Bipbipbipbip bipbipbip.
Plek.
Aku menarik dan melihat waktu yang ditunjukan di jam kecil itu. Masih banyak waktu sebelum waktu kerjaku. Saatnya bersiap, agar bisa menikmati waktu pagi.
Aku terdiam di semburan air shower. Entah mengapa berita mengenai para makhluk keramat itu kembali terngiang dikepalaku. Hal itu tidak akan terjadi padaku... kan?
Tidak-tidak. Aku tak boleh memikirkan itu. Sekarang harus bersiap sebelum akhirnya datang terlambat.
Setelah selesai aku menyiapkan barang bawaan yang akan aku bawa, tentu saja tidak banyak. Tak lupa kembali menyalakan televisi untuk mendengar berita sembari memasak sarapan seperti biasanya.
"Berita kali ini dimulainya dengan kabar mengenai penyerangan kembali dari negeri tetangga. Kabarnya mereka telah menyerang beberapa rumah di kota Diacres."
Eh?! Itukan... dekat... sini.
Aku menatap televisi tak percaya dan ternyata gambar yang ditampilkan adalah kota sebelah. Apakah mereka akan kemari?
"Dimohon untuk para warga di kota sekitarnya mohon berhati-hati dengan penyerangan selanjutnya."
Sebenarnya ada apa? Membuat orang tak tenang saja... Oh gosong!
"Lalu untuk cuaca hari ini diramalkan akan cerah seutuhnya, tetapi mohon berhati-hati dengan angin kencang yang berhembus dari arah barat."
Aku mematikan televisi, termenung sejenak. Walaupun semua itu tak ada hubungannya denganku, tetapi mengapa aku merasa tak tenang?
Aku menatap sarapan yang kini siap untuk dihidangkan. Apa daya diriku ini yang sedang tak ingin menyantap apapun. Aku putuskan untuk membawa makanan ini ke tempat kerja, memakannya saat keinginan makanku kembali muncul.
.........
Klek.
Aku meletakkan kunci rumah ini di kantung kecil di tas yang aku bawa sekarang. Perasaan tak tenang ini terus menerus menyantol di pikiranku. Semoga saja ini hanyalah orang iseng belaka yang mencari sensasi. Pengangan di tas aku eratkan mencoba membuyarkan segala pikiran negatif dengan langkah yang terus berjalan ke arah tangga.
"Revia?"
"Wuah!"
"Aah!"
"Huh.. oh... Dona?" tanyaku bingung.
Dona mengelus dadanya perlahan. "Ada apa denganmu? Mengapa pagi sekali? Lalu mengapa kau kaget?"
Aku menggeleng cepat. "Hanya ada beberapa yang aku pikirkan."
"Mengenai penyerangan mendadak itu?"
Aku mengangguk lemah lalu menunduk. Padahal bunda Elly menyuruhku untuk tetap kuat dan tegar.
Usapan pelan aku rasakan di bahuku, saat mengangkat wajahku dapat terlihat Dona tersenyum lembut. "Tenanglah, semua akan baik-baik saja."
Aku tertegun, serasa seperti semua beban mengenai berita tadi terhempas begitu saja. Senyumku mengembang, aku mengangguk kepalaku ceria.
Senyum Dona terlihat lebih lebar. "Mengapa kau tak memakai sayapmu untuk cepat menuju tempat kerjamu?"
Aku menggeleng. "Tidak perlu, hanya dengan lari sudah sampai dengan cepat. Aku pergi dulu, sebelum terlambat. Ngomong-ngomong terima kasih banyak," ucapku kembali tersenyum tetapi kini lebih lebar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Free Indefinitely
FantasiDengan sihir yang bisa membuat sayap tetapi di ramalkan bisa menengahi pertarungan sengit antar negara. Sebenarnya apa yang harus di lakukan? Bahkan menerima kenyataan pahit yang harus di tanggung demi melancarkan apa yang diramalkan itu. Sampai...