2. Permintaan🍬

89.6K 3.9K 64
                                    

Hadi masuk ke dalam rumah dengan tergesa-gesa, agar bisa segera menemuin anaknya dan bertanya siapa wanita yang bersama anaknya tadi itu dan ada hubungan apa mereka sampai bisa berpelukan erat seperti seorang anak dan Ibu.

Selama di mobil tadi, Hadi melihat jelas apa yang Raka dan Nana lakukan. Mereka kelihatan begitu akrab, tapi sayang Hadi tidak bisa mendengar pembicaraan yang mereka obrolin karena mobil yang Hadi gunakan menggunakan kaca yang membuat mobilnya kedap suara.

Jujur saja selama dia menyaksikan interaksi dua orang itu membuat Hadi sedikit merasa senang, pasalnya itu pertama kalinya Raka bisa dekat dengan orang lain selain keluarganya sendiri. Tapi Hadi juga merasa sedikit kesal sekaligus sedih, karena ada orang lain yang menarik perhatian anaknya itu.

Sampai di depan pintu kamar itu, tanpa permisi atau mengetuk terlebih dahulu, Hadi langsung melongos masuk begitu saja.

Raka yang sedang menukar seragam sekolahnya sempat menoleh sebentar ke arah Papanya, tapi dengan santai dan tanpa izin Hadi langsung mendudukkan bokongnya di atas ranjang kesayangan Raka, tanpa bicara apapun.

Raka yang melihat itu melanjuti kembali kegiatannya yang sebelumnya sempat tertunda karena ulah Papanya itu. Kini dia sudah berganti pakaian menggunakan kaos rumahan yang bertuliskan 'London'. Kaos pertama yang didapatnya dari Neneknya yang tinggal di Inggris. Nenek dari Ibu, Mamanya.

"Tumben Papa jam segini sudah pulang?" Tanya Raka yang akhirnya memilih bertanya lebih dulu pada Papanya yang sekarang sedang menatapnya dengan tatapan yang sulit diartikan.

Jelas hal itu membuat Raka mengerutkan keningnya, bingung dengan apa yang dilakukan Papanya saat ini.

Hadi yang mendengar pertanyaan anaknya itu tak langsung menjawab. Dia menghempaskan badannya di atas ranjang empuk yang berukuran untuk dua orang tersebut.

Setelah dirasanya masih tidak nyaman, Hadi kembali menegakkan badannya keposisi duduk. Hal itu membuat Raka sedikit menaikkan alisnya sebelah, menatap heran dengan kelakuan Papanya itu.

Hadi menatap anaknya kembali dari atas sampai bawah. Raka yang ngerasa di lihatin seperti itu kembali mengertukan keningnya.

Belum sempat Hadi menjawab pertanyaan anaknya tadi, Raka kembali bertanya "Papa kenapa?" Tanyanya yang masih memilih berdiri disisi depan Papanya itu.

Hadi menarik nafasnya dalam lalu diam sebentar "enggak kenapa-kenapa, lagi banyak pikiran saja" Jawabnya dengan melebarkan senyumnya. Berusaha agar terlihat santai.

Raka mengangguk lalu memilih duduk di atas ambal yang ada di samping ranjangnya dan menoleh pada Papanya kembali "jangan terlalu banyak pikiran, Pa. Nanti sakit" ucapnya yang merasa khawatir.

Hadi tersentuh. Satu kalimat dari anaknya yang mampu menghangatkan perasaannya. Diapun ikut duduk di ambal, di samping Raka.

Diacaknya rambut anaknya itu dengan penuh sayang "terima kasih sudah mengkhawatirkan Papa" sahutnya dengan senyum lembut penuh kasih sayang yang membuat Rakapun ikut tersenyum sebelum mulai sibuk dengan stick PS ditangannya.

"Raka, Papa mau nanya sesuatu. Boleh, enggak?" Tanyanya.

Raka noleh sebentar sebelum kembali pada layar TV "nanya apa, Pa?" Jawabnya.

A Perfect Father (REVISI) - ((SEASON-02 / ARKANA))Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang