14. Istri Seutuhnya🍬

96.3K 2.8K 35
                                    

Malam ini adalah malam kedua bagi Hadi dan Nana tidur bersama di atas kasur yang sama dan juga di bawah selimut yang sama. Akan tetapi, tidak seperti kebanyakan pengantin yang baru menikah pada umumnya, mereka belum juga melakukan hal yang semestinya suami istri lakukan. Mereka benar-benar hanya tidur bersama dalam artian sebenarnya.

Nana yang sedang fokus membersihkan wajahnya dari makeup yang dikenakannya tadi sore bersenandung pelan. Sementara Hadi yang sedang asik membaca sebuah buku klasik, mendengar senandung yang bersumber dari mulut istrinya itu langsung menghentikan bacaannya.

"Kamu nyanyi apa?"

Nana yang mendengar pertanyaan Hadi, segera memutar badannya ke belakang dan menoleh pada lelaki itu.

"Kalau mau nyanyi bisa kali dibesarin suaranya, biar aku bisa dengar juga. Kalau kamu nyanyinya pelan gitu, yang dengar cuma kamu aja, Na" sambung Hadi yang sedang menatap lekat mata wanita yang berada di depannya itu.

"Orang aku memang nyanyi untuk aku sendiri kok, yang mau nyanyiin kamu juga siapa" balas Nana menjurkan lidahnya ke arah Hadi.

Hadi yang melihat tingkah laku Nana seperti itu merasa gemesh terutama ketika Nana menjulurkan lidahnya seperti tadi.

"Na, jangan mancing-mancing dong" ucap Hadi memelas lalu menoleh ke kiri, dia tidak berani bertatapan langsung lagi dengan istrinya itu.

Nana yang melihat perubahan dari wajah pada Hadi langsung mengerutkan keningnya, dia tau maksud suaminya seperti itu.

Dengan tersenyum tipis Nana berdiri dari posisi duduknya lalu berjalan menuju kasur yang di tempati oleh Hadi. Tanpa berfikir panjang dan minta izin dia langsung menaikkan badannya di atas paha suaminya yang sedang terselonjor di atas kasur.

Hadi yang merasa ada pergerakan di atas kasur melirik sekilas dari ujung matanya, belum sempat dia bicara, tiba-tiba Nana sudah duduk di atasnya. Tentu mendapatkan perlakuan seperti itu membuat dada Hadi makin berdebar, belum lagi lega debaran jantungnya karena ulah Nana di awal, ini sudah ditambah dengan posisi yang seintim ini.

Tanpa mempedulikan raut wajah Hadi yang sudah menegang, Nana menakupkan kedua tangannya kepipi lelaki itu supaya Hadi melihat ke arahnya kembali.

"Kamu kenapa?" Tanya Nana lembut dengan jarak yang begitu dekat dan posisi yang tidak aman untuk Hadi, pasalnya kedua paha Nana tepat berada di atas intinya.

"Enggak kenapa-kenapa, kok" jawab Hadi dengan suara tertahannya.

"Terus kenapa jutek gitu tadi?"  Tanya Nana yang kini sedang memain-mainkan tangannya didada Hadi yang bidang tersebut.

Hadi yang sudah tidak tahan dengan tingkah laku Nana, yang sudah berhasil membangunkan bagian dari dirinya yang sudah tidur beberapa tahun ini segera menarik tangan wanita itu agar berhenti bermain didadanya.

"Na, berhenti bermain denganku, kalau kamu kayak begini juga, bisa-bisa aku ngelakuin hal yang lebih nantinya" tegas Hadi.

"Loh, terus kenapa? Kamu enggak mau?" Tanya Nana yang kembali mengelus-elus dada itu, sementara dari tadi dia tidak duduk dengan tenang, membuat bagian di bawah Hadi merasa ngilu.

Hadi menggeram merasakan sensasi yang sudah lama tidak di rasakannya itu.

"Na" geram Hadi menahan desahannya, "bukan aku enggak mau. Enggak ada laki-laki yang enggak mau hal yang enak seperti itu. Tapi apa kamunya mau? Aku enggak mau kalau ngelakuinnya cuma karena terpaksa, aku mau ki—"

Chu~

Kecupan lembut mendarat dibibir Hadi yang mengakibatkan ucapannya terhenti seketika.

"Kita ngelakuinnya sama-sama suka" sambungnya dengan suara melemah.

A Perfect Father (REVISI) - ((SEASON-02 / ARKANA))Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang