6. Sate Padang🍬

68.4K 3.2K 35
                                    

Rencana awalnya dirinya akan diperkenalkan dengan seseorang oleh Masnya, ternyata gagal total. Kenapa? Karena pria yang ingin dikenalkan oleh Masnya itu merupakan orang yang menabraknya pagi itu. Dan hal itu membuat dirinya dan lelaki itu langsung mengibarkan bendera perang.

Nana tidak pernah menyangka dan mengira saat itu, kalau teman Masnya itu adalah Hadi Yudhistira, orang yang paling ingin dihindarinya untuk beberapa hari ke depan. Tapi belum sampai satu hari saja, dia malah sudah dipertemukan sebanyak tiga kali.

Dimas sendiri melihat adanya kibaran bendera perang antara kedua orang itu tak banyak ikut campur. Dia memilih untuk diam dan mengurungkan niat awalnya.

Dan semenjak saat itu juga baik Nana, Raka maupun Papanya Raka si Hadi tidak pernah ketemu lagi. Menyadari hal itu membuat dia merasa sedikit lega, setidaknya dia jadi bisa melupakan Raka. Dan dia juga merasa lega karena Masnya tidak pernah menanyakan hal yang berhubungan mengenai kedekatannya dengan Bapak dan anak itu.

Saat malam kejadian itu, Nana hanya menghabiskan waktunya untuk mengobrol dengan Raka. Sedangkan Masnya itu sibuk bercerita dengan Hadi, Papanya Raka. Sesekali dia diajak ngobrol, tapi entah kenapa dia merasa tidak nyaman dengan tatapan yang selalu diberikan oleh Hadi padanya, tatapan yang membuat dia merasa risih. Tapi dasarnya Nana yang orangnya tidak terlalu peduli, malah menyuekin tatapan itu, dia tidak mau ambil pusing.

Awal ketemu Nana sempat berfikir kalau Hadi adalah seorang pria yang kaku, terlihat dari bagaimana dia berbicara padanya waktu itu.

Tapi setelah dia melihat langsung bagaimana interaksi antara pria itu dengan anaknya dan juga Masnya, Nana jadi menarik kembali ucapannya. Dia tidak menyangka kalau lelaki yang biasanya menunjukkan raut wajah kaku itu ternyata bisa juga tersenyum, tertawa dan bicara sebegitu santainya.

Bahkan Nana sendiri melihat perubahan itu hampir merasa tertarik, tapi dia berusaha menyingkirkan pikiran bodohnya itu.

"Bagaimanapun juga gue enggak boleh suka sama tu orang" tegasnya dengan menggayuh kuat pedal sepedanya dan menghentikannya di dekat salah satu gerobak yang menjual makanan tradisional dari Sumatera Barat, yaitu Sate Padang.

Hal seperti ini sudah menjadi rutinitas Nana setiap minggunya. Dia akan bangun pagi untuk olahraga dengan menggunakan sepeda,
lalu setelah merasa lemak ditubuhnya sedikit berkurang dia akan melanjutkan dengan memanjakan lidahnya dengan makanan favoritnya, yaitu sate Padang Ajo.

Makanan yang selalu jadi langganannya semenjak pemilik itu membuka stannya di taman komplek itu. Jadi setelah dipikir-pikir untuk apa gunanya Nana membakar lemak kalau pada ujungnya dia akan mengisinya lagi.

"Jo? Sate kayak biasanya ya seporsi" ucapnya pada penjual sate tersebut, yang biasa di panggil dengan sebutan Ajo.

*Ajo merupakan panggilan untuk laki-laki di salah satu daerah yang ada di Sumatera Barat.

"Siap, Uni. Ditunggu sebentar, ya" jawab si penjual.

*Uni merupakan panggilan Kakak untuk seorang perempuan.

Sedang asiknya Nana menikmati seporsi sate dengan beberapa tusuk daging ayam yang ditumpahi dengan panasnya kuah kuning yang bertekstur kental dan diberi taburan bawang goreng di atasnya, tiba-tiba terdengar suara anak laki-laki yang begitu terasa familiar di telinganya tengah memanggil Namanya.

"Kak, Kakak! Kak Nana!" Teriak suara itu.

"Raka" gumamnya mendengar suara itu dan menghentikan acara makannya lalu memutarkan kepalanya dan mengedarkan pandangannya keseluruh area taman, tapi dia tidak menemukan seseorang yang diyakininya yang memanggil namanya di sana.

A Perfect Father (REVISI) - ((SEASON-02 / ARKANA))Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang