(13) I MISS YOU

7.3K 456 72
                                    




(13)

I MISS YOU

























  Reomrom Han present^^








  Malam itu, suasana rumah Jina terlihat sangat sepi seperti biasanya, rumah besar itu memang hanya di huni Jina beberapa tahun belakangan ini, setelah ayah dan ibu nya memutuskan untuk bercerai.

  Setelah perceraian itu, Ayah Jina kembali ke China --tempat asalnya-- , sedangkan ibunya menyibukkan diri dengan bisnisnya di jepang, awalnya Jina asing dengan situasi ini, Ia kesepian, sendiri, di rumah, sampai membuatnya menjadi gadis yang sedikit memberontak, Ia butuh perhatian lebih, dan Ia sudah berhasil melakukannya, seisi sekolah tidak ada yang tidak tau Jina, bahkan sekarang Ia sudah berkuliah pun situasi nya tetap sama, Han Jina tetap menjadi pentolan.

  Ah, Jina jadi rindu kuliah, padahal baru beberapa hari dia libur, dan --padahal biasanya Jina malas.

  Cklek.

  Pintu rumahnya terbuka, dan seorang laki-laki yang sekarang menemaninya muncul dari sana.

  "Hanbin!!" pekiknya senang, seperti seorang anak kecil yang menanti ayahnya pulang kerja.

  Kehadiran Hanbin membuat Jina seribu kali lebih baik dari biasanya, Ia tidak sendiri lagi di rumah besar itu, sesuatu yang sering Ia ucapkan di malam natal akhirnya terkabul, kehadiran seseorang yang menemaninya dalam sepi, dan seseorang itu adalah Hanbin, Tuhan memberinya Hanbin dalam doa itu.

"Hmm, kau belum tidur?" tanya Hanbin berjalan menuju kamar mereka sambil melonggarkan dasi yang mencekik lehernya seharian ini.

  Jina mengikutinya dari belakang, meninggalkan televisi yang sejak tadi sore menemaninya di ruang tengah.

  "Aku menunggumu!" ujar Jina gemas, Hanbin itu tidak peka atau bagaimana sih, mereka kan sudah menikah sekarang, mengapa Ia hanya bertanya 'kau belum tidur?' ckk harusnya Hanbin memeluknya, atau memberinya ciuman manis, aduh Jina! Kau tau Hanbin, memangnya kau berharap apa.

  "Tidak perlu menungguku," sahut Hanbin lagi.

  "Huft, kau itu jahat sekali sih!" gerutu Jina melemparkan tubuhnya pada kasur, sedangkan Hanbin tidak menyahuti lagi, Ia sibuk mempersiapkan dirinya untuk mandi.

  Tidak butuh waktu lama, Hanbin sudah keluar dari kamar mandi dengan bathrobe nya dan handuk kecil yang Ia letakan di lehernya, sesekali mengusap rambutnya yang basah dengan handuk itu.

  Jina masih tengkurap di kasur mereka dengan gumaman-gumaman kesal yang masih terdengar oleh Hanbin.

  "Aku merindukanmu seharian ini," gumamnya pelan.

  "Aku tuh kesepiannnn," ujarnya lagi masih dengan nada pelan.

  "Dasar laki-laki,"

  "Kim Hanbin menyebalkan,"

  "Seperti monyet!"

  Jina terbangun dari tidurnya saat indra penciumannya menangkap wangi yang begitu semerbak, jadi sejak tadi Ia tidak sadar jika Hanbin sudah keluar dari kamar mandi.

  "Hanbin, aku merindukanmu!" ujarnya kesal, dan bertambah kesal karena Hanbin tidak menyahutinya untuk sekedar menjawab 'aku juga' atau apapun, pria itu malah sibuk dengan lemari bajunya.

DESSERT ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang