

"Kau mengagetkanku, Jim!" sergah Seulgi.

"Kau kenapa sih?" tanya Jimin bingung.

"Tidak apa-apa, ayo pulang!" Seulgi langsung bangkit dan menarik lengan Jimin menuju pintu keluar.

"Kang Seulgi?"

Deg

Seulgi membeku di tempat, sedangkan Jimin langsung membalikkan badannya, menatap pria yang tadi memanggil istrinya.

"Kang Seulgi, benarkan?"

"Kau siapa?" tanya Jimin

Tapi pria itu tak mendengarkan Jimin, ia menarik lengan Seulgi sehingga gadis itu berbalik, "Seulgi.."

"Jimin, ayo pulang." lirih Seulgi lalu menghempaskan tangan pria itu dan menatap Jimin nanar.

"Seul, ini aku..Se-seulgi.." lagi-lagi pria tadi menarik lengan Seulgi.

Jimin mengerutkan keningnya lalu menarik lengan Seulgi, pria Park itu langsung merangkul istrinya.

"Hei, jangan sentuh dia!" ucapnya.

"Seulgi aku merindukanmu.."

"Ti-tidak, aku tidak merindukanmu!" pekik Seulgi lalu mengeratkan pelukannya pada tubuh Jimin.

Orang-orang di dalam restaurant sudah memandang mereka aneh. Ada juga yang tak perduli, Jimin semakin kesal pada pria asing itu.

"Seulgi..."

Lagi-lagi pria itu mencoba untuk menggapai tubuh Seulgi.

"Kau ini siapa?!" tukas Jimin geram.

"Kau yang siapa?!"

"Aku pacarnya!" balas Jimin.

"P-pacar?"

"Jangan sentuh milikku!" ucap Jimin mengeratkan rangkulannya pada Seulgi.

"Aku tunangannya!"

"A-apa?"

TBC.

Between Us √SeulminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang