Seorang anak laki-laki menatap kosong sungai di depannya. Tiba-tiba suara semak-semak membuatnya menoleh dan muncul seorang gadis sekitar umurnya.
Mereka saling bertatapan selama beberapa detik tanpa bergerak.
"Siapa kau?" tanya gadis itu.
Anak laki-laki itu hanya diam sambil melihatnya.
"Namamu siapa?" tanya gadis itu lagi.
Anak laki-laki itu tetap diam, bahkan tidak berkutik.
"Aku Revia."
"Virgilio," kata anak laki-laki itu pada akhirnya.
.....
Kedua tangan mungil itu saling bergandengan dengan Revia yang menarik Virgilio. Tak lama sampailah mereka berdua di sebuah rumah sederhana dengan balkon di bagian belakang ruah, sekaligus menghubungkan dengan hutan di dekat sana.
Seorang wanita yang merupakan ibu Revia, Latice menyadari kembalinya Revia dengan seorang anak laki-laki di belakangnya.
"Revia, siapa itu?" tanya Latice sambil mendekati Revia.
"Virgilio!" kata Revia yang mendekati seruan.
"Salam kenal Virgilio," sapa Latice sambil tersenyum yang di balas anggukan dari Virgilio. "Kalian bertemu di dalam hutan?" tanya Laice lagi kepada anaknya.
"Iya. Dia berdiri di dekat sungai," kata Revia sambil menunjuk ke belakangnya.
Latice melihat ke arah Virgilio. "Mengapa kau bisa sampai di hutan?" tanya Latice tetapi Virgilio mengalihkan wajahnya dari Latice. Hal itu membuat Latice menghembuskan nafasnya pasrah.
"Wah, ada apa ini?" tanya ayah Revia, Kurtez yang baru saja pulang.
Revia menunjukkan senyum lebarnya dan langsung berlari menghampiri ayahnya. Kurtez langsung bersiap mengangkap Revia dan mengendong purtrinya itu.
"Ini Virgilio dan Revia bertemu dengannya di hutan," kata Latice yang memegang kedua pundak Virgilio yang langsung kaku di tempatnya.
Kurtez melihat Virgilio bingung lalu melihat putrinya. "Revia bertemu dengannya lalu langsung menarik ke sini huh?"
"Iya! Revia yang menarik Virgilio ke sini!" seru Revia semangat.
"Wah kecil-kecil sudah nyulik anak orang aja, sini ayah kasih hukuman ya," kata Kurtez yang langsung menggelitiki Revia yang membuat Revia menjerit geli.
Latice melihat Virgilio yang menyaksikan kegiatan anak-ayah itu dalam diam. "Ayo masuklah, di luar semakin dingin," kata Latice dengan senyuman.
Virgilio melihat Latice sejenak sebelum akhirnya mengangguk dan membiarkan wanita itu mendorongnya pelan masuk ke dalam rumah.
Di dalam Revia mengajak Virgilio bermain permainan sederhana yang di lakukan di dalam rumah (anggep aja kayak bekel, congklak, dll). Bahkan Revia tanpa malu menunjukkan buku cerita kesukaannya dan bergaya ala putri di depan Virgilio.
Revia menunjukkan aksi memanjatnya di dalam rumah yang berhasil membuat amarah datang dari Latice. Tanpa sadar senyum tipis di tunjukkan oleh Virgilio. Kurtez juga ikut bermain dengan kedua anak itu sampai makan malam.
Mereka berempat akhirnya menikmati makan malam yang dimasak oleh Latice. Kurtez mulai menceritakan pengalaman saat bekerja yang membuat Revia terlihat sangat menghayati cerita Kurtez.
KAMU SEDANG MEMBACA
Free Indefinitely
FantasíaDengan sihir yang bisa membuat sayap tetapi di ramalkan bisa menengahi pertarungan sengit antar negara. Sebenarnya apa yang harus di lakukan? Bahkan menerima kenyataan pahit yang harus di tanggung demi melancarkan apa yang diramalkan itu. Sampai...