Lora berjalan dengan sedikit tergesa-gesa ke istana yang megah. Para pengawal membiarkan Lora masuk begitu saja setelah melihat tatapan memohon Lora yang tidak pernah di tampakkan sebelumnya. Kakinya kini sudah menapaki ruangan singgasana Raja yang megah.
"Hm? Bukankah kau adalah peramal?" tanya seorang pria melirik dari balik kertas di tangannya.
"Salam Yang Mulia Raja Fredric, maafkan kedatangan saya yang mendadak ini," kata Lora yang bersujud dengan sebelah kaki menopang tubuhnya.
Raja Fredric langsung merasakan adanya ketidak beresan. Sebelah tangannya memberikan kembali kertas kepada ajudannya dan memberi isyarat agar ia sedikit menepi. "Bangunlah, katakan apa yang akan terjadi ke depannya," kata Fredric dengan suara tenangnya menggema di ruangan itu.
Lora cukup kaget mendengar pernyataan Fredric tetapi ia tetap berusaha tenang agar semuanya bisa ia jelaskan dengan baik. Sembari menaikan tubuhnya, ia menarik dan menghembuskan nafas untuk menenangkan diri dan juga memikirkan kembali apa saja yang akan ia ungkapkan.
"Peperangan yang sebenarnya akan terjadi, bukan peperangan yang sama seperti sebelumnya," jelas Lora dengan tatapan serius.
"Apa maksudmu? Bukankah Negara Agraocia yang datang ingin mengambil para vibirius agar bisa menaklukkan dunia?" tanya Fredric bingung. Itu adalah kabar yang ia dapatkan.
"Maaf kelancangan saya Yang Mulia, tetapi semua itu tidaklah benar. Itu semua adalah taktik Negara Relan untuk menguasari negara Ybiravia dan negara Agraocia. Di luar itu, semua kembali kepada keogisan leluhur mereka. Saya takut ini akan menghabiskan banyak waktu untuk mejelaskan dari awal. Tetapi Yang Mulia, yang ingin saya katakan musuh kita tidaklah sama seperti sebelumnya. Musuh yang sekarang adalah musuh bagi tiga negara," jelas Lora masih dengan tatapan yang sama.
"Tiga negara? Negara Ybiravia, Agraocia, dan Relan?" tanya Fredric karena hanya tiga negara itu saja yang ada di benua ini.
"Itu benar Yang Mulia, tolong berikan perintah anda," kata Lora yang langsung bersujud di tempatnya. Tentu saja sebagai seorang Raja yang baik, ia tidak ingin menyesatkan para rakyatnya dengan apa yang tidak ia percayai.
"Saya juga memohon akan hal itu Yang Mulia." Fredric dan Lora melihat ke pintu dan Sylog berjalan mendekati Lora dengan senyuman kecil.
"Kakak?" panggil Lora bingung.
"Sebagai seorang kakak yang sudah melihat Lora tumbuh, saya mempercayai kata-kata Lora. Dia tidak akan berbicara kebohongan," kata Sylog yang berlutut dengan sebelah kaki dan menundukkan kepalanya hormat. "Tolong, berikan perintah anda Yang Mulia."
Fredric kembali memikirkan apa yang harus ia lakukan. Selama ini ia selalu berpikir bahwa negara saudaranya sangat membenci negara ini karena tidak adanya hubungan diantara mereka.
"Tolong bantu Revia."
"Revia?" tanya Fredric dengan wajah bingung.
"Dia adalah--"
"Dimana dia sekarang?"
"Apa?" Lora kaget melihat wajah cerah Fredric.
"Sudah lama aku tidak melihatnya. Sayang sekali saat itu aku tidak bisa membantu dan saat mencarinya ia tidak ada di rumahnya yang sudah hangus. Dimana dia sekarang? Bagaimana keadaan Revia kecil yang imut itu?" tanya Fredric dengan wajah bahagia, sampai ia berdiri dari duduknya.
Lora bungkam. Menurut pengelihatannya yang pernah ia lakukan, saat ini Revia sedang melawan monster besar itu mati-matian. Melihat kedua alis Lora yang menekuk turun Fredric bisa mengetahui sedikit maksud Lora.
KAMU SEDANG MEMBACA
Free Indefinitely
FantastikDengan sihir yang bisa membuat sayap tetapi di ramalkan bisa menengahi pertarungan sengit antar negara. Sebenarnya apa yang harus di lakukan? Bahkan menerima kenyataan pahit yang harus di tanggung demi melancarkan apa yang diramalkan itu. Sampai...