01. Daily

604 52 19
                                    

Bipbipbip bipbipbip.

"Ugh..." Dengan malas aku menekan tombol yang berada di jam alaram sembari mengintip sedikit angka-angka yang ditunjuk oleh jarum.

Jam 07.00, sepertinya aku bangun terlalu pagi.

Aku bangkit kedalam posisi duduk selama beberapa detik lalu beranjak menuju kamar mandi. Tentu saja jaket dan celana yang tidak begitu panjang maupun pendek menjadi pilihanku.

Sebelum berjalan untuk memasak sarapan, aku menyalakan televisi untuk sekedar mendengar berita pagi ini. Mungkin saja akan ada badai nantinya? Entahlah siapa yang tahu?

"Selamat pagi."

Pagi~

"Berita utama pada hari ini adalah hilangnya para viribus dari hutan praesidium."

Eh? Mereka makhluk yang katanya kuat banget kan?

"Masih belum diketahui alasan dibalik semua ini. Para petinggi masih mengupayakan segala cara sekaligus mencari tau apa yang sebenarnya sedang terjadi."

Untung saja para petinggi lebih dari satu. Nah saatnya memakan roti isi telur~

"Untuk cuaca pada hari ini diperkirakan cerah di setiap kota."

Yes!

"Tetapi di kota purpura diharapkan bersiap dengan adanya hujan badai."

Yaah... tak bisa ke kota ungu itu deh... mungkin aku akan menghabiskan waktu di bukit itu. Sebelumnya berjalan-jalan di sekitar kota deh, sekalian belanja.

"Baik, terimakasih atas beritanya." Aku mematikan televisi di depanku dan bersiap untuk beranjak dari rumah kecilku ini.

Sebelum meninggalkan rumah, aku mengunci pintu rumah hanya untuk jaga-jaga walaupun tak ada benda berharga di dalam rumah ini.

"Selamat pagi Revia, kau memilih berjalan kaki huh?" sapa Dona salah satu tetanggaku.

"Tentu saja, karena berjalan kaki sekali-kali tidaklah buruk." Aku tersenyum senang.

"Bukan sekali-kali, tetapi kau hampir setiap hari berjalan kaki. Kau sedang menyia-nyiakan kekuatanmu huh?" tanya Dona yang membuatku tertawa pelan.

"Tenang saja aku tidak menyia-nyiakan, hanya menghemat tenaga untuk keadaan yang gawat. Aku pergi dulu," pamitku padanya sambil melambai.

"Seharusnya kau memakai kekuatanmu karena kau punya. Sudahlah, hati-hati ya." Dona tersenyum sambil melambai.

Baiklah itu cukup menusuk dan aku merasa tak enak pada Dona yang tak mempunyai kekuatan.

"Selamat pagi Revia," sapa pak Tobby.

"Selamat pagi pak Tobby."

"Lagi-lagi berjalan kaki ya?" tanya Bu Qineta si penjual bunga.

Aku tertawa pelan. "Jika tak berjalan kaki maka aku tak dapat melihat bunga-bunga yang indah ini bukan?"

"Kau ini, ah ambil saja ini untuk hiasan rumahmu." Bu Qineta menyerahkanku seikat kecil bunga yang berwarna pink dan putih.

"Baiklah, terimakasih bu Qineta," ucapku sambil memeluk bu Qineta.

"Sama-sama, kau sudah menjadi bagian keluarga nak," kata bu Qineta sambil mengelus pipiku penuh sayang.

Aku tersenyum senang lalu berpamitan padanya. Disini adalah kota kecil yang mempunyai berbagai tumbuhan, tanaman obat maupun hias tumbuh dengan bebasnya. Orang-orang yang tinggal dikota ini pun seakan-akan telah menjadi keluarga besar.

Free IndefinitelyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang