30. Pacaran🍬

34K 1.3K 77
                                    

"Loh, Yang? Mau ke mana sudah rapi gitu?" Tanya Hadi pulang dari Jogging pagi bersama Raka.

"Enggak ke mana-mana, aku cuma mau ngantar Arka ke rumah Mama. Kemarin Mama nelfon mau bawa Arka ke rumah teman Mama" jawab Nana.

"Terus kamu ikut?" Tanyanya kembali.

"Enggak. Mama enggak mau bawa aku. Katanya sudah tua, enggak wajar ikut dengan orang tuanya" jawab Nana dengan tampang kesalnya.

Semenjak umur Arka menginjak dua tahun, Mama Rita selalu meminta dirinya untuk mengantarkan cucu-cucunya ke rumahnya.

Baik hanya untuk sekedar bermain di rumah atau di bawa ke tempat teman dan terkadang di bawa ke rumah saudara lainnya.

Dan itu hanya untuk cucu-cucunya Mama Rita saja. Seperti Raka, Daffa dan Arka! Tidak untuknya.

"Dih, ngambek" ucap Hadi mendekatkan badan yang penuh keringat itu kepada Nana.

"Yang! Jorok ih! Keringatan, loh" berang Nana berusaha menjauh dari tubuh kekar itu.

"Loh, bukannya dulu kamu pernah bilang kalau suka lihat Mas yang lagi keringatan begini?" Tanya Hadi makin mempererat pelukannya ke tubuh wanita itu.

"Kan itu aku bilang kalau lagi di ranjang, Yang" bisik Nana yang kini wajahnya sudah merah padam menahan malu.

Baginya di goda seperti ini selalu membuatnya malu. Berapa kali dan sesering apapun suaminya menggodanya, tetap saja sensasinya sama seperti pertama kali. Malu, pikirnya.

"Yasudah, ayo buat. Biar kamu bisa lihat" ajak Hadi depan senyum menggoadanya.

Dengan cepat Nana melepas pelukan suaminya itu, "malas!" Balasnya cepat, "sudah sana mandi. Aku mau antar abang sama adek dulu" Lanjut Nana mengecup sebentar bibir Hadi lalu berjalan keluar dari kamar itu.

"Padahal moment-nya lagi pas juga" gumam Hadi membaringkan badannya ke atas ranjang.

🍬🍬🍬🍬

"Ya Allah, Yang, belum mandi juga?"
Tanya Nana sehabis pulang dari rumah Mama Rita dan apa yang dilihatnya sekarang, suaminya dari tadi dia pergi sampai sekarang sudah balik kembali, belum juga mandi dan malah asik-adikan tidur di atas kasur.

"Mandi enggak, Yang?!" Nana mencoba menarik-narik tangan Hadi agar bangun dari tidurnya.

"Ngantuk, Yang. Posisi, sudah enak banget loh ini" rengek Hadi mencoba melanjutkan tidurnya kembali.

Melihat itu membuat Nana geleng kepala dan duduk di samping Hadi yang masih kosong, "sayang, mandi yuk" ajak Nana membujuk suaminya itu dengan mengelus kening Hadi.

"Mandi dulu habis itu boleh deh tidur lagi" sekali lagi nana mencoba membujuk suaminya ini seperti membujuk Raka yang malas kalau disuruh mandi.

"Mending sini aja kamu tidur sama Mas" jawab Hadi menarik tangan Nana.

Alhasil kini Nana sudah tidur di samping Hadi, dan Hadi sendiri tidak tinggal diam. Dia langsung memeluk tubuh istrinya agar tidak lepas.

"Nah ginikan enak, Mas kangen tau moment berdua begini" bisik Hadi yang sudah memposisikan kepalanya di tempat ternyamannya, yah di dada Nana.

Dia selalu suka di posisi ini. Karena dia bisa merasakan debaran jantung Nana yang selalu sama seperti diawal mereka nikah, bisa merasakan kehangan pelukan Nana, Dan yang terpenting ada empuk-empuknya.

"Bau ih. Gaya banget kangen" jawab Nana memainkan tangannya dirambut Hadi dan mengelus-ngelus kepala suaminya.

"Benaran kangen, Yang, Mas itu kangen kita mesraan kayak begini" balasnya manja.

A Perfect Father (REVISI) - ((SEASON-02 / ARKANA))Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang