Revia POV
Aku meletakkan koper besar yang berisikan bajuku di depan sebuah toko. Tanganku merogoh kunci yang ada di kantung rokku. Bunyi pintu yang tidak lagi terkunci membuatku mendorong pintu itu perlahan.Debu, debu yang sangat tebal.
Mataku melihat ke dalam ruangan dari daun pintu. Beberapa meja dan kursi tertata di tempat ini dengan rapi dan etalase yang berdiri kokoh, membatasi ruang satu dengan yang lainnya. Walaupun seperti tempat makan, setidaknya berjualan roti di tempat yang seperti ini tidaklah buruk.
"Hsim! Hsim!"
Aku melihat Ethan dan tertawa pelan sambil mengelus bulunya. "Bahkan hidungmu yang sekarang tidak tahan dengan debunya ya?" tanyaku sambil menunjuk hidungku sendiri.
"Woof!" Ethan bersuara ceria dalam tubuh anjingnya. Siapa lagi yang mengubah Ethan selain Lora? Dia melakukan banyak hal.
#Flashback On
"Alasan aku menutup semua ingatan orang-orang mengenai dirimu karena kau harus pergi dari sini," kata kak Lora dengan tatapan sendu ke bawah.
"Pergi... dari sini?" tanyaku bingung.
"Aku sudah mencoba berbagai hal yang memungkinkan agar setidaknya negara ini tidak terpecah. Setidaknya aku sudah mencobanya dengan beberapa orang."
"Beberapa?" tanyaku yang ragu saat melihatnya menundukkan kepalanya.
"Yah... sebagaian besar dari negara ini dan sebagian kecil dari lainnya," ucapnya pelan.
"APA?!?! BAGAIMANA CARANYA?!" seruku kaget.
"Mungkin... mirip seperti menjelajah waktu. Tetapi tubuh asliku masih ada di sini," jelas kak Lora sambil mengalihkan pandanganya dariku.
Aku menatap bayangan diriku dari cangkir teh yang berada di depanku, dengan meja kecil yang masih menopang gelasku dan gelas kak Lora yang saling berhadapan.
"Jika... jika saja mereka masih mengingatmu, maka kau tak bisa ke negeri sebelah."
"Negeri sebelah? Negeri hitam yang dulunya adalah kerajaan yang sama?" tebakkku bingung.
Kak Lora mengangguk. "Kau benar dan bukankah kau tau mengenai perselisihan negeri ini? Kalau saja mereka mengetahui bahwa kau berasal dari negeri ini, mereka bisa langsung mengusirmu atau lebih buruknya akan mati di tempat."
"Ya, aku tahu mengenai hal itu," ucapku pelan.
"Maafkan aku," ucap Lora pelan.
"Ini bukan salah--."
"Tidak, bukan itu," potong Lora cepat yang membuatku menatapnya bingung.
Lora menatapku sedih, seakan-akan air matanya akan keluar. "Setelah ini mungkin, tidak bukan mungkin, kau akan sangat menderita. Sangat-sangat menderita," ulang Lora yang menggenggam kedua tangannya erat.
"Ba-baiklah, kau tak perlu mengulang perkataanmu, kak Lora," kataku mencoba menghiburnya tetapi aku rasa itu sama sekali tidak berhasil.
"Padahal... jika kau tidak mengalami hal ini setidaknya kau bisa jatuh cinta."
Aku tersentak dan dapat aku rasakan wajahku sangat panas. Mulutku rasanya ingin melontarkan kata-kata terkejutku tetapi aku telan lagi, melihat air yang menetes dari balik poni kak Lora.
Aku sedikit menunduk. Dari awal memang tidak ada yang aku harapkan menganai percintaan, jadi itu bukanlah masalah untukku. Tetapi jika saja.... "Untung saja ya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Free Indefinitely
FantasyDengan sihir yang bisa membuat sayap tetapi di ramalkan bisa menengahi pertarungan sengit antar negara. Sebenarnya apa yang harus di lakukan? Bahkan menerima kenyataan pahit yang harus di tanggung demi melancarkan apa yang diramalkan itu. Sampai...